Berita Kudus
Mengenal Tradisi Pembagian Air Salamun di Desa Jepang Kudus, Dipercaya Membawa Berkah Penolak Bala
Tradisi tersebut adalah pembagian Air Salamun gratis kepada masyarakat yang dilakukan pada malam Rebu Wekasan. Yaitu hari Rabu terakhir di bulan Safar
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Masyarakat Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus memiliki tradisi unik yang diperingati setiap tahun.
Tradisi tersebut adalah pembagian Air Salamun gratis kepada masyarakat yang dilakukan pada malam Rebu Wekasan. Yaitu hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Air Salamun bermakna air yang dipercaya bisa membawa keberkahan sebagai penolak bala.
Baca juga: 20.000 Bungkus Air Salamun Dibagikan, Diambil dari Sumur Peninggalan Wali di Desa Jepang Kudus

Air tersebut diambil di sumur Masjid Wali Al Ma'mur yang diyakini sebagai peninggalan Sunan Kudus pada masa dakwah Islam di wilayah Kota Kretek.
Air dikemas dalam plastik, didoakan, kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar pada malam Rabu wekasan selepas Maghrib.
Warga yang berkeinginan mengambil air harus antre terlebih dahulu di halaman Masjid Wali Al-Ma'mur.
Masyarakat Desa Jepang dan sekitarnya meyakini, air yang didoakan itu bisa membawa keberkahan bagi keluarganya apabila dikonsumsi dan digunakan untuk hal-hal kebaikan.
Tokoh masyarakat Desa Jepang sekaligus Ketua Penyelenggara Kegiatan Kirab Budaya Rebo Wekasan, Nur Aziz mengatakan, perayaan Rebu Wekasan dengan membagikan Air Salamun sudah dilakukan sejak zaman Sayid Ndoro Ali Al-Idrus, diperkirakan pada zaman 1900-an.
Kata dia, tradisi tersebut diyakini sudah ada zaman ke-Nabi-an, kemudian disadur menjadi salah satu metode dakwah Sunan Kudus hingga Sayid Ndoro Ali Al-Idrus.
Sayid Ndoro Ali merupakan tokoh penyebar agama Islam di wilayah Jepang, Kecamatan Mejobo.
"Kepercayaan bahwa Rabu terakhir di bulan Safar bakal diturunkan bala, Air Salamun ini dibagikan, sembari doa bersama agar dihindarkan dari malapetaka dan bala," terangnya, Selasa (12/9/2023).
Tahun 2023 ini, lanjut dia, pihaknya menyiapkan 20.000 bungkus Air Salamun yang dibagikan kepada masyarakat.
Setiap bungkusnya berisi dua liter air yang sudah didoakan. Mulai dari pengajian umum, khataman Al Qur'an bil ghoib dan bin nadhor, serta ritual atau doa dalam rangka pengambilan air dari sumur.
Air tersebut, kata Nur Aziz, dipercaya bisa menambah kebaikan dan kesehatan bagi masyarakat.
"Tradisi bagi-bagi Air Salamun sudah ada sejak dahulu kala. Kalau kirab budayanya baru digelar beberapa tahun terakhir," tuturnya.
Ranperda Produk Halal di Kudus, Sutejo: Kami Sedang Bahas dengan OPD |
![]() |
---|
Pemkab Kudus Siap-siap Sulap eks Stasiun Wergu Jadi Pusat Kuliner, Pengelolaan Tunggu Investor |
![]() |
---|
Nida Saidatul Iza Anggota PAW DPRD Kudus, Dorong Generasi Milenial Makin Melek Politik |
![]() |
---|
Beda Nasib dengan Pati, Kenaikan PBB-P2 di Kudus Hanya 10-30 Persen, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Warga Kudus Tak Perlu Khawatir, Ini Solusi Bupati Samani Jika Kepesertaan BPJS Sudah Nonaktif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.