UMKM
Produk Lokal Mendunia, Jahe Instan Isna dari Semarang Sudah Merambah Pasar Internasional
Jahe instan yang dirintis oleh Norma Afantin (60) ini sudah memliki pelanggan dari berbagai wilayah Indonesia hingga luar negeri.
Penulis: Adelia Sari | Editor: galih permadi
Setelah itu, Norma mulai membuat jahe instan bubuk.
Ibu 4 anak itu lalu berfikir untuk membuat inovasi jamu yang enak tanpa rasa pahit.
Setelah melakukan beberapa percobaan, akhirnya ia menemukan komposisi yang tepat hingga produknya sangat diminati.
Produk Norma tak hanya jahe instan saja, ia juga memproduksi olahan rempah instan lain.
Mulai dari temulawak, jahe rempah dan 6 jenis lainnya.
Selain menjual jahe instan yang sudah dicampur gula, Norma juga menyediakan jahe bubuk instan murni.
Semua produksi ia lakukan sendiri di rumahnya.
Jahe instan Isna dibanderol dengan harga Rp 37 ribu, sedangkan untuk produk non gula atau jahe murni lebih mahal.
Kini produk Isna Jahe Instan sudah menembus pasar luar negeri.
Saat ini ada reseller yang menjualkan produk jahe instan Isna di Jepang.
Produknya juga pernah diikutkan pemeran di Mexico dan beberapa negala lain.
Lika-liku Usaha
Untuk bisa sampai di posisi ini perjuangan Norma ternyata tak mudah.
Sebelum dipatenkan dengan nama Jahe Instan Isna, Norma menamai produknya dengan nama Jamu Cap Gajah.
Sayangnya, saat hendak mengurus hak kekayaan intelektual (Haki), nama Cap Gajah sudah dipakai orang lain.
Ketika Pelaku UMKM Dapat Ilmu Mengubah Resep Tradisional Dengan Inovasi Masa Kini Oleh Para Chef |
![]() |
---|
UMKM Di Jateng Didorong Perluas Pasar, Ini Cara Agar Bisa Masuk Toko Oleh-Oleh |
![]() |
---|
Mendulang Rupiah Lewat Kerajinan Kayu, Kisah Arif Eko Cahyo Bertahan di Tengah Usaha Mebel Kian Sepi |
![]() |
---|
Jadi Daya Tarik Mancanegara, Kerajinan Anyaman Jateng Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
Kreativitas Berkelanjutan di Semarang, Pili Sulap Koran Bekas Jadi Produk Bernilai Jual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.