kominfo kota pekalongan
Marak Pelecehan Seksual Anak di Bawah umur, Wali Kota Pekalongan Aaf : Orangtua Perketat Pengawasan
Maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur, membuat semua pihak termasuk orangtua selalu khawatir dan waspada
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur, membuat semua pihak termasuk orangtua selalu khawatir dan waspada.
"Saya rasa perlu hati-hati dan peran pengawasan dari semuanya, terutama orangtua."
"Kita memiliki tanggungjawab untuk memantau setiap aktivitas anak, sehingga dapat menjauhkan mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, Selasa (17/1/2023).
Menurutnya, banyak hal yang menjadi pemicu terjadi kasus-kasus pelecehan terhadap anak dibawah umur, mulai dari faktor lingkungan keluarga, sekolah, hingga di lingkungan masyarakat.
"Saya meminta setiap orangtua agar tetap mengawasi anaknya dengan ketat, sesibuk apapun orang tua dengan pekerjaannya," ujarnya.
Baca juga: Identitas Wanita yang Ditemukan Tewas Berlumur Darah di Blora Terungkap, Beredar Vdeo Diduga Pelaku
Baca juga: Masih Ingat Amin, Pria Kalsel yang Pamer Saldo Rp 500 T? Ini Kata Polisi Soal Isi Rekeningnya
Aaf panggilan akrabnya Wali Kota Pekalongan mengungkapkan, beberapa kasus pelecehan terhadap anak yang terjadi saat ini justru dilakukan oleh orang terdekat, maupun dari sektor lingkungan yang agamanya kuat.
Oleh karena itu, harus lebih hati-hati dalam mengawal aktivitas sehari-hari anak dan memberikan pengarahan-pengarahan tentang kehati-hatian dan pencegahan agar tidak menjadi korban pelecehan seksual.
"Dari pemerintah juga sudah siapkan lembaga yang membantu menghilangkan traumatic anak yang mengalami pelecehan seksual melalui Lembaga Perlindungan Perempuan, Anak, dan Remaja (LPPAR)."
"Beberapa laporan yang masuk ke LPPAR, alhamdulillah setelah diberikan edukasi dan pendampingan, si anak yang tadinya malu kembali ke sekolah atau beraktivitas lainnya kini mereka sudah bisa bersosialisasi di masyarakat," ungkapnya.
Pihaknya berharap, tidak ditemukan kembali kasus-kasus pelecehan seksual terhadap anak di Kota Pekalongan.
Oleh karena itu, tingkatkan pengawasan dan harus lebih hati-hati serta belajar dari kasus-kasus sebelumnya seperti apa motifnya, sehingga dengan pengawasan lebih ketat dari orangtua. (Dro)
144 Peserta Antusias Ikuti Pelatihan Kompetensi Tahap II DBHCHT 2025 |
![]() |
---|
Jawab Kebutuhan Pasar, Pemkot Pekalongan Luncurkan Pelatihan Teknisi HP Bertaraf Nasional |
![]() |
---|
Wali Kota Pekalongan Aaf : Khitanan Massal Jadi Simbol Harmoni dan Toleransi di Kota Pekalongan |
![]() |
---|
190 Warga Manfaatkan Spelling, Bisa Konsultasi dengan Dokter Spesialis di Kota Pekalongan |
![]() |
---|
Sherly Imanda : Asesmen Psikologi Penting untuk Strategi Belajar Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.