UMKM
Pasangan Suami Istri Asal Jepara Ubah Kain Flanel Jadi Tas Lucu Motif Kartun
Pasangan suami istri, asal Kabupaten Jepara, Tri Sulistiyoni (48) dan Ummi Nafisah (40)
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Pasangan suami istri, asal Kabupaten Jepara, Tri Sulistiyoni (48) dan Ummi Nafisah (40) memanfaatkan potongan Kain Flanel dan Kain Jeans diubah menjadi bentuk tas yang lucu memiliki motif kartun.
Bertempat tinggal di Desa Teluk Wetan, RT 19 RW 03, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, pasangan suami istri itu memilih untuk mengisi waktu kosong dengan membuat usaha tas yang diberi nama K - Tasqu.
Sembari menemani istri yang sedang menjahit tas, Tri menceritakan awal mula membuat usahanya ini ketika awal Covid 19.
Pria yang dulunya memiliki usaha membuat sovenir pernikahan, harus beralih usahanya ketika covid 19 lantaran tidak ada pesananya.
"Ketika corona tidak ada pesanan sama sekali, akhirnya cari alternatif membuat tas," ucap Tri saat ditemui Tribunjateng, Minggu (21/7/2024).
Bermodalnya kemampuan membuat sovenir dan belajar secara mandiri di internet akhirnya pasangan suami istri asal Desa Teluk Wetan membuat tas lucu memiliki motiv kartun.
Dengan kerjasama, Tri sibuk menyusun potongan kain flanel menjadi berbagai bentuk kartun sesuai pesanan pelanggan.
Usai disusun rapi, design kartun tersebut kemudian ia berikan kepada istrinya, untuk dijahit pada potongan kain jeans yang telah disatukan menjadi tas sekolah.
Kain jeans yang ia gunakan memang berupa kain perca.
Namun menurutnya hal tersebut tidak mengurangi kualitas dari tas sekolah buatannya.
"Dari komentar yang sudah beli sih ngomongnya awet karena dari jeans kan, terus gambarnya kan bisa memilih sesuai dengan keinginan," ucapnya.
Memasuki tahun ajaran baru, pesanan yang ia terima juga mengalami peningkatan.
Jika di hari biasa, dia bersama istrinya hanya mampu membuat tiga buah tas sekolah, menjelang tahun ajaran baru dalam sehari ia bisa membuat enam buah tas.
Selain itu, di hari biasa dalam sebulan ia biasanya hanya menerima pesanan 25 - 30 tas, menjelang tahun ajaran baru bisa menjadi 100 buas tas dalam satu bulan.
"Kalau tahun ajaran baru pasti (meningkat), dulu awal-awal produksi pas ada Covid, (bikinnya) sampe tumpuk-tumpuk, dulu PO bisa sampe satu bulan. Kalau sekarang sih PO nya ngga terlalu lama, kadang seminggu ya lebih dikit lah," jelasnya.
Selain memproduksi tas sekolah, Tri juga membuat produk lain.
Seperti tempat pensil, tas laptop, dan tas kerja.
Untuk harganya bervariasi, mulai dari Rp 100-130 ribu per buah.
Produksi tas buatannya juga sudah terjual ke berbagai daerah di Indonesia.
Sebab selain diambil oleh para reseller, ia juga menjual produknya di marketplace.
"Banyak sih, sudah terjual ke mana saja. Ke Sulawesi, Aceh, seluruh Indonesia lah," katanya.
Namun, meski jumlah permintaan meningkat ia tidak bisa menambah jumlah karyawan.
Sebab mencari tenaga penjahit yang mau ia ajari untuk membuat tas di daerah sekitar rumahnya cukup sulit.
Sehingga seluruh pesanan tas yang ia terima hanya ia kerjakan bersama sang istri dibantu oleh empat karyawan.
"Daerah sini pekerjaan kan banyak, jahit konveksi, buat anyaman, nyari penjahit yang mau bikin tas jadi kesulitan," tutupnya. (Ito)
Puluhan Anggota GP Ansor Dapat Pelatihan UMKM dari CCEP |
![]() |
---|
Merespons Dana Rp 200 Triliun Untuk Himbara, BPR Artha Tanah Mas Siapkan Strategi Perkuat UMKM |
![]() |
---|
UMKM Ritel di Semarang Didorong Adaptasi Bisnis Modern Lewat Digitalisasi |
![]() |
---|
Ketika Pelaku UMKM Dapat Ilmu Mengubah Resep Tradisional Dengan Inovasi Masa Kini Oleh Para Chef |
![]() |
---|
UMKM Di Jateng Didorong Perluas Pasar, Ini Cara Agar Bisa Masuk Toko Oleh-Oleh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.