Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UMKM

ASbag Produk Tas Rajut Asli Semarang Tembus Pasar Internasional, Berawal dari Hobi

Berawal dari hobi merajut, Tri Astuti kini sukses memiliki usaha tas rajut yang sudah tembus ke luar negeri.

Penulis: Adelia Sari | Editor: galih permadi
Tribunjateng/likeadelia
ASbag - Tri Astuti owner UMKM ASbag saat ditemui di rumahnya di Jalan Jangli Tlawah, Candisari, Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM -Berawal dari hobi merajut, Tri Astuti kini sukses memiliki usaha tas rajut yang sudah tembus ke luar negeri.

Tas rajut dengan merek ASbag miliknya banyak diminati oleh pejabat hingga dipasarkan ke Seoul, Korea Selatan.

“Ibu sudah mau dipinang untuk ekspor ke daerah Seoul, Korea Selatan, ini lagi ngerjain pesanannya,” ucap Tri Astuti kepada Tribun Jateng pada Senin (24/3/2025), saat ditemui di rumahnya Jalan Jangli Tlawah, Candisari, Semarang.

Ide usaha ini muncul saat dirinya masih tinggal di Ambarawa, Jawa Tengah.

Ia belajar merajut kepada tetangganya yang sebelumnya belajar merajut ke Jepang.

“Kalau ibu awal mula memang hobi, terus pada waktu itu di Ambarawa ikut mertua, ada salah satu walimurid yang belajar ke Jepang rajut dengan jaring, terus saya menekuni,” 

Lalu pada tahun 2012, Astuti membukan toko rajut di Semarang.
Produk Astuti menarik perhatian beberapa pihak hingga dirinya dipinang untuk ikut pameran.

Di tahun 2014, ia direkrut oleh beberapa instansi dan diikutkan pameran.
 
“Direkrut Taspen dan diikutkan pemeran sama Taspen.
Tahun 2014, direkrut Kepala Dinas Koperasi Kota, lalu diikutkan pameran di Belanda, Lombok,” 

astuti asbag 1
ASbag - Tri Astuti pemilik dari UMKM ASbag saat memberikan masukan kepada muridnya.

Selain diikutkan dalam berbagai pameran, Astuti juga diminta untuk menjadi narasumber.

Hal itu membuat produk tas rajutnya semakin dikenal.

“Dari situ mulai berkembang bahwa branding itu penting sekali. Ternyata manfaatnya luar biasa. Produk ASbag itu berjalan terus sampai dikenal sampai sekarang,” ucapnya.

Tas ASbag Astuti dibuat dari jaring dan benang rajut tertentu sehingga memiliki model kokoh.

Motif yang digunakan juga beragam,seperti motif kacamata, mata ikan, dan lain-lain.

Motif inilah yang menjadi ciri khas tas buatan dari Astuti.

“Kombinasi kulit, kombinasi batik, ecoprint,”

Selain tas, Asatuti juga membuat dompet dan produk lainnya.

Mengajar Rajut

Keahlian merajut Astuti tak ia pendam sendiri.

Dirinya pun membagikan keahlian merajut dan membuat tas ini kepada banyak orang.

"Baru-baru ini ibu belajar di lapas (perempuan),"

"Begitu ibu pelatihan, ibu harus menuruni ibu. Di Kudus sudah ada narasumber, ibu justru itu menanamkan generasi-generasi penerus," 

Bahkan ia memberikan pelatihan dan bahan gratis kepada yang mau belajar.

"Sini, gratis, kalau mau bisa di UMKM Center, pertama saya gratisin net nya, benangnya, alatnya. Kalau selanjutnya berbayar," 

Salah satu murid yang masih bertahan hingga saat ini adalah Nurul Komariyah (55).

Dirinya sudah menggeluti rajut sejak 2016 dan khusus membuat motif rantai.

"Tarikan saya sudah mapan di model tas yang pakai rantai," ucap Nurul Komariyah.

Komariyah merasa terbantu dalam segi ekonomi setelah bergabung dengan ASbag.

"Alhamdulilah (penghasilan), misalnya di rumah aja tanpa rajut, ya nggak ada. rejeki itu nggak akan kemana, tapi kalau kita nggak kemana-kemana kita nggak ada rejeki," ucap Nurul Komariyah.


Pinjaman BRI

Permintaan yang bertambah membuat Astuti harus menambah modal untuk membeli bahan baku dan juga alat.

Sempat bingung, Astuti akhirnya mendapat tawaran pinjaman modal dari BRI berupa kredit usaha rakyat atau KUR.

Ia pun mengambil pinjaman KUR BRI pada tahun 2015.

Astuti lalu menambah beberapa bahan pelengkap, seperti kulit dan bahan lain.

“Terbantu, kemarin pernah saya ambil Rp 50 juta, terus beli kulit dan bahan-bahan lain,”

Selain itu, dengan tambahan modal Astuti juga bisa membuat dompet dan produk lain.

"Ibu biasanya hanya bikin tas. Dengan adanya modal, ibu bisa bikin dompet, bisa bikin yang lain," 

Selain bantuan pinjaman modal, Astuti juga dibantu oleh BRI dalam pembuatan QRIS.

Menurutnya QRIS sangat membantu untuk pembayaran saat pameran.

"QRIS, kemarin BRI juga menawarkan BRIlianprenuer, di Rumah BUMN kemarin juga diajari sosmed pemasaran. Sekarang pake QRIS semua, jarang uang cash," 

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menjelaskan jika pemberdayaan UMKM meruakan komitmen dari BRI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya berupa modal usaha saja tapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya, sehingga UMKM dapat terus tumbuh dan semakin tangguh,” ucap Supari.

Bergabung dengan Rumah BUMN

Selain mendapat pinjaman modal dari BRI, Astuti juga ikut bergabung ke Rumah BUMN Semarang.

Di tempat ini, ia mendapat banyak pelatihan untuk mengembangkan usahanya.

Mulai dari pelatihan pemasaran lewat sosial media dan juga manajeman.

Tak hanya itu, produk ASbag juga dipajang di galeri Rumah BUMN di  Jalan Sultan Agung No.108, Wonotingal, Kecamatan Candisari, Kota Semarang.

Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati mengatakan Rumah BUMN mendukung dan memberikan bantuan kepada UMKM untuk bisa Go Global.

"Rumah BUMN di sini kita memberikan bantuan dimana dengan 4 visi. Go Modern, Go Online, Go Digital dan Go Global. Dimana UMKM diharapkan bisa naik kelas untuk menguasai wilayah nasional. Terutama bisa melangkah pasar ekspor." ucap Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati.

"Kita bantu branding, dimana kadang ada tamu dari dinas,  pejabat BRI, ataupun dari instansi terkait, misal dari kantor pajak. Butuh souvenir atau butuh pendampingan UMKM,"

"BRI menjembatani nanti disitu ketemu buyer, misalkan deal maka diekspor. Produk unggulan dari Rumah BUMN yang sudah ekspor diantaranya adalah Semprong Yuta, Jahe Isna, Batik Warna Alam si Putri dan masih banyak lagi.

Selain itu, pihak BRI juga membawa produk untuk dikenalkan kepada para buyer,"lanjut Tia.
 
Tempat ini juga menyediakan beberapa fasilitas untuk menunjang UMKM naik kelas.

"Untuk fasilitas, di sini mendapat fasilitas pelatihan gratis, modul gratis, pendampingan pada coaching atau materi kelas yang dibutuhkan. Event bazar, program sertifikat halal, legalitas sampai dengan packaging produk gratis dari BRI.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved