Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kecelakaan Bus di Kudus

Pengakuan Sopir Bus 20 Penumpang Terguling, Tak Kuat Nanjak dan Nyaris Masuk Jurang di Dawe Kudus

Bus pariwisata terguling di jalur alternatif Pati-Kudus arah Muria, tepatnya di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Selasa (8/7/2025).

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
BUS TERGULING - Jajaran Satlantas Polres Kudus mengecek kondisi bus terguling di jalur alternatif Pati-Kudus arah Muria, tepatnya di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Selasa (8/7/2025). Bus tersebut membawa rombongan wisata dari Tayu, Kabupaten Pati hendak menuju destinasi wisata Pijar Park di Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kudus. 

Sopir lantas berupaya memindahkan gigi transmisi 2 ke transmisi 1, namun gagal.

Bus dalam kondisi gigi transmisi 0 lantaran gagal pindah transmisi, akhirnya bergerak mundur secara perlahan sekira 50 meter hingga terperosok ke jurang.

"Beruntungnya ada pohon-pohon yang menahan bus, tidak sampai jatuh ke dasar jurang."

"Penumpang semua selamat, ada satu penumpang yang luka-luka, sudah dibawa ke Puskesmas," tuturnya.

Baca juga: Hydroplus Piala Pertiwi U14 &U16 2025 All Stars di Kudus, Diikuti 16 Tim Terbaik Regional

Baca juga: 6 Jenis Wisata Air di Waterpark Mulia Wisata Kudus Sambut Wisatawan Saat Libur Sekolah

Seusai kejadian, semua penumpang diungsikan ke rumah warga sembari menunggu perkembangan evakuasi badan bus yang terguling.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Kudus, Ipda Moh Ja'far menerangkan, bus bergerak melewati jalur alternatif Kudus - Colo dalam kondisi masuk gigi transmisi 2.

Selanjutnya sopir hendak pindah transmisi ke gigi satu ketika gagal menanjak.

Namun perpindahan transmisi gagal, hingga bus bergerak mundur dan terguling.

Kata dia, bus mengangkut 20 penumpang, terdiri dari 10 penumpang dewasa dan sisanya anak-anak.

"Semua penumpang dalam keadaan selamat, satu penumpang mengalami luka ringan dibawa ke Puskesmas untuk rawat jalan," jelasnya.

Ipda Moh Ja'far menyebut, kondisi jalan alternatif pada dasarnya cukup ekstrem, dibandingkan jalur utama yang lebih lebar dan lebih safety.

Jalur alternatif biasanya hanya digunakan ketika jalur utama tidak bisa dilalui.

Pihaknya mengimbau kepada para peziarah atau wisatawan yang menggunakan armada bus ketika menuju wilayah Lereng Muria agar mengambil jalur utama.

Sementara jalur alternatif biasanya digunakan oleh orang-orang yang sudah terbiasa melintasi jalur ekstrem.

"Jalur utama kondisi badan jalan lebih luas dan lebih safety, serta ketinggian tanjakan tidak terlalu ekstrem seperti di jalur alternatif."

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved