Berita Semarang
Serunya Warga Berebut Gunungan Hasil Bumi di Eks Lokalisasi Semarang, Ana: Daripada Nggak Kebagian
Di kawasan padat penduduk Argorejo Semarang yang dulu dikenal sebagai lokalisasi ini, ratusan warga dari enam RW tumpah ruah dalam sedekah bumi.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ana Wahyuningsih yang mengenakan kebaya kuningnya mencolok, tersenyum puas setelah meraih jagung, terong, kacang panjang, dan labu siam dari rebutan gunungan.
“Bisa buat sayur asam ini."
"Saya ikut yang lain rebutan gunungan, daripada nggak kebagian."
"Sangat senang dan meriah,” ujarnya di tengah riuh tradisi Sedekah Bumi Kalibanteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Minggu (20/7/2025).
Baca juga: Fauzan Jauh-jauh ke Semarang Ikuti Seleksi Kerja ke Korsel, Wamen P2MI: Jaga Baik Nama Indonesia
Baca juga: Brand Sepatu Asal Amerika Serikat Cole Haan Kini Hadir di Semarang, Disini Lokasinya
Di kawasan padat penduduk Argorejo yang dulu dikenal sebagai eks lokalisasi itu, ratusan warga dari enam RW tumpah ruah.
Mereka berbaur dalam kirab budaya yang dimulai dari kompleks makam Soen An Ing, membawa tiga gunungan hasil bumi, iringan punokawan, dan berakhir di balai RW 04.
Pagi itu, suasana yang dahulu lekat dengan citra kelam berubah menjadi panggung syukur, tawa, dan aroma gotong royong.
Camat Semarang Barat, Elly Asmara bahkan tak kuasa menahan keinginannya ikut serta dalam rebutan gunungan.
“Sebenarnya saya dari pertama kali datang sudah ngelirik gunungan."
"Tetapi waktu itu masih bertanya ke Pak Lurah, kapan jadwalnya."
"Sekarang tak tertahankan."
"Ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap budaya yang diuri-uri oleh warga Kalibanteng Kulon,” ucap Elly Asmara.
Menurut Elly, tradisi ini bukan hanya perayaan syukur, tetapi juga cara warga mengangkat citra baru Argorejo.

Kawasan yang dulu identik dengan tempat karaoke itu, kini diproyeksikan sebagai destinasi wisata religi.
“Kami punya makam Sunan Kuning, penyebar ajaran Islam di Semarang."
"Tradisi seperti ini menjadi penguat citra positif Argorejo,” tegasnya.
Berbeda dengan kebanyakan sedekah bumi atau sadranan yang digelar di bulan Ruwah, Kalibanteng Kulon justru mempertahankan tradisinya di bulan Suro.
Ada nuansa lokal yang sengaja dijaga, seolah mengingatkan bahwa akar budaya tak lekang meski zaman berganti.
“Bentuk dukungan dari Pemkot Semarang bermacam-macam."
"Mulai dari logistik, konsumsi, hingga fasilitas pendukung kegiatan budaya seperti ini,” tambah Elly Asmara.
Pendanaan kegiatan turut disokong melalui anggaran non fisik Kecamatan Semarang Barat serta dukungan CSR dari PDAM, TAPM, hingga lembaga pendidikan Al Azhar.
Baca juga: Operasi Patuh Candi Dilakukan di Area Rawan Balap Liar Semarang Dini Hari, 47 Pemotor Ditindak
Baca juga: Belasan Tahun Terbengkalai, Apa Kabar Eks Wonderia Semarang?
Menghidupkan Tradisi yang Pernah Mati
Ketua LPMK Kalibanteng Kulon Semarang, Herry Suryadi Timur menyebut, tradisi ini pernah mati suri selama lebih dari 10 tahun.
“Kami menguri-uri tradisi leluhur, termasuk membersihkan tiga makam tokoh seperti Sunan Soen An Ing, Kepoh, dan Mbah Banteng Wareng."
"Dukungan dari warga RW 01 sampai RW 06 luar biasa,” ungkapnya.
Tak hanya kirab dan rebutan gunungan, rangkaian acara yang berlangsung selama dua hari ini juga diwarnai lomba-lomba antarwarga, pengajian akbar, serta penyaluran 210 paket sembako, dan 71 santunan bagi anak yatim dengan total bantuan mencapai Rp7,1 juta.
Kini, di tengah geliat transformasi kawasan eks lokalisasi, warga Kalibanteng Kulon berusaha membalikkan stigma masa lalu.
Mereka menggabungkan kekuatan budaya, religi, dan kearifan lokal untuk menciptakan citra baru.
Yakni Argorejo sebagai destinasi wisata spiritual.
“Kami ingin tunjukkan bahwa Kalibanteng bukan cuma soal masa lalu."
"Ada nilai-nilai budaya dan religi yang kuat di sini."
"Semoga tahun depan lebih meriah dan lebih banyak dukungan,” pungkas Herry. (*)
Baca juga: Perkuat Pendidikan Daerah, Unsoed dan Pemkab Belitung Timur Siap Teken MoU
Baca juga: Kebumen Dinobatkan Sebagai Peringkat 13 Kabupaten Paling Maju di Jawa Tengah Versi BRIN
Baca juga: Tim Gabungan Dinkes dan BBPOM Temukan Makanan Mengandung Bahan Berbahaya di CFD Kudus
Baca juga: Sleeping Prince Pangeran Arab Saudi yang Koma 20 Tahun Meninggal Dunia: Upacara Pemakaman 3 Hari
Semarang
sedekah bumi
Sedekah Bumi Kalibanteng Kulon Semarang
feature
Elly Asmara
Camat Semarang Barat
Eks Lokalisasi Semarang
Kawasan Argorejo Semarang
Herry Suryadi Timur
Tradisi Warga Semarang
Wisata Religi Kota Semarang
Soen An Ing
tribun jateng
tribunjateng.com
KKN-T UPGRIS Siap Terjun ke Masyarakat Desa Pagersari |
![]() |
---|
Sempat Lepaskan 56 Demonstran, Polda Jateng Kembali Tangkap 40 Orang Massa Aksi |
![]() |
---|
Kericuhan di Depan Polda Jateng Kembali Pecah Dini Hari Ini, Polisi Bubarkan Pakai Gas Air Mata |
![]() |
---|
Dari TK hingga SMP, Anak-Anak Semarang Diajak Cinta Membaca |
![]() |
---|
Belum Kondusif, Doa Bersama Ojol untuk Affan di Semarang Terpaksa Batal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.