UIN SAIZU Purwokerto
Kiai, Santri, dan Negara dalam Arah Baru Pendidikan Pesantren
Pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren bukan sekadar berita baru dari pemerintah.
Penulis: Adi Tri | Editor: galih permadi
IST
Pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren bukan sekadar berita baru dari pemerintah. Ini adalah keputusan berani yang, suka atau tidak, akan menguji kemampuan negara membaca dunia pesantren sebuah ruang budaya yang selama ratusan tahun berdiri tegak tanpa birokrasi.
Ditjen Pesantren membuka babak baru politik pendidikan Islam di Indonesia. Tetapi keberhasilan kebijakan ini sepenuhnya bergantung pada kemampuan negara menghormati tradisi dan kecerdasan budaya pesantren.
Jika negara datang dengan pendekatan kearifan, pesantren akan semakin kuat. Sebaliknya, jika negara memaksakan logikanya sendiri, kebijakan ini tidak hanya gagal tetapi bisa menjadi bumerang bagi masa depan pesantren.
Pendidikan tidak akan maju tanpa memahami budaya. Dan pesantren, dengan segala keluwesannya, adalah salah satu pilar kebudayaan yang tidak boleh disentuh sembarangan. (***)
Berita Terkait:#UIN SAIZU Purwokerto
| Perkawinan Beda Agama: Dilema Hukum dan Keyakinan di Indonesia |
|
|---|
| UIN Saizu Gelar FGD Analisis Borang Prodi 2025, Targetkan 60 persen Prodi Raih Akreditasi Unggul |
|
|---|
| Dosen UIN Saizu Perkuat Kajian Tafsir Memahami Dinamika Penafsiran al-Qur’an di Era Kontemporer |
|
|---|
| 100 Mahasiswa TBI Antusias Ikuti International Guest Lecture Bersama English Teacher dari Pakistan |
|
|---|
| UIN Saizu Perkuat Pembinaan Mahasiswa Internasional Melalui Training Camp 2025 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251119-pesantren-uinsaizu.jpg)