Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Wabup Belinda Pilih Memutar saat Pulang ke Kudus, Terkait Mitos Jembatan Tanggulangin? Ini Kisahnya

Rajah pengapesan itu, kata dia, dipercaya mampu membuat apes penguasa yang melintasinya

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muslimah
dokumen Sam'ani Intakoris
GLADI BERSIH - Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kudus Sam'ani Intakoris (kiri) dan Bellinda Putri Sabrina Birton foto bersama di sela-sela galdi bersih menjelang pelantikan di Jakarta, Rabu (19/2/2025). (Foto: dokumen Sam'ani Intakoris). 

‎Setelah itu rombongan menuju ke Kantor Bupati Kudus dengan berjalan kaki.

Rombongan Bupati Kudus, bukan tanpa sebab tidak melewati Jembatan Tanggulangin. Hal ini lantaran adanya kepercayaan rajah yang tertanam di  sana.

Lembaga Penjaga dan Penyelamat Karya Budaya Bangsa (LPPKBB)‎, Sancaka Dwi Supani mengatakan, cerita mengenai rajah yang tertanam di Tanggulangin sudah menjadi cerita turun temurun.

"Sampai sekarang cerita itu masih diper‎caya, bahkan sudah ada sejak abad ke-14," ujar dia, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, rajah yang tertanam di Tanggulangin mirip seperti Rajah Kalacakra yang ada di Masjid Menara Sunan Kudus.

Rajah pengapesan itu, kata dia, dipercaya mampu membuat apes penguasa yang melintasinya.

"Sunan Kudus itu sakti karena mampu meruntuhkan kerajaan majapahit. Sampai sekarang (kesaktiannya-red) masih dipercaya," jelas dia.

Menurut cerita, pasukan majapahit yang ingin melintasi ‎jembatan tersebut akan terkena apesnya. 

"‎Orang Majapahit mau datang ke Kudus lewati aliran sungai Juwana pasti terkena apesnya," ujar dia.

Soal Rajah Kalacakra yang bikin pejabat baik daerah maupun skala nasional "ngeper" bakal lengser dari jabatan juga diakui oleh pihak Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK).

Peziarah memadati kawasan Masjid Menara Kudus, Senin (30/12/2024).
Peziarah memadati kawasan Masjid Menara Kudus, Senin (30/12/2024). (Tribun Jateng/Rifqi Gozali)

Pengurus YM3SK, Abdul Jalil mengatakan, Rajah Kalacakra itu dipasang di atas pintu gerbang depan kompleks Menara Kudus.

Karena alasan itu pula, para pejabat itu lebih memilih melewati pintu lain yang sama-sama menuju masjid dan makam.

“Dari sisi aura, sampai hari ini saya berani mengatakan sangat jarang pejabat ya yang lewat sana (pintu gerbang). Banyak pejabat yang datang lewat pintu samping,” kata Abdul Jalil, beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, dipasangnya Rajah Kalackra oleh Sunan Kudus ini buntut dari perseteruan di tubuh Kerajaan Demak.

Saat Raden Patah memimpin sebagai raja pertama, saat itu masih berjalan normal.

Sedangkan sepeninggal raja kedua, Pati Unus, mulailah terjadi perseteruan di dalam tubuh kerajaan.

Ketika Trenggono memimpin sebagai raja ketiga, perseteruan semakin sengit.

Puncaknya yaitu ketika menantu Trenggono, Hadiwijaya, menyatakan diri sebagai raja dan memindahkan kekuasaan ke Pajang.

Berkuasanya Hadiwijaya mendapat perlawanan dari Arya Penangsang yang merasa berhak sebagai pewaris takhta.

Dia memiliki darah keturunan dari ayahnya, Raden Kikin atau Pangeran Sekar, yang dibunuh karena perselisihan dengan Trenggono.

Saat terjadi perselisihan antara Arya Penangsang dan Hadiwijaya, rupanya keduanya berebut simpati dari Sunan Kudus.

Pantas saja, Sunan Kudus merupakan pemimpin pasukan militer saat Raden Patah memimpin Demak.

Hal itu yang membuat Penangsang dan Hadiwijaya berebut dukungan dari sosok yang dituakan di kerajaan.

Pada situasi yang sangat tidak stabil di tubuh kerajaan, rupanya Sunan Kudus memilih untuk netral.

Dia memiliki kehendak agar kedua kubu menanggalkan posisi politiknya ketika akan mencari solusi terbaik.

Maka dari itu, dipasanglah Rajah Kalacakra demi menanggalkan kedigdayaan dan menghilangkan semua kekuatan yang dimiliki kedua kubu.

“Rajah itu dipasang di pintu gerbang masuk. Siapa saja yang melewati akan luntur kedigdayaannya dan kekuatannya, termasuk jabatannya,” kata Jalil.

Dipasangnya rajah tersebut, rupanya, tidak membuat Hadiwijaya terkecoh.

Dia memilih melewati pintu lain saat menghadap Sunan Kudus ketimbang lewat depan.

“Arya Penangsang yang lalai, dia lewat pintu gerbang itu akhirnya dia celaka,” katanya.

Namun, terkait benar tidaknya mitos Rajah Kalacakra yang bisa bikin pejabat lengser dari jabatan tidak ada yang bisa memastikan.

Meskipun sebelumnya memang ada sejumlah pejabat yang lengser setelah melewati Rajah Kalacakra. Beberapa di antaranya seperti Anas Urbaningrum yang lengser dari Ketum Partai Demokrat dan Gus Dur yang lengser dari jabatannya sebagai Presiden RI. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved