Berita Kudus
Kata Pengamat Lingkungan Soal Kudus Langganan Banjir: Tak Cukup Hanya Normalisasi Sungai
Banjir yang tiap tahun rutin merendam wilayah Kabupaten Kudus menjadi keprihatinan berbagai kalangan.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Banjir yang tiap tahun rutin merendam wilayah Kabupaten Kudus menjadi keprihatinan berbagai kalangan.
Sejumlah program diusulkan untuk menuntaskan persoalan banjir di Kota Kretek. Khususnya daerah yang sering kali terendam banjir seperti kawasan Kecamatan Jati, Undaan, Mejobo, Jekulo, dan Kaliwungu.
Beberapa program yang diusulkan adalah normalisasi sungai, peninggian tanggul sungai, penambahan kapasitas pompa, dan beberapa program lainnya.
Normalisasi sungai, meliputi Sungai Wulan, Sungai Dawe, Sungai Piji, serta aliran Sungai Serang Wulan Drainase (SWD) 1 dan SWD 2 dinilai kurang efektif oleh pengamat lingkungan sebagai pengendalian banjir.
Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kawasan Muria, Hendy Hendro mengatakan penanganan banjir tidak akan selesai hanya dengan normalisasi sungai.
Kata dia, pemerintah harus bisa menyelesaikan persoalan dasar pada setiap permasalahan.
Misalnya, normalisasi sungai hanya sebagai upaya untuk meminimalisir potensi bencana banjir.
Baca juga: Banjir Kudus 2024: Akses Jalan Menuju Karangturi dan Setrokalangan Kudus Masih Putus
Baca juga: Update Banjir Kudus, 31 Desa Terdampak, Ketinggian Air 20-70 Cm di Pemukiman
Baca juga: Komisi VIII DPR Gerah Banjir Demak, Kudus dan Sekitarnya Jadi Bencana Rutin, Soroti Masalah Ini
Program ini bakal terkendala anggaran dan waktu karena sedimentasi sungai bakal terus bertambah setiap tahunnya.
Sehingga pemerintah akan disibukkan untuk melakukan normalisasi sungai secara berulang-ulang.
Hendy yang juga Dosen Lingkungan di Universitas Muria Kudus (UMK) mengusulkan program reboisasi atau penghijauan lahan di wilayah hulu sungai. Bertujuan untuk pengendalian air dan erosivitas yang bisa menyebabkan percepatan penumpukan sedimentasi sungai.
Pihaknya juga mengusulkan upaya peninjauan dan penataan ulang ruang dan lahan di bagian hulu sungai agar digunakan sesuai dengan peruntukannya.
"Beberapa faktor penyebab banjir di Kudus adalah berkurangnya tutupan lahan atau vegetasi di daerah atas (hulu), maraknya alih fungsi lahan, erosivitas tinggi menyebabkan peningkatan sedimentasi sungai."
"Sehingga terjadi pendangkalan sungai mengurangi kapasitas daya tampung sungai, menyebabkan banjir limpasan. Karena kita tidak mengetahui pasti seberapa banyak curah hujan," terangnya, Minggu (31/3/2024).

Dia menyebut, volume air hujan bisa jadi sama dengan kondisi curah hujan setiap tahunnya. Namun, kapasitas daya tampung sungai akan berkurang dampak sedimentasi.
Faktor lain bisa juga dikarenakan curah hujan yang terlalu tinggi mengguyur lahan yang kurang terjaga dengan baik di kawasan hulu sungai, sehingga membawa material sampai ke badan sungai menjadi sedimentasi.
Pemkab Kudus Siap-siap Sulap eks Stasiun Wergu Jadi Pusat Kuliner, Pengelolaan Tunggu Investor |
![]() |
---|
Nida Saidatul Iza Anggota PAW DPRD Kudus, Dorong Generasi Milenial Makin Melek Politik |
![]() |
---|
Beda Nasib dengan Pati, Kenaikan PBB-P2 di Kudus Hanya 10-30 Persen, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Warga Kudus Tak Perlu Khawatir, Ini Solusi Bupati Samani Jika Kepesertaan BPJS Sudah Nonaktif |
![]() |
---|
Sosok Nida Saidatul Iza Anggota DPRD Kudus Hasil PAW, Alumnus Undip Berusia 25 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.