Berita Jepara
Pemkab Jepara Mulai Benahi Akses Pasar dan Klenteng Welahan yang Memprihatinkan
Pemerintah Kecamatan Welahan mulai melakukan langkah besar dalam penataan kawasan Pasar dan Klenteng Welahan.
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Pemerintah Kecamatan Welahan mulai melakukan langkah besar dalam penataan kawasan Pasar Welahan sekaligus menyiapkan konsep pengembangan wilayah berbasis potensi budaya.
Hal ini sebagai tindak lanjut dari arahan Bupati Jepara untuk mengoptimalkan kawasan Klenteng Welahan atau Hian Thian Siang Tee yang merupakan salah satu cagar budaya tertua di Jawa.
Camat Welahan, Suhadi, mengungkapkan bahwa pemerintah hadir untuk memperbaiki tata kelola pasar sekaligus memaksimalkan potensi ekonomi masyarakat.
Satu di antaranya fokus utama yaitu pembenahan akses menuju klenteng dan pasar yang selama ini dinilai sangat memprihatinkan.
“Bupati Jepara menitipkan agar kawasan Klenteng Welahan dikembangkan, karena merupakan bagian dari cagar budaya."
"Tugas kami menyiapkan akses ke sana. Kondisinya kotor sekali, orang mau lewat saja susah."
"Saya kasihan dengan pedagang, jadi kami berikan solusi melalui penataan,” kata Suhadi kepada Tribunjateng, Kamis (20/11/2025).
Baca juga: Rehab Gedung DPRD Jepara Rampung Akhir Desember, Ini Update Pekerjaannya
Dalam proses penataan Pasar Welahan, pihak kecamatan menemukan fakta bahwa jumlah pedagang yang berjualan di luar pasar mencapai 110 orang.
Namun ruang yang tersedia di dalam pasar hanya mampu menampung sekitar 50 pedagang.
“Aslinya pedagang mau masuk ke dalam, asal kondisi pasar ditata lebih rapi. Tapi kapasitasnya tidak cukup."
"Sisanya 60 pedagang akan kami carikan lokasi alternatif di belakang terminal,” jelasnya.
Suhadi menegaskan bahwa tujuan penataan ini bukan sekadar memindahkan pedagang, melainkan memastikan peningkatan pendapatan mereka.
“Pemerintah hadir untuk memenuhi kebutuhan pedagang agar ekonomi mereka meningkat,” tegasnya.
Upaya penataan sempat terkendala persoalan banjir yang terjadi di kawasan pasar.
Setelah dilakukan pengecekan bersama DPUPR, ditemukan bahwa saluran air yang ada ternyata buntu akibat penuh sampah.
