Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kendal

Nasib SD di Kendal Jadi Langganan Rob Tapi Pemerintah Tak Punya Anggaran Untuk Meninggikan

Nasib kurang baik dialami siswa siswi  SDN Bandengan 3 di Kelurahan Bandengan, Kecamatan Kendal Kota, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Editor: rival al manaf
KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN(KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN)
Siswa SDN Bandengan 3 Kendal, saat mau menyebrang menuju kelas. 

TRIBUNJATENG.COM - Nasib kurang baik dialami siswa siswi  SDN Bandengan 3 di Kelurahan Bandengan, Kecamatan Kendal Kota, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Sekolah mereka menjadi langganan banjir rob setiap air laut pasang.

Meski demikian mirisnya, pemerintah menyebut tak punya alokasi anggaran untuk meninggikan sekolahan tersebut.

Padahal banjir rob sudah akrab menemani siswa siswi SD tersebut selama hampir 10 tahun.

Baca juga: DPRD Kendal Dukung Penuh Program Makan Bergizi Gratis, Siap Tambah Anggaran

Baca juga: MCU Gratis di Hari Ulang Tahun Akan Diterapkan Februari 2025, Pemkab Kendal Tunggu Arahan

Sekolah itu kerap terendam banjir rob saat air laut sedang pasang, akibat posisi sekolah yang terlalu rendah. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Boney, mengakui tidak ada alokasi anggaran untuk meninggikan sekolah tersebut.

 "Tidak ada alokasi anggaran untuk meninggikan sekolah," kata Feri melalui WhatsApp, Rabu (8/1/2024).

 Menurutnya, air rob menyebabkan proses belajar mengajar terganggu.

“Ada 4 ruangan yang terendam banjir, yaitu ruang perpustakaan, kelas IV, V, dan VI,” jelasnya.

Jumlah murid SDN Bandengan 3 mencapai 165 siswa, sehingga tidak memungkinkan untuk dialihkan ke SDN Bandengan 2 yang berjarak sekitar 700 meter.

“Selain itu, SDN Bandengan 3 melayani kampung nelayan yang padat. Jadi, solusi terbaik adalah meninggikan sekolah,” tambahnya. Ketua DPRD Kendal, Mahfud Sodiq, menyatakan telah menerima laporan terkait kondisi SDN Bandengan 3.

“Untuk jangka pendek, sekolah harus ditinggikan atau diurug, meski itu hanya solusi sementara karena tiap tahun tanah di Bandengan terus turun,” ungkap Mahfud.

Ia menambahkan, relokasi SDN Bandengan 3 membutuhkan anggaran besar, sekitar Rp 8 miliar untuk pengadaan tanah dan pembangunan gedung.

“Alternatif regrouping ke SDN Langenharjo 2 juga tidak ideal karena jaraknya jauh,” katanya.

Kepala SDN Bandengan 3, Surono, mengungkapkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya agar air tidak masuk ke kelas, seperti membendung pintu masuk dengan batu bata.

Namun, air tetap merembes ke ruang kelas.

“Karena ruang kelas terendam, siswa sering belajar tanpa sepatu, bahkan tanpa alas kaki, yang menyebabkan banyak dari mereka mengalami gatal-gatal,” ujarnya.

Surono menyebut bahwa pada tahun 2022, ruang guru serta kelas I, II, dan III telah ditinggikan menggunakan anggaran bantuan dari Baznas.

Saat ini, wali murid melalui komite sekolah mengumpulkan iuran sukarela untuk meninggikan ruang perpustakaan dan kelas IV, V, serta VI.

“Selama proses peninggian, siswa belajar di emperan kelas I, II, dan III. Alhamdulillah, kini mereka sudah bisa belajar di dalam kelas, meskipun tanahnya masih lembab,” katanya.

Surono berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk membangun atau meninggikan sekolah tersebut. “Kalau ruang ditinggikan, jarak antara lantai dan atap menjadi pendek, sehingga ruangan jadi panas saat siang,” tutupnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "SD di Kendal 10 Tahun Jadi Langganan Banjir Rob, Tak Ada Anggaran Tinggikan Sekolah"

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved