Berita Batang
"Cita-cita Bersama" Bupati Faiz Target Pelabuhan Perikanan Batang Naik Kelas B
Kabupaten Batang menargetkan naik status Pelabuhan Perikanan dari kelas C menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) kelas B.
Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Kabupaten Batang menargetkan naik status Pelabuhan Perikanan dari kelas C menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) kelas B.
Langkah ini diyakini dapat mengubah peta ekonomi daerah secara signifikan.
Bupati Batang, M Faiz Kurniawan dalam forum "Rembug Nelayan" menegaskan bahwa peningkatan status ini bukan sekadar perubahan administratif, melainkan strategi besar untuk menggerakkan sektor perikanan sebagai motor utama ekonomi.
Baca juga: Festival Gemarikan Batang 2025, Dorong Konsumsi Ikan dan Sejahterakan Nelayan
Baca juga: Bedah Buku “Mencari Jejak Mbah Rifai”, Disperpuska Batang Angkat Sejarah Lokal Tingkatkan Literasi
"Cita-cita bersama adalah peningkatan status pelabuhan perikanan."
"Saat ini pelabuhan masih berstatus Pelabuhan Perikanan Pantai kelas C."
"Kami memiliki visi yang lebih jauh, menjadikannya Pelabuhan Perikanan Nusantara kelas B,” tutur M Faiz Kurniawan saat Rembug Nelayan di Aula Bupati Batang, Kamis (8/5/2025).
Menurutnya, peningkatan status tersebut bukan sekadar perubahan label administratif.
Lebih dari itu, akan membuka peluang bagi kapal-kapal perikanan berukuran besar di atas 100 Gross Ton (GT) untuk bersandar di Batang.
Aktivitas bongkar muat ikan akan melonjak, retribusi daerah meningkat, dan kesejahteraan nelayan pun ikut terdongkrak.
Faiz menggambarkan bagaimana peningkatan status pelabuhan akan menjadi pemantik tumbuhnya berbagai industri turunan, mulai dari pengolahan ikan, pabrik es, cold storage, hingga galangan kapal.
Semua ini diyakini akan menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat fondasi ekonomi berbasis bahari.
“Ini akan menjadi katalisator pertumbuhan sektor perikanan, kami akan melihat industri pengolahan ikan semakin maju, ketersediaan es, dan cold storage meningkat, serta galangan kapal berkembang."
"Semua ini memberi nilai tambah luar biasa bagi produk perikanan,” jelasnya.
Faiz menyebut beberapa tantangan yang masih membelit para nelayan.
Yakni mulai harga ikan yang fluktuatif, terutama saat panen raya, sering membuat nelayan merugi.
Dia menilai perlu ada solusi kolektif agar jerih payah nelayan dihargai lebih layak.
Tak hanya itu, proses perizinan kapal perikanan yang masih dirasa berbelit-belit turut menjadi perhatian.
Faiz juga menekankan pentingnya penyederhanaan birokrasi, tentunya tetap mematuhi aturan dan prinsip keberlanjutan sumber daya laut.
“Permasalahan klasik lainnya adalah pendangkalan muara."
"Fenomena ini kerap menyulitkan kapal keluar-masuk pelabuhan, khususnya saat air surut."
"Selain itu, terbatasnya ruang tambat kapal juga memerlukan pengembangan infrastruktur pelabuhan secara menyeluruh, termasuk penambahan dermaga,” terangnya.
Baca juga: PMI Batang Siap Penuhi Kebutuhan Darah Penyandang Talasemia
Baca juga: Festival Gemarikan di Batang, Dorong Konsumsi Ikan dan Penguatan UMKM Bahari
Faiz juga menyebutkan, semua persoalan ini harus dicarikan jalan keluar bersama.
"Lewat forum ‘Rembug Nelayan’ ini, saya mengajak semua pihak menyampaikan aspirasi, ide, bahkan keluhan."
"Suara mereka sangat penting untuk kami," ajak Faiz.
Optimisme Pemkab Batang terhadap sektor kelautan tak lepas dari kontribusinya yang signifikan terhadap perekonomian.
Di tengah lesunya ekonomi nasional yang menurun dari 5,2 persen menjadi 4,83 persen dan Pemprov yang juga melambat, Batang justru mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,03 persen.
“Alhamdulillah, Batang masih aktif di angka 6,03 persen."
"Ini prestasi luar biasa."
"Kinerja semua komponen telah membantu pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.
Tiga sektor utama menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Batang.
Pertama, industri pengolahan ikan yang menyumbang hingga 39 persen.
Kedua, sektor perikanan dan nelayan, dan ketiga pertanian, yang menyumbang sekira 19 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dengan data tersebut, Faiz menegaskan bahwa eksistensi industri bahari bukan hanya penting, melainkan vital bagi masa depan ekonomi Batang.
Maka dari itu, mimpi menjadikan pelabuhan sebagai PPN kelas B bukanlah sekadar ambisi kosong, melainkan strategi berbasis data dan kebutuhan nyata.
Faiz mengajak seluruh pihak untuk menjaga sinergi dan semangat gotong royong demi mewujudkan cita-cita besar ini.
“Kami berkomitmen penuh mendukung pengembangan sektor perikanan dengan kerja keras dan kebersamaan, saya yakin Batang mampu menjadi pusat kekuatan ekonomi maritim yang kuat dan berkelanjutan,” pungkasnya. (*)
Baca juga: Viral Medsos Dugaan Pungutan Biaya Memandikan Bayi di RSUD Kraton Pekalongan, Begini Kata Mereka
Baca juga: "Jengkel Orangtua Berantem" Jadi Alasan Remaja Putri Ini Minum Miras, Kini Dikirim di Rindam Bandung
Baca juga: Muhammad Yusuf, Driver Ojol Kaget Tahu Paket yang Ia Antar Berisi Mayat Bayi, Ada Surat di Dalamnya
Baca juga: Awal Mula Irwan Mussry, Suami Maia Estianty Ditunjuk Jadi Saksi Nikah Luna Maya dan Maxime Bouttier
Jaga Mutu Menu MBG, SPPG Prosel 2 Berbagi Rahasia Olahan Sehat untuk Ribuan Siswa Batang |
![]() |
---|
Baznas Jateng Gandeng Da’i Batang, Gencarkan Literasi Zakat Lewat Mimbar dan Pengajian |
![]() |
---|
Ekonomi Batang Melejit 7,49 Persen, PDRB Tembus Rp8,19 Triliun |
![]() |
---|
Mediasi RSUD Batang dan Keluarga Mistono: Klarifikasi Soal Selang Operasi dan Vonis HIV |
![]() |
---|
Ekonomi Batang Tumbuh 7,49 Persen, Pemkab Dorong Penguatan Stabilitas Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.