Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Benny Santoso sang Tempeman, Superhero Gastrodiplomasi Indonesia

Sesuai nama akun Instagram pribadinya, @ini.tempeman, Benny Santoso (28) memilih julukan “Tempeman”.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: rival al manaf
Dokumentasi Tempeman
Produk cookies tempe dari Tempeman 

“Tempe tercantum dalam manuskrip kuno Serat Centhini. Itu bukti historis bahwa tempe asli, paten, dari Indonesia,” kata Benny mantap saat dihubungi TribunJateng.com via sambungan telepon, Selasa (20/6/2023).

Munculnya kata tempe dalam Serat Centhini, kata para sejarawan, menunjukkan bahwa tempe sudah dikenal oleh masyarakat Nusantara, khususnya masyarakat Jawa, sejak abad ke-16.

Berbekal keyakinan tersebut, Pemerintah Indonesia sendiri sudah mengajukan tempe sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization/Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa). Pengajuan secara resmi dilakukan pada 25 Maret 2022.

Kisah Berdirinya iniTempe Bali
                                                                          Kisah berdirinya iniTempe Bali bermula dari keputusan Benny Santoso pada 2013 untuk merantau ke Bali demi mengenyam pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Pariwisata (sekarang menjadi Politeknik Pariwisata) Nusa Dua. Ia mengambil jurusan Culinary Management/Manajemen Tata Boga.

Pada 2016, Benny mendapat tugas akhir untuk membuat inovasi produk olahan tempe. Tugas tersebut ia sambut secara antusias. 

Sebab, ia akhirnya bisa mewujudkan ketertarikannya untuk membuat produk tempe “next level”. Ketertarikan itu sudah muncul sejak ia masih duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surakarta.

“Saya dulu sekolah di SMA Regina Pacis Surakarta. Saya anak sains, sejak SMA ada program membuat tempe. Guru saya waktu itu bilang ingin buat tempe mentah rasa cabai, kunyit, dan lain-lain. Saya tertarik karena ternyata tempe mentah bisa dikasih rasa. Tapi saat mau praktikum terkendala persiapan Ujian Nasional, akhirnya batal dan baru bisa saya realisasikan saat kuliah. Ini jadi project SMA yang tertunda,” ungkap Benny.

Dalam proyek tugas akhir kuliah, Benny lalu mencoba membuat tempe rasa keju dan tempe rasa bawang putih tanpa mengubah tekstur asli tempe. 

Tempe mentah rasa keju sukses ia buat. Hal sebaliknya terjadi saat ia membuat tempe rasa bawang putih. 

Namun, kegagalan itu justru menjadi ilmu berharga bagi dia dalam menciptakan berbagai inovasi olahan tempe. 

Benny menyadari bahwa ternyata bawang putih mengandung antibakteri yang membuat proses fermentasi tempe gagal.

Lulus kuliah, Benny tidak lantas terjun ke dunia bisnis. Ia sempat bekerja di bagian dapur restoran meski tidak berlangsung lama. 

Saat bekerja di restoran itulah, dia justru mantap untuk kembali ke jalur bisnis. Dia kembali ke jalur tempe, melanjutkan proyek tugas akhir kuliahnya ke skala lebih besar.

“Saat kerja di restoran, Chef saya pernah bilang, jangan cuma belajar hidangan Prancis atau Asia. Fokuskan ke kuliner Nusantara, produk asli Indonesia. Sebab di negara lain kita dianggap seksi, eksotik. Banyak rempah dan olahan fermentasi, misalnya oncom, tape singkong, tape ketan, tempe. Tempe di luar negeri mungkin ada, tapi tidak seenak di Indonesia. Tradisi kuliner kita unik dan seksi, mestinya kita bangga. Akhirnya saya terpengaruh dan mulai fokus mengembangkan produk tempe,” papar Benny.

Pada Desember 2016, Benny mendirikan iniTempe Bali. iniTempe merupakan singkatan dari “Innovate New Ideas with Tempe”. Merek ini mulai Juni 2023 mendapat penjenamaan ulang menjadi "Tempeman".

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved