Berita Batang
Pemuda Batang Kenalkan Keunikan Nama Desa Lewat Buku “Wajah Desa Candiareng”
Sejumlah pemuda Candiareng, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah berhasil menerbitkan buku mengenai desanya.
Penulis: dina indriani | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Sejumlah pemuda Candiareng, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah berhasil menerbitkan buku mengenai desanya.
Buku itu dibuat untuk mengenalkan nama desa dengan segala keunikannya.
Adalah Yuda, Agus, Burhan, Baki dan Nidhom penulis buku yang tergabung dalam Toko Sinjab.
Baca juga: Video Bedah Buku Kumpulan Cerpen Antawacana di Sunyi Kurusetra Karya Achiar Permana
Mereka bertekad untuk memberikan kontribusi positif bagi kemajuan desa Candiareng melalui karya dalam
bentuk buku yang diberi judul “Wajah Desa Candiareng”.
Para penulis itu sepakat bahwa buku ini merupakan usaha untuk meluaskan informasi dan juga mengasah imajinasi mengenai teka teki bahasa dan istilah yang digunakan untuk nama desa.
"Nama candiareng sepertinya masih asing di telinga, sebab, mungkin saja tidak begitu sering diperbincangkan, jarang terlihat dalam peta, dan itu bisa kita lihat dalam internet ketika mengetik di google, kemudian apa hasilnya kalau bukan kekosongan, sedikit informasi dan sedikit pula kisahnya," tutur penulis utama, Agus Supriyanto kepada Tribunjateng.com, Senin (2/10/2023).
Agus mengatakan Candiareng merupakan sebuah desa yang memiliki toponim menarik, di dalamnya ada dukuh candi krajan, candi klenteng, candi kedungwadas, bahkan di kampung sebelahnya ada candi blusukan dan candi arum.
"Bagi sebagian orang, nama candiareng mungkin unik walau jarang digunakan, namun anehnya ada kisah-kisah legenda dibalik setiap namanya, apalagi di batas batas desanya ada penanda pepohonan seperti beberapa randu alas," ujarnya.
Dan di dalam alas yang luas itu, lanjutnya, ada dukuh Klopogodo yang menjadi tempat menyusun siasat perang untuk pertempuran para pejuang republik ketika mengusir Belanda yang menjajah negeri ini, dan belanda pun kalah dalam agresi militer kedua tahun 1949.
Lalu terusir kemudian setelah itu dikirabkan oleh masyarakat untuk mengenang jasa-jasa perjuangan para pejuang dalam menjaga dan
memelihara tanah airnya.
Team penulis juga telah melakukan perjalanan ilmiah untuk mendonasikan Buku Wajah Desa Candiareng sekaligus menjalin kerjasama dalam rangka memajukan pendidikan Desa Candiareng.
Menurut Agus Supriyanto, buku ini bukan buku sejarah, namun mudah-mudahan ada manfaatnya bagi masyarakat.
Baca juga: Buka Gudang Gramedia Pandanaran Semarang, Tawarkan Harga Buku Mulai Rp 5.000
"Harapan nya buku tersebut dapat menginspirasi, dan meningkatkan rasa cinta generasi muda terhadap desa Candiareng," harap Agus.
Camat Warungasem, Darsono mengapresiasi karya buku dari putra daerah itu, ia berharap bisa turut menumbuhkan semangat generasi muda membuat karya positif.
“Buku ini merupakan sebuah karya yang tercetak, catatan bermakna sejarah yang inspiratif dan kreatif dari anak bangsa, semangat kebersamaan, persatuan dan kesatuan merupakan kunci sukses untuk meraih sebuah cita-cita," pungkasnya.(din)
Detik-Detik Proklamasi HUT Ke-80 RI, Bupati Batang dan Wakil Ikuti Upacara Secara Virtual |
![]() |
---|
Bupati Batang Kukuhkan Paskibraka, Ini Pesan untuk Garda Muda Indonesia |
![]() |
---|
PERDANA Malam Ini, 6 Penumpang KA Argo Muria Naik dari Stasiun Batang |
![]() |
---|
Gelar Rapat Paripurna, DPRD Batang Khidmat Dengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo HUT Ke-80 RI |
![]() |
---|
RBA Pasar Batang Gelar Lomba Mewarnai, Anak-Anak Diajak Tumbuhkan Rasa Percaya Diri dan Nasionalisme |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.