Kasus Penculikan Anak
Siswi SMP di Kudus Nyaris Jadi Korban Penculikan, Reaksi Disdikpora: Jangan Sampai Lepas Pantauan
Disdikpora Kudus akan melakukan rapat koordinasi internal dinas untuk mengambil langkah antisipatif untuk keberlangsungan dan keamanan bersama.
Penulis: Saiful Ma'sum | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Disdikpora Kabupaten Kudus mengambil sikap terkait beredarnya kabar aksi percobaan penculikan pelajar SMP yang tersebar di sosial media.
Kabar tersebut diperkuat dengan laporan resmi dari seorang kepala SMP yang menceritakan bahwa siswinya hampir menjadi korban percobaan penculikan.
Sekretaris Disdikpora Kabupaten Kudus, Moch Zubaedi mengatakan, sejauh ini baru satu sekolah yang melapor resmi kepada dinas terkait kejadian serupa.
Pihaknya meminta agar setiap sekolah dan orangtua lebih ketat lagi dalam menjaga dan mengawasi siswa.
Serta melaporkan segera kepada pihak berwajib jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca juga: Begini Jadinya, Kala Kotoran Sapi Ditangani Zaenal Abidin Warga Kudus, Disulap Jadi Biogas
Baca juga: Penyaluran Dana Pembinaan Atlet Tak Utuh, Pengkab Pertanyakan Mekanisme Anggaran KONI Kudus
"Selama pelajar di sekolah menjadi tanggungjawab kepala sekolah."
"Kalau di rumah jadi tanggungjawab orangtua."
"Yang susah ketika di luar sekolah lepas dari pantauan keluarga dan pihak sekolah," terangnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (8/2/2023).
Menurut dia, tren percobaan penculikan pelajar ini juga meresahkan di beberapa daerah.
Pihaknya segera melakukan rapat koordinasi internal dinas dalam rangka mengambil langkah-langkah antisipatif untuk keberlangsungan dan keamanan bersama.
"Kami juga belum tahu motifnya, apakah memang ada percobaan penculikan, atau hal lain."
"Yang jelas, kami imbau agar semua pihak waspada," tuturnya.
Baca juga: Detik-detik Mobil Angkut Rokok Ilegal Masuk Parit Dikejar Petugas Bea Cukai Kudus
Baca juga: Kisah Siswa SMPN 4 Kudus, Selamat dari Aksi Penculikan Karena Mengigit Pelaku saat Dibekap
Zubaedi mengimbau kepada satuan pendidikan dan para orangtua agar memastikan siswa tidak pulang sendiri.
Bisa dijemput oleh keluarga atau pulang bersama teman-temannya.