Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

1.400 Warga Jepang Kudus Arak Air Salamun Saat Perayaan Rebo Wekasan 2024

Puncak perayaan tradisi di Rebo Wekasan di Desa Jepang adalah pembagian 10.000 bungkus Air Salamun di halaman Masjid Jami Wali Al Ma'mur Desa Jepang

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Warga Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus melaksanakan kirab Gebyar Tradisi Ritual Banyu Salamun Rebo Wekasan, Selasa (3/9/2024).   

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Perayaan Gebyar Tradisi Ritual Banyu Salamun Rebo Wekasan atau Rabu terakhir di bulan Safar di Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus pada tahun ini dimeriahkan dengan kirab budaya yang diikuti kurang lebih 1.400-an warga, Selasa (3/9/2024).

Selain itu, puncak perayaan tradisi di Rebo Wekasan di Desa Jepang adalah pembagian 10.000 bungkus Air Salamun di halaman Masjid Jami Wali Al Ma'mur Desa Jepang.

Yaitu air yang bersumber dari sumur di dalam masjid, konon diyakini sebagai peninggalan Sunan Kudus dan dipercaya memberikan barokah ketika digunakan untuk hal-hal positif.

Juru Kunci Masjid Jami Wali Al Ma'mur sekaligus panitia Gebyar Tradisi Ritual Banyu Salamun Rebo Wekasan Desa Jepang, Fatkhur Rohman Aziz mengatakan, perayaan tradisi rebo wekasan dengan konsep meriah di desanya sudah dijalankan sejak 2009 lalu. 

Tahun ini, rangakaian kegiatan dimulai sejak 27 Agustus hingga 3 September 2024. Mulai dari bazar, pentas seni, khataman al Quran, kirab dan pembagian air Salamun kepada masyarakat. 

Baca juga: Film Inang Garapan Fajar Nugros Angkat Mitos Rebo Wekasan, Ada Sosok Jokowi

Baca juga: Mengenal Tradisi Pembagian Air Salamun di Desa Jepang Kudus, Dipercaya Membawa Berkah Penolak Bala

Pelaksanaan tradisi Rebo Wekasan diyakini sebagai ikhtiar masyarakat dalam rangka menolak bala (malapetaka) yang dipercaya turun pada malam Rabu terakhir di bulan Safar. 

"Seperti tahun sebelumnya, ada rangkaian kegiatan Rebu Wekasan di Desa Jepang. Puncak kegiatan adalah kirab dengan membawa gunungan dan kearifan lokal seperti kerajinan dari bambu, malamnya ada pembagian air Salamun di halaman masjid," terangnya.

Fatkhur menyebut, gunungan yang dikirab diberikan kepada panitia sebagai simbol sedekah kepada pihak masjid yang mempunyai hajat.

Sebagai timbal baliknya, disiapkan 10.000 bungkus air Salamun yang bersumber dari sumur di dalam masjid untuk dibagikan kepada masyarakat setelah salat Maghrib. 

Masyarakat Desa Jepang juga diperkenankan membawa jeriken untuk mengambil air Salamun dari sumbernya langsung setelah rangkaian kegiatan selesai.

Air tersebut konon jika dikonsumsi pada malam rebo wekasan dipercaya bisa melindungi dan menolak bala bagi masyarakat Jepang. 

Air Salamun dari sumur di dalam Masjid Jami Wali Al Ma'mur Desa Jepang juga sering kali digunakan masyarakat ketika memiliki hajat. Selain itu juga digunakan untuk keperluan pengurus dan jemaah masjid.
 
"Untuk 10.000 bungkus air Salamun diberikan bagi warga yang mengantre. Air ini diambil dari satu-satunya sumur di dalam Masjid Jami Wali Al Ma'mur, dibantu keberadaan tiga sumur, kemudian dialirkan menggunakan tandon atau bak penampungan di halaman masjid, supaya masyarakat lebih mudah mengambilnya," tutur dia. (Sam)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved