Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Departemen Fisika Undip Semarang Luncurkan Software untuk Analisis Kualitas Citra CT Scan

Departemen Fisika, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang meluncurkan software untuk analisis kualitas citra CT Scan.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/Amanda Rizqyana
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika (FSM), Universitas Diponegoro (Undip) Semarang meluncurkan software untuk analisis kualitas citra Computed Tomography Scan atau CT Scan bernama Indonesia Quality Computed Tomography atau IndoQCT ini diluncurkan di Ruang Aula Lantai 6, Gedung Acintya Prasada, FSM, Kampus Undip Tembalang pada Rabu (14/6/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika (FSM), Universitas Diponegoro (Undip) Semarang meluncurkan software untuk analisis kualitas citra Computed Tomography Scan atau CT Scan.

Software bernama Indonesia Quality Computed Tomography atau IndoQCT ini diluncurkan di Ruang Aula Lantai 6, Gedung Acintya Prasada, FSM, Kampus Undip Tembalang pada Rabu (14/6/2023).

Disampaikan oleh Dr. Choirul Anam, S.Si., M.Si., F.Med., sebagai peneliti dan dosen Departemen Fisika menyatakan di rumah sakit terdapat CT Scan.

CT Scan mencitrakan bagian dalam tubuh secara 3 dimensi menggunakan sinar X dengan kompleksitas alat.

"Kita perlu memastikan citra yang didapat akurat, kalau tidak bisa berbahaya bisa menimbulkan interpretasi oleh dokter radiologi," ujarnya pada Tribun Jateng.

Untuk menghindari kesalahan interpretasi, dilakukan program rutin bernama Quality Control (QC).

Menurut Dr. Choirul, QC selama ini dilakukan secara manual oleh tenaga fisikawan medis di rumah sakit dan membutuhkan waktu relatif lama hingga berjam-jam.

Dengan software IndoQCT bisa dilakukan secara cepat dan otomatis, dengan margin error yang diklaim di bawah 5 persen, dibanding secara manual.

"Bila manual, sangat bias, tergantung tenaga medis yang melakukan pengukuran, misal melakukan uniformity dengan meletakkan pada 4 titik untuk melihat apakah uniform atau tidak, bila secara manual secara obyektif akan tidak lolos, geser sedikit maka jadi lolos," terangnya.

Dr. Choirul menambahkan, dengan pendekatan yang otomatis seperti ini, maka human error dan subyektivitas pengukur bisa dihindari.

Software ini dapat digunakan untuk membantu melakukan kualitas citra pada CT Scan.

Ia mengakui sebelumnya telah tersedia software untuk CT Scan, namun terbatas hanya pada parameter tertentu dan obyek atau phantom yang digunakan tertentu.

Apabila pihak rumah sakit tidak memiliki phantom tersebut, maka tidak phantom tersebut maka tidak bisa mengerjakan.

"Dengan IndoQCT kita sudah desain untuk hampir semua phantom yang sudah dijual di pasar," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Dekan FSM Undip, Prof. Dr. Widowati, S.Si, M.Si., menyatakan kebijakan pihaknya sesuai dengan visi misi sebagai fakultas unggul berbasis riset dan terapannya.
"IndoQCT merupakan proyek kolaborasi antara Dr. Choirul, Prof. Dr. Drs. Wahyu Setia Budi, M.S., F.Med., dan Prof. Dr. Heri Sutanto, S.Si., M.Si., F.Med., dan Prof. Jeff dari California University dan Dr. rer. nat. Freddy Haryanto, S.Si., M.Si., dari ITB (Intitut Teknologi Bandung, red)," jelasnya.

Ia juga menyatakan hasil riset nyata yang bisa dimanfaatkan pihak rumah sakit, khususnya oleh para fisikawan medis dan dokter radiologi untuk membantu kualitas pengukuran parameter citra CT Scan.

Pihaknya sangat mendukung untuk para periset agar mengembangkan hasil riset agar tak hanya pada publikasi ilmiah, hingga sampai pada hilirisasi atau pemanfaatan langsung pada masyarakat.

Prof. Widowati menyatakan sudah diujicobakan di sejumlah rumah sakit di Indonesia, di antaranya Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Karyadi, Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), dan rumah sakit di Malaysia dan Jepang.

"Harapannya dapat dikomersialkan sehingga nantinya tim riset, Undip, maupun FSM mendapatkan royalti untuk terus mengembangkan hasil risetnya," tuturnya.

Komersialisasi hasil riset nantinya akan dikelola untuk paten dan hak cipta melalui Badan Pengelola Usaha, Bisnis Komersial dan Analisis Risiko atau BP Ubikar milik Undip.
(arh)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved