Berita Semarang
Benci jadi Cinta, Evani Jesslyn Dirikan Strada Coffee dan Majukan Kopi Nusantara
Setelah merasakan nikmatnya kopi gayo di Amerika Serikat, Evani Jesslyn punya penilaian berbeda
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Evani Jesslyn (33) tidak suka minum kopi. Tiap kali minum kopi, perempuan asal Kota Semarang ini selalu mulas, pusing, dan berkeringat dingin.
Namun, lain dulu lain sekarang. Setelah dia merasakan nikmatnya kopi gayo saat bekerja di Amerika Serikat, penilaian Evani terhadap kopi berbalik 180 derajat.
Peristiwa yang menjadi titik balik dalam kehidupan Evani itu terjadi pada 2012. Setelah lulus dari University of California, Berkeley, Evani bekerja sebagai auditor sebuah perusahan besar di Silicon Valley, San Jose, California, Amerika Serikat.
"Pekerjaan sebagai auditor menuntut lembur. Kerja dari pagi sampai pagi lagi. Suatu saat, teman kerja menawari saya kopi supaya tidak mengantuk. Awalnya saya masih ragu. Tapi begitu saya seruput, saya kaget, kok rasanya enak? Setelah saya habiskan satu gelas, saya juga tidak mulas atau pusing," kata Evani dalam pidato berjudul "It's Okay to Be Different" yang disiarkan Youtube TEDx Talks dan diunggah pada 18 Agustus 2020.
Ketika Evani menanyakan tentang asal kopi yang dia minum, dia terkejut karena teman kerjanya bilang, kopi tersebut berasal dari Sumatra, Indonesia, tanah air Evani.

Dari situlah Evani mulai tertarik dengan kopi. Dia lalu menyambangi kafe-kafe di Amerika Serikat di mana kopi asal Indonesia banyak disajikan.
Singkat cerita, Evani lalu pulang ke tanah air untuk tahu lebih banyak tentang kopi asli Indonesia. Dia berasumsi bahwa kopi Indonesia pasti lebih enak diminum di tempat asalnya.
"Tapi, ketika saya coba minum kopi di Semarang, kok saya mulas lagi, pusing lagi. Kok saya tidak bisa minum kopi lagi," ujar dia bertanya-tanya.
Karena penasaran, Evani lalu pergi ke Gayo, Aceh, untuk mencari tahu lebih banyak tentang kopi yang bisa dia nikmati saat di Amerika.
Berbincang dengan petani kopi di Gayo, Evani baru tahu bahwa ternyata biji kopi terbaik dari Indonesia diekspor ke luar negeri. Sementara, kopi dengan kualitas di bawahnya diedarkan untuk pasar lokal.
Bagi Evani, kondisi ini ironis. Banyak orang menilai kopi dari luar negeri lebih enak, padahal biji kopinya diambil dari Indonesia.
Dari situlah, Evani lalu berkomitmen untuk berbuat sesuatu demi memperkuat khazanah perkopian di Indonesia.
Dia lalu mengikuti ujian untuk mendapatkan lisensi Q Grader, lisensi untuk penguji cita rasa kopi.
"Setelah itu, agar bisa memberi kopi-kopi kualitas terbaik dari seluruh Indonesia, saya harus tahu prosesnya. Akhirnya saya belajar roasting dari Manual Diaz, seorang ahli kopi dunia," ucap dia.
Berbekal ilmu dan gairah tinggi memajukan kopi Indonesia, masih pada 2012, Evani lalu membuka Strada Coffee di Gajahmungkur, Kota Semarang.
Awal kafenya berdiri, Evani merasa sedih karena orang-orang lebih banyak memesan menu nonkopi. Banyak pelanggan yang skeptis terhadap kopi Indonesia.
Evani lalu mengedukasi pelanggan-pelanggannya bahwa kopi Indonesia jika diolah dan disajikan dengan baik bisa menghasilkan cita rasa berkualitas tinggi.
Hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Ketekunan, semangat, dan gairah tinggi di bidang perkopian membawa Evani meraih sejumlah prestasi. Di antaranya, pada 2016 dia menjadi juara pertama cupping dalam ajang Barista & Farmer di Brasil. Saat itu dia merupakan satu-satunya perwakilan dari Asia.
Evani juga bangga dan merasa terhormat karena dua kali mendapat kesempatan untuk menyajikan kopi bagi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
"Pertama pada acara Hari Kopi Internasional 2017 di Istana Bogor. Kedua di Festival Terampil 2019 (Jakarta), saat ada sesi cupping bersama Presiden Jokowi," ucap dia.
Kini, Evani dengan Strada Coffee yang dia dirikan masih terus bergerak membawa kopi Indonesia terus naik level. Evani juga memberdayakan para petani kopi lokal dari sejumlah daerah di Indonesia.
Manajer Strada Coffee, Ulya Mayasari (33), mengatakan bahwa Evani memang punya misi menyejahterakan petani kopi di Indonesia.
Untuk mewujudkannya, dia bermitra dengan petani kopi di Gayo, Papua, Flores, Bali, Toraja, dan Jawa Tengah.
"Bahan baku green bean semua kami ambil langsung ke petani, bukan lewat pengepul," ujar dia.
Ulya mengatakan, dalam satu bulan, Strada Coffee rata-rata bisa mengolah 200 sampai 300 kilogram green bean untuk kebutuhan kafe.
"Itu belum termasuk yang kami suplai ke hotel dan penjualan daring. Jadi selain coffee shop, kami punya roastery juga. Kami beli biji hijau dari petani, setelah di-roast, kami kemas dengan merek kami dan setor ke sejumlah coffee shop dan hotel. Kopi kami organik dengan grade specialty coffee," jelas Ulya.
Di coffee shop, Strada Coffee juga terus berinovasi menciptakan menu-menu kopi unik supaya cocok di lidah semua orang. Hal ini sejalan dengan misi Strada Coffee agar semua orang yang datang memesan menu kopi.
Dalam hal ini, Strada Coffee punya beberapa menu signature yang memadukan kopi dengan sajian minuman tradisional. Di antaranya ialah es cendol espresso, es kopi ketan hitam, es kopi kacang ijo, dan es kopi kolak pisang.
Kini, boleh dibilang Strada Coffee adalah salah satu rujukan utama kopi dengan grade specialty di Kota Semarang. Menurut Ulya, banyak pula wisatawan mancanegara yang sengaja datang untuk membeli kopi olahan Strada. Di antaranya wisatawan dari Korea dan Jepang yang menyukai kopi luwak dan kopi papua.
Memaksimalkan kontribusi di ranah perkopian Indonesia, Strada Coffee saat ini juga memiliki akademi yang menghasilkan barista-barista profesional.
Kemitraan dengan BRI
Ulya mengatakan, selama ini Strada Coffee bermitra dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam hal penerapan transaksi nontunai dan kerjasama sponsorship.
"Kami pakai QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan mesin EDC (Electronic Data Capture) dari BRI. QRIS sudah kami pasang sekitar dua tahun," kata dia.
Menurut Ulya, pembayaran nontunai menggunakan QRIS lebih praktis dan mudah.
Sebagai pengelola kafe, dia lebih menyukai transaksi nontunai karena uang langsung masuk ke rekening. Pihaknya tidak perlu repot menyetor uang tunai ke bank.
Strada Coffee juga memang punya program untuk mengalihkan transaksi tunai ke nontunai. Adapun saat ini, kata dia, proporsi pelanggan yang membayar tunai dan nontunai boleh dibilang masih 50:50.
Kerjasama dengan BRI, kata Ulya, juga dilakukan dalam bentuk sponsorship. BRI ikut mendukung acara dan festival yang digelar oleh Strada Coffee.
Regional CEO BRI RO Semarang, Hari Basuki, mengatakan bahwa Strada Coffee memang memiliki branding kuat di kalangan penikmat kopi Semarang.
"Orang Semarang sudah tahu kalau cari kopi dengan taste yang kuat ya di Strada," ujar dia saat dihubungi TribunJateng.com, Kamis (30/11/2023).
Hari menyebut, BRI sudah berhubungan kerjasama dengan Strada Coffee sejak 2018.
BRI memberikan dukungan berupa peranti pembayaran nontunai, yaitu mesin EDC dan QRIS.
"Karena pelanggan Strada kebanyakan anak muda dan pebisnis yang dinamis dan simpel, mereka sering menggunakan kartu atau ponsel untuk melakukan pembayaran," jelas dia.
Hari menuturkan, BRI juga beberapa kali mengundang tim Strada Coffee dalam acara-acara besar kedinasan, antara lain HUT BRI, Rapat Kerja Tahunan, Pesta Rakyat Simpedes, dan Business Gathering.
"Untuk mendukung kegiatan bisnis Strada, kami juga kerap memberikan program diskon untuk memanjakan pelanggan mereka. Belum lama ini kami juga turut mendukung acara Weekend Coffee Market yang diadakan Strada pada 28 Mei 2023 lalu. Kami tertarik karena acara ini menghadirkan para barista andal, pengamat kopi, pameran kopi nusantara, serta live music," ungkap dia.
Hari berharap, hubungan BRI dengan Strada Coffee bisa terus terjalin dengan baik. BRI pun selalu siap mendukung rencana bisnis dan kegiatan-kegiatan Strada ke depan. (*)
Kompetisi Basket Pelajar Piala Wali Kota Semarang 2025, Wadah Pembibitan Atlet |
![]() |
---|
Jalur Tengkorak di Arteri Kawasan Cipta Kota Semarang, Jalan Becek Dibiarkan Makan Korban |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Jumat 8 Agustus 2025: Berawan |
![]() |
---|
Daftar Lokasi Temuan Sesar Aktif di Semarang Berpotensi Terjadi Gempa Besar, Ada di Pusat Kota |
![]() |
---|
Dari Laut ke Bengkel Perahu: Hidup Ganda Yasin dan Nur Utomo Rawat Kehidupan Nelayan Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.