Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pendidikan

Pendidikan Maritim Hadapi Era Digital, Mahasiswa Harus Pahami Instrumen Berbasis Komputerasi

Sektor maritim Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0 yakni dengan memanfaatkan teknologi informasi. 

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar
Tangkapan layar
Tangkapan layar Direktur Pendidikan Tinggi dan Vokasi Kemendikbud, Benny Bandanadjaja memberikan penjelasan terkait peningkatan SDM. 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG- Sektor maritim Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0 yakni dengan memanfaatkan teknologi informasi. 

Agar tidak ketinggalan dengan kebutuhan industri maritim, sumber daya manusia dari perguruan tinggi juga harus selaras.

Yakni menciptakan lulusan unggul dan menguasai teknologi digital. 

"Sebuah pertanyaan besar patut dipertanyakan kepada pendidikan tinggi kemaritiman kita. Apakah kita siap menjawab tantangan era digitalisasi di bidang transportasi laut ini?" kata Direktur Politeknik Bumi Akpelni (PBA), Capt Cahya Fajar Budi Hartanto, saat seminar nasional secara virtual, Sabtu (11/9/2021). 

Pendidikan tinggi vokasi seperti PBA, didirikan dengan tujuan menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu. 

Baca juga: Geger Geden Lur! Korban Dugaan Arisan Bodong Geruduk Pernikahan Pelaku di Mojosongo Solo

Baca juga: Mahasiswa Angkat Suara soal Kuliah Tatap Muka, Ada yang Sejak Awal Kuliah, Belum Pernah ke Kampus

Baca juga: Workshop Pembuatan Komik Diminati Anak Muda Banyumas, Bupati Sebut Akan Buat Comic House

Dengan keahlian terapan tersebut, maka lulusan perguruan tinggi vokasi dapat bersaing untuk mengisi peluang kerja baik nasional maupun internasional. 

Dalam 3rd National Seminar on Maritime and Interdisciplinary Studies (NSMIS) yang diselenggarakan Politeknik Bumi Akpelni ini mengangkat tema terkait kesiapan pendidikam tinggi kemaritiman dalam menjawab tantangan di era digitalisasi bidang transportasi laut. 

"Digitalisasi di sektor teknologi kemaritiman merupakan keniscayaan. Seperti kata Presiden Jokowi, saatnya menghadapi lautan, selama ini memunggungi lautan," ujarnya. 

Pendidikan tinggi maritim, kata dia, harus sudah siap menjawab tantangan digitalisasi. Dalam seminar ini diharapkan para peserta bisa belajar dari narsum. 

Konsep link and super match merupakan wujud nyata kemaritiman.

Sehingga lulusan bisa terserap di dunia kerja terutama transportasi angkutan laut. 

Peserta webinar ada lebih dari 500 peserta yang terdiri dari kalangan pendidikan kemaritiman di level pendidikan tinggi dan menengah. Serta stakeholder di bidang transportasi laut semisal jajaran di Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), asosiasi terkait, dan para profesional atau praktisi kemaritiman. 

Sementara, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Emas Semarang, M Tohir yang menjadi narasumber menyatakan, pada Revolusi Industri 4.0 terjadi disrupsi digital atau era instrumen berbasis komputerasi dan teknologi. 

"Manusia berperan pengontrol teknologi canggih. Ini tantangan perguruan tinggi, menyiapkan SDM sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman," ucap Tohir. 

Pasalnya, era digital memberikan dampak luas pada industri perkapalan, pelayaran, dan jasa pelabuhan. SDM dituntut menyesuaikan dengan situasi perkembangan di lapangan. 

Perkapalan dilengkapi teknologi mesin dan software canggih. Ada tiga hal yang penting dalam digitalisasi, komputerasi canggih, operasi keselamatan kapal, dan pengeluaran energi. 

"Dituntut semua pribadi siap, adaptif kemajuan digital, harus menyelaraskan kebutuhan kerja, baik bekerja di pelabuhan atau perwira di atas kapal," ucapnya. 

Tohir pun membeberkan sejumlah teknologi atau aplikasi yang digunakan dalam keperluan pelayanan transportasi laut. 

Dalam seminar yang mempertemukan pendidik, regulator, user, dan mahasiswa tersebut terungkap bahwa peluang kerja selalu terbuka bagi seseorang. Terutama yang memiliki kompetensi pengetahuan, keahlian, nilai, dan perilaku sosial, konsep diri, karakteristik pribadi serta motivasi yang kuat. 

"Teknologi informasi meningkatkan kinerja. Teknolgi berkembang semisal internet, mobile berupa handphone, cloud atau penyimpanan big data terkumpul dalam tempat yang sama. Ini membawa sebuah gangguan kalau tidak bisa beradaptasi. Mereka akan ketinggalan," imbuhnya. 

Seiring dengan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dimana hak belajar 3 semester di luar program studi adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan baik soft skill maupun hard skill. 

Hal itu agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman dan menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan. 

Direktur Pendidikan Tinggi dan Vokasi Kemendikbud, Benny Bandanadjaja menuturkan dalam era disrupsi digital, intensif pada pengetahuan dengan keterampilan tinggi. 

"Dalam inovasi disruptif, membutuhkan kolaborasi, kolaborasi massal, tidak terbatas dan fleksibel," kata Benny. 

Menurutnya, ada sejumlah literasi dan softskill yang dibutuhkan pada era Revolusi Industri 4.0 ini. 

Yakni literasi dasar yang terdiri dari baca tulis, berhitung, sains, digital, keuangan, budaya dan kewarganegaraan. 

"Kenapa baca tulis dibutuhkan, dalam era teknologi digital, sesuatu datang cepat dan kita harus mempelajari dengan cepat. Caranya dengan membaca bagaimana menggunakan teknologi atau aplikasi tersebut," jelasnya. 

Selain literasi dasar, dibutuhkan juga kompetensi semisal berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. 

Begitu juga kemampuan karakter, yang terdiri antara lain rasa ingin tahu, inisiatif, kegigihan, adaptif, kepemimpinan, kepeduliaan sosial dan budaya. 

Baca juga: Antisipasi Kecelakaan Berulang, Dishub Kota Semarang Akan Pasang Rambu di Sigarbencah Semarang

Baca juga: Peserta P3K Kota Semarang Tak Perlu Rogoh Kocek untuk Tes Swab Antigen, Dinkes Beri Fasilitas

Baca juga: BAIS TNI - Kodim Boyolali Gelar Serbuan Vaksinsi di Banyudono Boyolali, Sasar Lima Desa

"Orang akan terganggu dengan era digitalisasi ini, terutama mereka yang tidak adaptif. Yang sudah adaptif, tentunya terbantu dengan adanya teknologi digital," ujarnya. 

Seminar juga menghadirkan pemateri I Manager Crewing PT Samudera Daya Maritim, Capt Suarniati; pemateri II Direktur SDM PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), Edi Priyanto; dan pemateri III, Kabid Pendidikan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut (PPSDMPL), Dr Capt Tri Cahyadi. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved