Berita Banyumas
Energi Bersih Bikin Kantong Warga di Kaki Gunung Slamet Hemat
Bantuan dari PLN Indonesia Power dan TNI yang dinanti akhirnya datang juga, yakni infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
Satu turbin untuk satu hingga dua rumah dan hanya cukup mengaliri listrik tiga lampu. Saat siang hari, aliran listrik dari turbin dimatikan. Dinyalakan kembali saat sore hingga malam hari untuk menjaga kondisi turbin agar tidak cepat rusak.
"Saya sempat mengalami, listrik cuma ada saat malam hari. Saat masih pakai dinamo, karena siang hari dimatikan," ucapnya.
Juriyah bersyukur dengan kondisi saat ini dimana listrik sudah bisa dinikmati siang dan malam dengan kondisi stabil. Selain itu, jika ada pemadaman untuk perawatan atau perbaikan, ada pemberitahuan terlebih dahulu.

Sekitar 1 kilometer dari perkampungan ke arah utara, dengan berjalan kaki, Zaenal menuju ke PLTMH di tengah kabut tipis yang turun pelan-pelan di wilayah hutan lindung ini. Ia menyusuri jalan setapak menju lokasi pembangkit.
Ia tidak langsung ke rumah pembangkit atau powerhouse, namun memeriksa kondisi pintu masuk air yang dibendung dari aliran sungai deras di bangunan penyadap (intake) PLTMH. Jika ada sampah yang tersangkut, pria yang merupakan Ketua PLTMH Telaga Pucung ini harus membersihkannya baik dengan alat bantu bambu atau pun dengan tangan.
"Musim kemarau air di sini selalu banyak. Kita diberkahi anugerah yang luar biasa dari sang pencipta berupa energi yang bisa memajukan perekonomian warga," kata Zaenal.
Pengecekan komponen dilakukannya secara rutin untuk menghindari permasalahan. Perawatan pembangkit PLTMH, kata dia, mudah-mudah sulit. Sebetulnya mudah, namun ada komponen yang harus dibeli di luar kota, seperti fan belt.
Pembayaran listrik dari warga tidak hanya digunakan untuk membeli komponen yang rusak, juga untuk membayar honor petugas PLTMH. Namun demikian, uang listrik tersebut tidak semata-mata untuk membiayai operasional, pemeliharaan dan membayar honor petugas, tetapi juga masih bisa untuk sosial kemasyarakatan.
Seperti membantu uang duka Rp 500.000-Rp1 juta, jika ada warga meninggal dunia. Ada juga donasi Rp500.000 ketika dusun menggelar hajatan seperti peringatan malam tasyakuran HUT RI.
Bagi Zaenal merawat PLTMH bukan hanya mencari honor atau penghasilan pribadi. Bekerja sebagai tukang bangunan sudah cukup baginya dan keluarga untuk hidup. Ia menyebut membantu warga mendapatkan 'penerangan' dan 'kehidupan' dengan memaksimalkan air sebagai energi bersih dan terbarukan merupakan satu pengabdian.
"Ini tidak sekedar mencari honor atau penghasilan, ini lebih mengabdi ke kampung halaman. Iuran warga juga ada muatan sosial di dalamnya," ujar Zaenal.
Besaran tarif daya listrik warga dibedakan sesuai golongan yakni rumah tangga Rp 500/kWh dan usaha Rp700/kWh. Jumlah pelanggan PLTMH ada sekitar 75 rumah. Fasilitas umum semisal balai dusun dan masjid digratiskan.
Kepala Desa Karangtengah, Karyoto mengatakan, yang dilakukan Zaenal selaku warga yang mengelola PLTMH tersebut merupakan bagian dari pemeliharaan rutin. Itu dilakukan untuk menjaga umur pembangkit energi terbarukan itu agar lebih panjang.
Pemerintah desa sengaja menyerahkan pengelolaan PLTMH ke warga atau dikelola secara swadaya. Hal ini agar masyarakat juga memiliki rasa memiliki pembangkit energi bersih itu sehingga dirawat dan dijaga bersama-sama agar performanya bagus.
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan lebih menonjol dengan tujuan agar kelangsungan PLTMH terjaga hingga bisa terus beroperasi. Selain itu, partisipasi warga untuk menjaga pasokan sumber air PLTMH agar mengalir sepanjang tahun, antara lain, menjaga kelestarian hutan sebagai hulu resapan mata air Telaga Pucung.
Cuaca Masih Labil, Warga Banyumas Diminta Waspada Hujan Sedang-Lebat hingga Akhir Agustus |
![]() |
---|
Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Profesor, Unsoed Telah Rekomendasikan Sanksi ke Kemdiktisaintek |
![]() |
---|
Sudah Dibuka Sejak Sabtu, Segini Tarif Parkir Resmi di Kolam Retensi Purwokerto |
![]() |
---|
Api Lahap 3 Rumah dan 3 Kendaraan di Candinegara Banyumas, Korsleting Diduga Jadi Penyebab Kebakaran |
![]() |
---|
Ramai Dugaan Pungutan Laptop di SMPN 1 Gumelar Banyumas, Dindik dan Kepsek Angkat Bicara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.