Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Salatiga

Yulianto Sebut TBC Lebih Mematikan dari Virus Corona, Risiko Kematian 60 Banding 5 Persen

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah menyebut penyakit Tuberculosis (TBC) lebih mematikan dari virus Corona (Covid-19).

Penulis: M Nafiul Haris | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Mamdukh
Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo saat ditemui Rabu (29/1/2020) 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah menyebut penyakit Tuberculosis (TBC) lebih mematikan dari virus Corona (Covid-19).

Atas hal itu, masyarakat diminta tidak terlalu panik menghadapi penerapan new normal ditengah pandemi Covid-19.

Kepala Dinkes Provinsi Jateng Yulianto Prabowo mengatakan dari tingkat risiko orang tertular TBC kematian di angka 60 persen. Sedangkan virus Corona hanya berkisar 3-5 persen.

DPRD Kota Semarang Mewanti-wanti Pelayanan Tiket di Tempat Wisata Jangan Terlalu Lama

Viral Video Bocah Naik Motor Menangis Dihentikan Polisi di Ungaran, Makin Keras Saat Kunci Diambil

Paman yang Cabuli Keponakan Hingga Hamil 8 Bulan di Banyumas Terancam 15 Tahun Penjara

Antisipasi Pembakaran Bendera Partai, Massa PDIP Kawal Unjuk Rasa Tolak RUU HIP di Banyumas

"Tapi memang negara-negara berkembang ini kasusnya cenderung tinggi Indonesia menduduki peringkat kedua setelah India. Faktor lain karena jumlah penduduknya sangat tinggi," terangnya kepada Tribunjateng.com, di Pendowo Pakuwon Setda Salatiga, Jumat (26/6/2020)

Menurut Yulianto, akibat menderita penyakit TBC jumlah orang meninggal juga lebih banyak.

Selain TBC, HIV/AIDS penderitanya juga tinggi hanya saja penderita itu harus terus dicari dan baru kemudian diobati.

Ia menambahkan, angka kematian dari TBC di Indonesia terjadi sekitar 67.000 kasus per tahun.

Sementara, pada tahun 2018 diperkirakan 845.000 penduduk Indonesia jatuh sakit karena TBC.

"Sehingga masalah TBC ini juga menjadi persoalan endemis kita yang musti diselesaikan tidak hanya virus Corona. Maka adanya gerakan Jogo Tonggo diharapkan nanti semakin membuat masyarakat sadar," katanya.

Dikatakannya, dari seluruh wilayah di Jateng rata-rata banyak ditemukan kasus TBC terutama daerah dengan jumlah penduduk tinggi dan suhunya dingin.

Pihaknya menyatakan, terkait epidemologi penyakit yang sifatnya mematikan dipengaruhi banyak faktor. Hanya saja, lingkungan dan kesadaran masyarakat paling menentukan.

"Karenanya dengan banyaknya orang sadar memakai masker, mencuci tangan harapannya mengurangi pandemi apapun. Kemana-mana mengenakan masker itu telah menghalau banyak penyakit akibat virus," ujarnya (ris)

Massa Koalisi Masyarakat Pancasila Anti Komunis Banyumas Raya Gelar Aksi Tolak RUU HIP

Sosialisasi Jogo Tonggo ke Kades dan Camat se-Sragen, Dinkes: Tiap Hari Harus Bikin Laporan

Dana Tabungan Haji Dimanfaatkan Bangun Kantor Pusat Layanan Haji dan Umroh Terpadu di Sragen

Menuju New Normal, Dinkes Jateng Serahkan Bantuan Jogo Tonggo Kit untuk 23 Kelurahan di Salatiga

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved