Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Semarang

Ketika Bocah SD di Tuntang Lebih Suka Berburu Tikus Daripada Main HP, Ada Imbalannya

Namun hal berbeda dilakukan bocah SD di Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Editor: rival al manaf
(KOMPAS.com/Dian Ade Permana)
Ibnu, menunjukkan tikus hasil buruannya di areal persawahan Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Minggu (20/4/2025) 

TRIBUNJATENG.COM - Bocah SD mana yang saat ini tidak suka main HP?

Hampir semua bocah usia sekolah dasar bahkan sudah punya ponsel sendiri.

Namun hal berbeda dilakukan bocah SD di Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Mereka lebih suka berburu tikus.

Baca juga: Sosok Shendy Purnama, Pasien DBD Sragen Yang Paksakan Diri Duduk di Pelaminan Demi Istri

Baca juga: Klarifikasi Pihak IKN Soal Keberadaan Tugu Lorem Ipsum

Puluhan anak-anak berusia sekolah dasar berlarian di persawahan Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, pada Minggu (20/4/2025). 

Mereka terlihat antusias membawa tongkat bambu, memukul-mukul tikus yang keluar dari sarangnya dalam kegiatan gropyokan tikus yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan Kabupaten Semarang.

Kegiatan ini diadakan secara serentak di beberapa kecamatan, termasuk Banyubiru, Tuntang, Ambarawa, Bawen, dan Jambu.

Salah satu peserta, Ibnu, siswa kelas empat, mengungkapkan rasa geramnya terhadap tikus yang ditangkapnya.

Setelah mengejar dan memukul tikus hingga lemas, ia beberapa kali membanting tikus tersebut di jalan beton yang ada di tengah sawah.

"Saya ikut menangkap tikus ini karena ingin membantu ayah saya. Sawah ayah saya padi-nya banyak yang rusak karena dimakan tikus, sehingga tidak bisa panen," kata Ibnu.

Selain memanfaatkan hari libur, Ibnu menilai gropyokan tikus ini lebih bermanfaat dibandingkan bermain ponsel.

"Lebih baik mencari tikus daripada main ponsel. Apalagi, nanti tikus yang ditangkap bisa ditukar uang Rp 2.000 per satu ekor," ujarnya sembari memasukkan seekor tikus yang telah lemas ke dalam karung.

Kepala Desa Sraten, Rohmad, melaporkan bahwa sawah di wilayahnya yang rusak akibat serangan hama tikus mencapai 25 hektar dari total luas 60 hektar.  

"Serangan tikus mengganas karena habitat di Rawa Pening terendam air, sehingga tikus-tikus itu berpindah tempat ke persawahan," ujarnya.

Rohmad menyatakan bahwa karena serangan tikus yang semakin parah, para petani sempat putus asa untuk menanam padi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved