Mulianya Hati Tiwi Pegawai BPS yang Dibunuh Rekan Kerja, Bawa Koper Penuh Buku dari Magelang
Saat itu, seorang rekan kerja berupaya menghubungi keluarga karena Tiwi tak kunjung masuk kantor seusai masa cutinya berakhir
Bagi Karyanto, ayah Tiwi, putri sulungnya itu adalah sosok pekerja keras sejak kecil.
Tiwi menempuh pendidikan di sekolah-sekolah favorit di Kota Magelang—dari SMPN 1 hingga SMAN 1—sebelum melanjutkan studi di Politeknik Statistika Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta.
“Dia itu fighter (petarung). Kalau pekerjaan belum selesai, dia belum bisa meninggalkan kantor. Kadang sampai jam 1 malam baru pulang. Karena besok paginya harus masuk lagi untuk menyelesaikan pekerjaan,” kenang Karyanto.
Di tengah kesibukannya bekerja, Tiwi juga aktif membangun jejaring sosial dengan mengikuti komunitas yang sejalan dengan kegemarannya, yakni membaca dan menulis.
Karyanto menyebut, putrinya adalah pribadi yang supel dan senang bergaul.
“Setelah Tiwi nggak ada, baru saya tahu teman-temannya banyak. Kemarin ada perwakilan komunitas literasi, datang dua orang dari Jogja ke sini, saya juga nggak kenal. Mereka mewakili komunitas menulis untuk menyampaikan belasungkawa,” ujarnya.
Komunitas menulis itu disebut juga menginisiasi gerakan #JusticeForTiwi di platform X dan mengawal kasusnya di media sosial hingga akhirnya mendapat perhatian publik.
Perpustakaan
Karyanto mengungkap bahwa putrinya sempat mengajukan untuk pindah ke Magelang setelah enam tahun berdinas di Halmahera Timur (Haltim).
Meski rencana itu belum mendapat persetujuan dari tempatnya bekerja, Tiwi sudah menyiapkan satu koper penuh buku dari Magelang untuk anak-anak dan remaja di Halmahera Timur (Haltim).
“Waktu Lebaran kemarin, dia bawa satu koper buku (ke Haltim). Katanya sebelum pindah mau bikin perpustakaan kecil-kecilan di sana (Haltim), supaya anak-anak gemar membaca,” ujar Karyanto.
Buku-buku itu dibawa Tiwi ke Haltim saat momen mudik Lebaran tahun ini, dan masih tersisa setengah koper di Magelang.
Ia bahkan sempat meminta sang ibu, Listyawardani (61) agar mengirim sisanya ke Haltim.
Karyanto memaklumi permohonan anaknya untuk pindah tugas ke Magelang belum dapat dikabulkan, kemungkinan karena kebutuhan pegawai di wilayah Maluku yang tinggi.
Kini rencana itu tak pernah terwujud karena Tiwi telah berpulang.
“Kami sadar, Allah menghendaki yang lain. Dari awal, kami sudah mencoba ikhlas. Kami ambil hikmahnya saja,” ujarnya.
Ade Mulyana Ternyata Menaruh Hati ke Dea, Majikan yang Ia Bunuh, Pernah Adu Domba dengan Suaminya |
![]() |
---|
Suami Kerap Nangis dan Minta Dirukyah, Kata Istri Pelaku Pembunuhan Tiwi Pegawai BPS Asal Magelang |
![]() |
---|
Hubungan Gelap Berawal Perkenalan di TikTok Berakhir Tragis di Penginapan |
![]() |
---|
Pemicu Remaja 20 Tahun Bunuh Neneknya di Blora: Keinginan Kuliah Tidak Direstui Ibu |
![]() |
---|
Awal Mula Fery Mulai Curiga Ade Sebagai Pembunuh Dea: Padahal Istri Saya Gak Suka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.