TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Keluh kesah pedagang mengemuka ketika Pemerintah Provinsi Jateng menerapkan kebijakan Jateng di Rumah Saja.
Salah satunya Khomariah, penjual nasi bungkus yang menempati warung kecil di Jalan Pemalang-Bantarbolang.
Ia sibuk mengemasi perkakas yang ia gunakan untuk berdagang saat ditemui Tribun Jateng.
Nampak sedikit kerepotan wanita asal Desa Pegengsoran Kecamatan Pemalang itu.
Pasalnya, di tengah kesibukannya, ia juga menggendong anak bungsunya yang terus merengek.
Meski demikian, ia tetap menyelesaikan pekerjaannya dan mengemasi perkakas di tempat ia berdagang.
• Modifikasi Pelaksanaan Jateng di Rumah Saja
• Polresta Solo Terjunkan Tim Penyidik Khusus dalam Gerakan Jateng di Rumah Saja
• Sosialisasikan Jateng di Rumah Saja, Pemkab Banyumas Kerahkan 50 Mobil Dinas untuk Publikasi
• Jateng di Rumah Saja, Empat Pintu Masuk Purbalingga Ditutup Total
Khomariah mengemasi perkakas lantaran mendengar kabar, jika akhir pekan mendatang ia tak boleh berdagang.
Hal itu sesuai edaran dari Pemerintah Provinsi Jateng, yang meminta para pedagang tak membuka lapak pada 6 dan 7 Februari mendatang.
Tak begitu lama, ibu yang memiliki dua anak itu menyelesaikan pekerjaannya. Ia duduk dan beristirahat sejenak untuk melepas lelah.
Sambil menenangkan buah hatinya, wanita ramah itu bercerita, mengenai keluhannya terkait kebijakan tak boleh berdagang sementara.
"Padahal baru sebulan buka, Sabtu dan Minggu mendatang sudah diminta tutup lagi," paparnya, Kamis (4/2/2021).
Diwarnai rengekan buah hatinya, wajah Khomariah nampak sedikit pucat, lantaran kelelahan meladeni pekerjaannya.
"Buru-buru juga soalnya, besok saya sudah tak berjualan, kalau saya kemasi hari Jumat takutnya tidak semua barang bisa saya bawa, mengingat rumah saya 1 kilometer dari sini. Kalau saya tinggal takut diambil orang, karena warung ini semi permanen," jelasnya.
Wanita paruh baya itu juga berujar, sedikit kerepotan kala mendengar kabar tak boleh berdagang secara mendadak.
"Saya baru dengan kemarin malam, menurut saya mendadak, karena tak ada sepekan informasi tersebut," katanya.
• HIPMI Banyumas Menolak Kebijakan Jateng di Rumah Saja, Minta Adanya Kelonggaran
• HPPK Minta Toleransi Dalam Pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja
• Bupati Pemalang Instruksikan Ketersediaan Tempat Tidur di RS Aman Saat Jateng di Rumah Saja
• Video Kebijakan Kota Solo Laksanakan Program Jateng di Rumah Saja
Dilanjutkannya, selama tutup ia akan makan seadanya, yang tentunya menggunakan uang warung.
"Soalnya warung ini jadi sumber pencarian keluarga saya, mau tak mau saat tutup ya menggunakan uang yang biasanya digunakan untuk modal membeli bahan untuk berdagang," jelasnya.
Khomariah menambahkan, harusnya sebelum mengeluarkan kebijkan pemerintah memikirkan nasib para pedagang.
"Kalau keuntungan kami diganti tidak apa-apa, misal kebijkan itu berubah dan tidak boleh berdagang selama satu pekan atau satu bulan, kami mau minta siapa. Karena jika tak jualan kami juga tak makan," tambahnya. (bud)