Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Kondisi Atap SDN 5 Ngembalrejo Kudus Makin Tragis, Padahal Sudah 3 Kali Ajukan Perbaikan

Rusaknya atap ruang kelas 2 sudah merambah ke ruang kelas 3, ruang kelas 1, ruang guru, dan ruang kepala sekolah, yang merupakan satu blok gedung.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/SAIFUL MA'SUM
ATAP RUSAK - Beberapa siswa belajar di ruang kelas 2 SD Negeri 5 Ngembalrejo Kudus yang atapnya ambrol, Kamis (17/7/2025). Kerusakan atap terebut sudah berlangsung lebih dari setahun dan belum mendapatkan perhatian dari Pemkab Kudus. 

Pada awal 2024, plafon atap di ruang kelas 2 mulai ambrol, seketika dipasang tiang penyangga.

Kondisi serupa mulai dialami ruang kelas 3, kelas 1, ruang guru, dan ruang kepala sekolah yang berada satu blok dengan ruang kelas 2.

Pihak sekolah sudah mengajukan anggaran perbaikan ke Disdikpora sebanyak tiga kali.

Pertama diajukan pada tahun anggaran 2023 sebelum terjadi rusak parah, namun belum mendapatkan alokasi perbaikan dari APBD.

Pihak sekolah kembali mengajukan anggaran perbaikan pada 2024, lagi-lagi tidak mendapatkan alokasi perbaikan.

Pada tahun anggaran 2025, sekolah mengajukan kembali perbaikan sekolah.

Dengan harapan, jika tidak mendapatkan alokasi dari APBD murni, setidaknya diharapkan dapat alokasi perbaikan dari Perubahan APBD 2025.

Baca juga: Kopi Jalanan di Kota Kudus Jadi Jujukan Para Pemuda Menghabiskan Malam

Baca juga: SD Negeri di Kudus Sepi Peminat Ada yang cuma Dapat 1 Siswa, Bupati: Jadi Kajian Kami

"Kondisinya seperti ini, siswa kelas 2 terpaksa belajar di kelas meski rasa was-was atap ambrol."

"Meski sudah disangga menggunakan kayu, kami tidak tahu apakah bertahan lama."

"Harapannya bertahan sampai dilakukan perbaikan," terangnya, Kamis (17/7/2025).

Tenaga pendidik SD Negeri 5 Ngembalrejo, Agus Khrisna menambahkan, rusaknya plafon atap ruang kelas terjadi secara bertahap. 

Kondisi rusak terparah saat ini dialami ruang kelas 2 disusul ruang kelas 3.

Kata dia, kegiatan belajar-mengajar kelas 3 pernah dipindah ke perpustakaan, sedangkan siswa kelas 2 dipindah ke musala.

Namun berlangsung tidak lama, karena ketika musim hujan, harus dipindah kembali ke ruang kelas asal, lantaran perpustakaan dan musala sering dilanda banjir saat musim hujan.

"Yang bisa kami lakukan adalah bertahan dengan kondisi yang ada."

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved