UIN SAIZU Purwokerto
Proyeksi Skeptis Riviera Jalur Gaza dan Daya Tawar MBS Terhadap Trump
Proyeksi Skeptis Riviera Gaza dan Daya Tawar MBS Terhadap Donald Trump
Oleh : Kholilur Rahman, Lc., M.A.
Peneliti FEBI UIN Saizu Purwokerto
TRIBUNJATENG.COM - Arab Saudi memiliki fondasi keuangan yang kuat untuk merealisasikan agenda transformasi Visi 2030, yang didukung oleh sektor minyak bumi sebagai andalan tradisional.
Ketika harga minyak mencapai puncaknya pada 2022, Saudi Aramco berhasil menggeser Apple sebagai korporasi dengan valuasi tertinggi global, meraih laba yang melonjak 46 persen mencapai US$161 miliar.
Proyeksi menunjukkan harga minyak dunia akan bertahan pada level tinggi, terutama dipicu konflik Rusia-Ukraina dan pembukaan kembali ekonomi China. Investasi besar-besaran untuk diversifikasi ekonomi menunjukkan hasil menggembirakan.
Pada 2022, Arab Saudi mencatat ekspansi ekonomi paling pesat di tingkat global dengan pertumbuhan 7,6 % , memungkinkan total perekonomian negara menembus US$1 triliun untuk pertama kali dalam sejarah.
Pencapaian ini melampaui kinerja negara-negara G7 dan ekonomi berkembang besar seperti China, India, dan Indonesia. Stabilitas harga terjaga dengan inflasi terkendali di 3 % , sementara pengangguran terus menurun dan partisipasi perempuan dalam dunia kerja meningkat dramatis hingga 200?lam lima tahun terakhir.
Dalam sektor energi berkelanjutan, Arab Saudi mengantisipasi mempertahankan dominasi sebagai supplier energi global meski dunia bergerak menjauh dari bahan bakar fosil.
Memanfaatkan wilayah luas dan intensitas sinar matahari tinggi, negara ini memiliki potensi optimal untuk pengembangan pembangkit surya dan angin, dengan target 50 % pasokan listrik nasional dari energi terbarukan menjelang 2030.
Seiring strategi ini, Arab Saudi melakukan investasi masif dalam teknologi hidrogen dan membangun kompleks produksi amonia dari hidrogen hijau berkapasitas terbesar dunia.
Rencana Trump Untuk Riviera Jalur Gaza
Trump mengusulkan Amerika Serikat menguasai wilayah Gaza dan bertanggung jawab membangunnya kembali setelah memindahkan penduduk Palestina ke lokasi lain. Dia membayangkan Gaza dapat diubah menjadi kawasan wisata mewah seperti Riviera di Timur Tengah yang dihuni berbagai komunitas internasional.
Menurut Trump, AS akan mengambil kendali penuh Gaza Strip dan melakukan pembersihan menyeluruh terhadap sisa-sisa perang, termasuk bom yang belum meledak dan senjata berbahaya. Setelah itu, semua bangunan rusak akan diratakan dan area tersebut dibangun ulang dari nol.
Trump berulang kali menyarankan hampir 2 juta warga Palestina harus dipindahkan dari Gaza yang hancur ke rumah baru di tempat lain sehingga AS dapat mengirim pasukan ke Jalur Gaza.
Gagasan ini sebenarnya pernah disampaikan Jared Kushner, menantu Trump, sekitar setahun lalu. Kushner mengusulkan Gaza dikosongkan dari penduduk Palestina dan dikembangkan menjadi resor pantai internasional di bawah pengawasan Amerika Serikat.
Pada 4 Februari 2025, Trump menyatakan dalam konferensi pers bersama Netanyahu bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih dan memiliki Jalur Gaza, meratakan dan merekonstruksi wilayah tersebut. Pengumuman ini menimbulkan guncangan global.
Organisasi hak asasi manusia menilai di balik retorika pembangunan Gaza menjadi kawasan wisata mewah, terdapat agenda ethnic cleansing dari tanah kelahiran mereka.
Respons Tegas MBS dan Persatuan Arab Terhadap Trump
Arab Saudi dengan tegas menentang rencana Trump dan menyatakan kerajaan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel selama negara Palestina merdeka belum terbentuk. Arab Saudi menegaskan pembentukan negara Palestina merupakan sikap kokoh dan tidak dapat diganggu gugat.
Muhammad Bin Salman segera berinisiatif mengumpulkan para pemimpin Arab untuk bertemu di Riyadh, merumuskan tanggapan terhadap rencana Trump. Arab Saudi dan sekutu Arab lainnya terkejut dengan rencana Trump mengosongkan warga Palestina dari Gaza dan memindahkan sebagian besar ke Yordania dan Mesir.
Para pemimpin negara-negara Arab utama seperti Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Yordania merencanakan pertemuan tingkat tinggi di Riyadh pada Februari 2025.
Tujuan pertemuan adalah membahas respons bersama terhadap proposal Trump. Setelah pertemuan Riyadh, direncanakan KTT darurat yang lebih luas di Kairo untuk menggalang dukungan seluruh negara Arab.
Usulan Trump mendapat penolakan keras baik regional maupun internasional, memicu persatuan Arab yang jarang terjadi. Dua sumber Saudi melaporkan pemimpin lima negara akan bertemu di Riyadh pada 20 Februari untuk menyusun tanggapan sebelum KTT Arab darurat di Kairo pada 27 Februari.
Riyadh kini menetapkan pembentukan negara Palestina sebagai syarat untuk melanjutkan proses normalisasi dengan Israel. Arab Saudi berada di garis depan upaya menentang kebijakan Amerika Serikat yang mendukung Israel melalui penyelenggaraan KTT penting ini.
Analisis Daya Tawar MBS Melalui Asymmetric Interdependence
Hubungan Amerika Serikat dengan Kerajaan puta mahkota MBS adalah hubungan saling menguntungkan yang saling menyandera kepentingan ekonomi kedua pihak, yang disebut teori asymmetric interdependence menurut Robert O.
Keohane dan Joseph S. Nye Jr. Teori ini merupakan respons terhadap paradigma realis tradisional yang terlalu menekankan kekuatan militer dan mengabaikan dimensi ekonomi dalam hubungan internasional.
Hubungan kedua negara menunjukkan kompleksitas interdependensi modern melalui multiple channels of contact yang beroperasi dalam tiga level berbeda: interstate relations, transgovernmental relations, dan transnational relations.
Level interstate melibatkan komunikasi langsung antara Gedung Putih dan Istana Al-Yamamah seperti pertemuan rutin antara menteri luar negeri dan menteri energi kedua negara.
Level transgovernmental memfasilitasi kerjasama teknis antara institusi pemerintah seperti Departemen Energi AS dengan Kementerian Energi Saudi untuk kebijakan energi global.
Level transnational menciptakan jaringan interdependensi yang melibatkan aktor non-negara seperti Chevron dan ExxonMobil menjalin kemitraan strategis dengan Saudi Aramco.
Amerika Serikat menunjukkan tingkat sensitivitas sedang terhadap dinamika Saudi Arabia, khususnya dalam konteks ekonomi global. Perubahan produksi minyak Saudi memiliki dampak signifikan terhadap harga minyak dunia, yang mempengaruhi kondisi ekonomi Amerika Serikat secara keseluruhan.
Dari segi jangka pendek, Saudi Arabia menunjukkan tingkat kerentanan relatif rendah terhadap tekanan ekonomi Amerika Serikat, didukung cadangan devisa lebih dari 400 miliar dollar AS.
Namun dalam perspektif jangka panjang, tingkat kerentanan Saudi berada pada level sedang karena ketergantungan tinggi pada teknologi militer Amerika Serikat. Meskipun demikian, kerentanan Saudi Arabia terhadap AS semakin berkurang seiring diversifikasi kemitraan internasional.
Peningkatan kerjasama dengan China dan Rusia dalam berbagai sektor memberikan alternatif strategis yang mengurangi ketergantungan eksklusif pada Amerika Serikat, mencerminkan upaya Saudi untuk memperkuat posisi geopolitik dan mengurangi risiko ketergantungan pada satu kekuatan besar.
Doa Lintas Iman Menggema: UIN Saizu & FKUB Banyumas Teken 7 Seruan Damai Demi Keselamatan NKRI |
![]() |
---|
Demi Keselamatan Bangsa, UIN Saizu dan FKUB Banyumas Gelar Doa Lintas Iman |
![]() |
---|
UIN Saizu Purwokerto Lepas 100 Wisudawan Pascasarjana Angkatan ke-68 |
![]() |
---|
Hadirkan Profesor dari Iran, UIN Saizu Gelar Seminar Internasional Bahas Islam, Tradisi & Modernitas |
![]() |
---|
Fakultas Dakwah UIN Saizu Lepas Wisudawan Periode ke-68, Langkah Awal Menuju Masa Depan Gemilang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.