Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Ini Mekanisme Vasektomi Berhadiah Rp 1 Juta di Kota Semarang

Berikut mekanisme untuk mengikuti program vasektomi di Kota Semarang dan mendapat insentif Rp 1 juta.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: M Zainal Arifin
Tribunjateng.com/Rezanda Akbar D
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Semarang, Lilik Farida. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Semarang, Lilik Farida, menjelaskan bahwa setiap calon peserta tak bisa serta-merta menjalani vasektomi hanya karena tertarik insentif Rp 1 juta. 

Mereka bisa mendaftar melalui kader KB kelurahan dengan demikian wajib melewati tahapan administrasi, untuk verifikasi syarat medis, dan penjadwalan tindakan.

Lilik memaparkan, vasektomi merupakan metode kontrasepsi jangka panjang bagi pria yang perlu dipertimbangkan matang, sehingga proses awal dimulai dari seleksi peserta. 

Syarat utamanya adalah pasangan usia subur yang sudah memiliki minimal dua anak, dengan anak bungsu berusia lima tahun atau lebih.

Pertimbangan usia anak digunakan agar tindakan vasektomi tidak dilakukan pada pasangan yang masih berisiko menambah keturunan.

“Harus ada persetujuan kedua belah pihak. Ada dokumen izin tindakan operasi yang wajib ditandatangani pasangan usia subur tersebut,” kata Lilik, Jumat (14/11/2025).

Setelah dinyatakan memenuhi syarat, peserta akan menerima barcode pendaftaran. Namun, tahapan tidak berhenti di situ. 

Baca juga: Ini Dampak Psikologis bagi Pria yang Melakukan KB Vasektomi

Disdalduk KB kemudian berkoordinasi dengan rumah sakit mitra untuk penjadwalan operasi bersama dokter bedah umum atau urologi.

Prosedur vasektomi tidak dilakukan satu-satu, tapi dalam kelompok minimal tiga peserta agar rumah sakit bisa menyiapkan ruang operasi (OK) secara efisien.

“Kami pastikan pada hari pelaksanaan, rumah sakit sudah menyiapkan ruang operasi khusus untuk peserta KB pria,” jelasnya.

Hingga kini, beberapa rumah sakit yang aktif melaksanakan vasektomi secara terjadwal antara lain RS Adhyatma, RS Bhakti Wira Tamtama, dan RS Hermina Pandanaran. 

Menurut Lilik, seluruh rumah sakit bekerja sama dengan Pemkot, tetapi tiga fasilitas kesehatan tersebut menjadi yang paling intens menangani layanan KB pria.

Operasi vasektomi sendiri dilakukan dengan sayatan kecil sekitar satu sentimeter tanpa jahitan. 

Metode yang digunakan adalah pemotongan dan pengikatan saluran sperma (vas deferens) di kanan dan kiri. 

Setelah prosedur selesai, peserta bisa langsung pulang pada hari yang sama.

“Pagi datang, operasi dilakukan, sore sudah boleh pulang. Tidak perlu rawat inap. Karena itu pemerintah memberikan reward Rp1 juta sebagai uang pengganti tidak bekerja pada hari tersebut,” katanya.

Meski prosesnya cepat, pria yang baru menjalani vasektomi tetap diwajibkan menggunakan alat pengaman ketika berhubungan seksual hingga mencapai sekitar 20–30 kali ejakulasi pascaoperasi. 

Baca juga: Penjelasan Ahli Urologi Terkait Plus dan Minus Vasektomi, KB Pria yang Digenjot Pemkot Semarang

Hal itu penting dilakukan untuk memastikan saluran sperma benar-benar bersih dan aman.

Mengenai masa pemulihan, Lilik menegaskan peserta umumnya bisa kembali beraktivitas normal sehari setelahnya. 

“Tidak perlu istirahat lama. Biasanya kami sarankan setelah tindakan istirahat sehari, besoknya sudah bisa bekerja lagi,” ujarnya.

Tingkat partisipasi KB pria di Semarang masih sangat kecil, hanya 0,001 persen. 

Karena itu, Pemkot menggandeng motivator KB pria yang merupakan mereka yang telah menjalani vasektomi

Para motivator ini aktif memberikan edukasi ke masyarakat, terutama untuk menghapus mitos mengenai penurunan keperkasaan.

“Sampai sekarang banyak laki-laki yang masih takut. Mereka khawatir vasektomi membuat loyo atau mengurangi kejantanan. Padahal tidak ada hubungannya sama sekali,” tegas Lilik.

Ia menambahkan, tren baru mulai muncul di kalangan anak muda. 

Banyak pria usia 30-an yang sudah memiliki dua anak dan memilih vasektomi untuk berbagi peran KB dengan istri. 

Tidak sedikit dari mereka adalah pekerja maupun pengusaha muda.

Insentif Rp1 juta sendiri dapat diambil oleh seluruh warga ber-KTP Kota Semarang tanpa melihat status ekonomi. 

“Bukan hanya untuk keluarga miskin. Siapa saja diperbolehkan, selama memenuhi syarat pasangan usia subur dan syarat medis,” katanya.

Hingga November 2025, capaian vasektomi telah mendekati 90 persen dari target 110 peserta. Disdalduk KB menargetkan penyelesaian penuh hingga akhir tahun. 

“Mencari peserta vasektomi memang tidak mudah. Karena itu sosialisasi dan peran motivator sangat penting untuk meyakinkan masyarakat,” ujarnya.

Ke depan, Pemkot Semarang akan terus memperkuat mekanisme pelayanan vasektomi agar program ini tidak hanya soal insentif, tetapi menjadi pilihan yang aman, terukur, dan benar-benar tepat sasaran demi meningkatkan kualitas keluarga di Kota Semarang. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved