UMKM
Tahu Bakso Buatan UMKM Asal Semarang Sudah Punya Pelanggan Tetep di Luar Negeri
Tahu bakso menjadi satu diantara beragam buah tangan dari Semarang. Cukup banyak pelaku usaha tahu bakso baik di Kota maupun Kabupaten Semarang.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tahu bakso menjadi satu diantara beragam buah tangan dari Semarang. Cukup banyak pelaku usaha tahu bakso baik di Kota maupun Kabupaten Semarang.
Setiap pelaku usaha tahu bakso pun sudah memiliki segmentasi pasar tersendiri.
Pelaku UMKM binaan BRI, Ika Yuanita, juga telah memiliki segmen pasar tersendiri untuk pemasaran tahu bakso.
Produk hasil PT Kingkaf Makmur Sejahtera yang digeluti Ika ini telah menembus pasar luar negeri, bahkan sudah memiliki pelanggan tetap.
"Sudah punya pelanggan tetap di Jepang. Di Eropa ada di Berlin, Belanda, Belgia," bebernya, saat dikunjungi Tribun Jateng, di rumah produksinya, di Gombel Lama Semarang, Rabu (2/4/2025).
Ika mengaku, pangsa pasar produknya memang berbeda. Ia tidak menitipkan tahu bakso di tempat oleh-oleh namun lebih banyak menjual melalui reseller baik di dalam negeri dan luar negeri.
"Kami segmented banyak main reseller. Di Semarang ada enam reseller. Itu pasarnya sendiri-sendiri. Kemudian, di Jerman ada satu reseller, di Amerika ada satu. Ada juga di Australia dan Jepang," sebut Ika.
Tahu bakso buatannya terbuat dari bahan daging ayam. Ia memilih menggunakan daging ayam agar dapat terjangkau dari sisi harga. Rasanya bukan melulu tepung, namun daging pilihan. Ia hanya menggunakan dada ayam tanpa campuran tulang.
Dalam menjalankan usahanya, ia menggandeng UMKM bahkan pengusaha yang sudah tersertifikasi halal untuk suplai bahan baku. Suplai daging ayam dari peternak yang sudah tersertifikasi halal. Begitu pula suplai tahu, ia bekerja sama dengan pelaku usaha tahu yang memiliki kualitas bagus.
Ada dua macam tahu bakso buatan Ika yakni ready to eat atau siap saji dan ready to cook atau siap masak. Ready to cook dikemas dalam kemasan frozen. Sedangkan, ready to eat dikemas vacum. Kemasan vacum menjadi sasaran pemasaran luar negeri karena lebih awet.
"Kemasan frozen pernah saya kirim ke Amerika. Itu kondisi beku, pakai sterofoam. Tapi, saya ketar-ketir bisa sampai atau tidak. Akhirnya bisa. Dari situlah, makanya saya inovasi buat yang vacum," terangnya.
Ia menyadari, makanan siap saji seperti produknya itu sangat jarang ada pembeli dalam jumlah besar untuk ekspor. Meski demikian, pelanggannya di luar negeri sudah kontinyu meski dalam jumlah tidak begitu banyak.
"Sedikit-sedikit tapi terus. Saya hanya sekali kirim kontainer, itu saja gabungan karena waktu itu ada festival tong-tong di Belanda. Lainnya, saya lebih banyak pakai cargo pesawat untuk pengiriman luar megeri. Lebih cepat sampai," terangnya.
Punya 10 Jenis Produk
Tidak hanya tahu bakso, Ika sudah sukses menjalani bisnis dengan total sekira 10 jenis produk, antara lain beragam minuman kopi, minuman rempah-rempah, minuman black garlic, serta beragam makanan.
Produknya ia banderol mulai dari Rp 20 ribu. Paling mahal yakni black garlic sebesar Rp 150 ribu per pack.
Ketika Pelaku UMKM Dapat Ilmu Mengubah Resep Tradisional Dengan Inovasi Masa Kini Oleh Para Chef |
![]() |
---|
UMKM Di Jateng Didorong Perluas Pasar, Ini Cara Agar Bisa Masuk Toko Oleh-Oleh |
![]() |
---|
Mendulang Rupiah Lewat Kerajinan Kayu, Kisah Arif Eko Cahyo Bertahan di Tengah Usaha Mebel Kian Sepi |
![]() |
---|
Jadi Daya Tarik Mancanegara, Kerajinan Anyaman Jateng Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
Kreativitas Berkelanjutan di Semarang, Pili Sulap Koran Bekas Jadi Produk Bernilai Jual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.