Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Slawi

Benahi Data Penerima Bansos Melalui Fitur Usul dan Sanggah Aplikasi Cek Bansos

Masyarakat dilibatkan untuk meningkatkan akurasi dan kemutakhiran DTSEN melalui aplikasi Cek Bansos. 

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
IST
PODCAST - Dokumentasi foto yang dikirim Humas Pemkab Tegal pada Jumat (14/11/2025), menunjukkan saat berlangsung Podcast Loken On the Spot yang dipandu Bebeng Mohan dan disiarkan secara daring melalui akun Facebook Humas Pemkab Tegal. Pada kesempatan itu membahas tentang Akurasi data di Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) terus ditingkatkan dan masyarakat dilibatkan untuk meningkatkan akurasi dan kemutakhiran DTSEN melalui aplikasi Cek Bansos. 


Ma’mun mengungkapkan, setelah dua bulan laporan hasil ground checking  disampaikan ke pusat dan tidak ada respon balik, maka secara otomatis data penerima bansos yang disanggah tersebut dianggap benar dan akan tercoret dari daftar penerima.


Sebagai pendamping, ia mengingatkan seluruh penerima bansos agar menjaga keamanan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) ataupun ATM rekening penerima bantuan. 


Sebab banyak kasus penyalahgunaan terjadi karena kartu dititipkan kepada orang lain.


“ATM itu ibarat dompet, jadi tolong pegang sendiri-sendiri karena biasanya PIN ATM penerima bantuan ditempel di kartunya. Ini yang rawan disalahgunakan,” tegas Ma'mun. 


Sementara itu, Kepala Desa Margasari Eko Riyanto menuturkan, persoalan bansos di desanya yang berpenduduk 12.900 jiwa dengan 4.589 KK ini umumnya terjadi karena warga tidak memperbarui data kependudukannya. 


Seperti keluarga tidak mampu yang baru pindah tidak segera mengurus dokumen administrasi kependudukannya, termasuk mereka yang pulang dari perantauan tidak segera mengganti alamat KTP-nya.


Eko menuturkan, banyak warganya yang secara sukarela mengundurkan diri atau graduasi dari kepesertaan program keluarga harapan atau PKH karena merasa sudah lebih mampu atau bahkan merasa malu jika di dinding rumahnya ditempel stiker penerima bantuan.


Salah satunya dicontohkan Uripah, pemilik rumah yang dijadikan latar lokasi Podcast. 


Terhitung sudah dua tahun Uripah mengundurkan diri dari PKH dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) karena merasa rezekinya sudah cukup dan ingin memberikan kesempatan kepada warga lain yang lebih membutuhkan.


“Kami mengucapkan maturuwun ke bu Uripah yang luar biasa. Padahal kalau mau diteruskan masih ada kesempatan karena anaknya masih SD dan SMP. Tapi kembali lagi, bu Uripah bisa mensyukuri usahanya dan punya mental kuat untuk terus menggeluti usahanya. Mudah-mudahan ditambah rezekinya,” tutur Eko.


Dalam kesempatan itu, Eko juga mengingatkan warga penerima bansos agar berhati-hati menjaga identitas kependudukannya karena banyak kasus di wilayahnya bantuan terhenti dan tidak bisa dipulihkan karena NIK penerima bansos, atau salah satu anggota keluarga lainnya dalam kartu keluarga terindikasi dipakai untuk mendaftar akun judi online, pinjaman online, hingga membayar cicilan kendaraan bermotor.


Bahkan jika salah satu anggota keluarga diterima bekerja di sektor formal seperti karyawan pabrik, bantuan tersebut dapat terhenti dengan sendirinya karena dianggap mampu.


“Jangankan diterima CPNS atau pegawai di pemerintahan yang anaknya diterima jadi buruh pabrik pun bantuannya langsung berhenti. Maka solusinya split kartu keluarga. Kasihan karena adik-adiknya masih banyak dan bayarannya juga tidak seberapa. Pastinya tidak akan cukup kalau harus menanggung beban pengeluaran sekeluarga,” tandasnya. (dta) 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved