Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Debit Air di Bendungan Keruk Randublatung Alami Penyusutan Hingga 70 Persen

Debit air Bendungan Keruk yang berada di dukuh Keruk Kelurahan Randublatung, Blora, kondisinya nyaris kering dan mengalami penyusutan

Penulis: ahmad mustakim | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Ahmad Mustakim
Tampak kondisi debit air di Bendungan Keruk Randublatung mengalami penyusutan hingga 70 persen. 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Debit air Bendungan Keruk yang berada di dukuh Keruk Kelurahan Randublatung, Blora, kondisinya nyaris kering dan mengalami penyusutan diperkirakan mencapai 70 persen.

Marijan, warga setempat mengungkapkan, jika kemarau tahun ini memang jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun lalu, embung ini debit airnya masih melimpah hingga menjelang musim penghujan. Untuk tahun ini airnya tidak lebih dari 30 persen," ungkap Marijan, Kamis (19/10/2023).

Saat ini, lanjut Marijan, warga sekitar bendungan memang masih bisa memanfaatkan air bendungan untuk mengairi lahan jagung yang ditanam oleh petani.

"Alhamdulillah masih sangat membantu petani," ujar Marijan.

Dirinya berharap, ada pengedukan tumpukan lumpur yang kini membuat embung seluas 14,5 hektare itu semakin dangkal.

"Kalau awal dulu kedalaman mencapai belasan meter, sekarang semakin dangkal karena banyak endapan lumpur," jelas Marijan.

Bukan hanya embung Keruk Randublatung, embung Celengan yang berada di Desa Sendangmulyo Kecamatan Ngawen kondisinya jauh lebih memprihatinkan.

Kondisi embung mengering hingga tampak dasar tanahnya retak-retak.

Sekretaris Desa Sendangmulyo, Sriyono Abdul Qohar mengatakan embung Celengan mengering sudah sejak bulan Juli lalu.

Lanjut Sriyono, kemarau berkepanjangan menjadi penyebabnya.

"Saat ini kondisi embung Celengan di Desa Sendangmulyo kering. Kondisi kering sudah sejak bulan Juli lalu," ungkap Sriyono.

Sriyono menjelaskan, embung Celengan memiliki luas hampir 3 hektar dengan kedalaman 4 meter.

Embung ini difungsikan sebagai pengairan lahan pertanian warga.

"Embung ini digunakan untuk pengairan lahan petani, untuk padi, jagung, dan lainya. Dibangun tahun 2019, memang untuk pengairan saja karena lahan disini kering," jelas Sriyono.

Sriyono menambahkan, kemarau tahun ini cukup parah.

Embung Celengan yang biasanya tidak sekering ini, namun tahun ini mengering hingga dasar tanahnya retak-retak.

"Kalau musim kemarau memang begini, tapi tidak separah tahun ini. Karena ini kemarau cukup panjang," pungkas Sriyono. (Kim)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved