Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Kemarau Terlambat Datang, Nasib Petani Tembakau di Pati Kesulitan

Musim kemarau yang terlambat datang membuat petani tembakau di Kabupaten Pati resah.

TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal
SAWAH TERGENANG - Kondisi lahan pertanian di Desa Kebonturi, Kecamatan Jaken, Pati, pada akhir Mei 2025 lalu. Musim kemarau yang terlambat datang membuat sawah kelebihan suplai pengairan dan petani tembakau kesulitan merawat tanaman. 

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Musim kemarau yang terlambat datang membuat petani tembakau di Kabupaten Pati resah.

Sebagian petani tembakau di Pati kesulitan dalam proses penanaman akibat mundurnya musim kemarau tahun ini. 

Mereka harus melakukan uji coba penanaman berulang kali untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi lingkungan.

Baca juga: Sebulan Lebih Dilanda Rob Jalur Pantura Semarang-Demak Berlumut, Begini Penanganan BPBD

Petani tembakau asal Desa Kebonturi, Kecamatan Jaken, Sudarto, mengatakan bahwa akhir-akhir ini hujan masih turun meskipun sudah datang musim tanam.

Air hujan menggenangi lahan pertanian.

Padahal tanaman tembakau sulit berkembang jika lahan tergenang air.

"Bulan ini masuk MT 3 (musim tanam ketiga), biasanya kami menanam tembakau. Kami seharusnya menanam tembakau waktu kemarau. Namun, ternyata bulan ini malah masih turun hujan sehingga sawan banjir," kata Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Pati ini, Sabtu (14/6/2025).

Sudarto mengatakan, Kamis lalu dirinya sudah mulai menanam tembakau di lahannya. 

Namun, hujan yang masih terus turun di wilayah Pati mengakibatkan tembakau yang sudah dia tanam mati.

"Lahan milik saya total 2 hektare, yang sudah saya tanami tembakau 1 hektare. Itu pun sampai 3 kali percobaan," kata dia.

Menurut Sudarto, kemarau memang waktu ideal untuk menanam tembakau

Sebab, petani bisa mengatur pengairan secara proporsional. 

Ketika suplai pengairan terlalu banyak akibat hujan, perkembangan tanaman jadi tidak efektif.

"Seharusnya tanaman tembakau saya sudah punggel (dibuang/dipangkas bunganya-red.). Tapi karena kebanjiran, perkembangannya terhambat. Ini tidak terprediksi. Pertumbuhan tembakau jadi tidak normal karena kebanyakan air," jelas dia.

Terpisah, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya, menyampaikan bahwa hujan diprediksi masih akan turun di wilayah Pati hingga Juli 2025 mendatang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved