Viktor Bungtilu Laiskodat di UKSW, Ajak Civitas Academica Jadi Kaum Cerdas yang Memulihkan Sesama

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen untuk melahirkan creative minority, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menghadirkan sosok berpengaruh dalam kuliah tamu bertajuk “Menjadi Warga Kerajaan Surga” di Ruang Rapat Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), belum lama ini.

Hadir Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat, S.H., M.Si., sebagai pembicara utama untuk mengupas secara tuntas topik yang diangkat. 

Kehadiran Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 2018–2023 ini disambut hangat oleh Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami serta puluhan peserta.

Terdiri dari dosen dan mahasiswa jenjang magister serta doktor dari FEB, Fakultas Teologi, dan Fakultas Interdisiplin yang memenuhi ruangan. 

Dalam sambutannya, Rektor Intiyas menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat untuk berbagi perspektif bagaimana menjadi warga Kerajaan Surga di tengah dunia ini. 

“Dalam kesempatan ini, Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat akan berbagi pengetahuan, wawasan, dan gagasan. Mari kita mendengar hal-hal baik yang menjadi pemikiran beliau dan saling berdiskusi,” ungkapnya. 

Acara ini juga turut dihadiri oleh Rektor UKSW Periode 1983-1993 Profesor Dr (HC). Willi Toisuta, Ph.D., Dekan FEB Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, SE., MSi., Ak., CMA., CA., Dekan Fakultas Intersiplin Aldi Herindra Lasso, S.Pd., M.M. Par., Ph.D., Guru Besar Hubungan Internasional (HI) Universitas Pelita Harapan (UPH) Tangerang Profesor Aleks Jemadu, Ph.D., Anggota DPR RI Dr. Benny K. Harman, Anggota DPRD NTT Dr. Christ Mboeik., serta para tamu undangan lainnya. 

Berbagi Pandangan

Kuliah tamu ini dipandu oleh Dosen Fakultas Teologi Pendeta Gunawan Y. A Suprabowo, D.Th., sebagai moderator.

Mengawali pemaparan, Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan rasa bahagianya dapat hadir kembali di kampus tempat ia menempuh studi doktornya.

“Terima kasih Ibu Rektor, saya bergembira sekali berada di sini, di antara para intelektual, mahasiswa, dan dosen untuk berbagi pandang dalam kuliah tamu kali ini,” ungkapnya. 

Berangkat dari pengalamannya, Alumni Program Studi (Prodi) Magister Studi Pembangunan (MSP) dan Doktor Studi Pembangunan (DSP) Fakultas Interdisiplin ini berbagi refleksi, pandangan kritis, dan tindakan nyata untuk mewujudkan Kerajaan Surga dalam kehidupan sehari-hari. 

Baginya, misi Kerajaan Surga sejalan dengan amanat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Karena itu, ia berharap melalui kuliah tamu ini dapat membuka wawasan bagaimana membentuk manusia yang cerdas, di mana kecerdasan tersebut tidak hanya secara teori, tetapi mampu menolong sesama serta memiliki karakter yang baik. 

“Warga Kerajaan Surga dipanggil untuk menolong yang haus, lapar, sakit, asing, miskin, dan mereka yang membutuhkan. Saya selalu mendorong pemimpin untuk cerdas, peduli, dan berani, mampu berpikir kritis dan maju. Kita harus bekerja dengan serius, berpengetahuan, dan berkarakter untuk dapat menolong orang lain,” paparnya. 

Ditegaskannya, misi Kerajaan Surga harus dibuktikan dengan kerja nyata di dunia pendidikan, kesehatan, pertanian, dan program-program yang langsung menyentuh kehidupan rakyat.

“Semakin banyak pengetahuan yang kita pelajari, semakin besar pula dedikasi yang diberikan kepada sesama. Itu semua adalah buah dari ilmu dan kolaborasi berbagai pihak,” tegasnya.

Kepada para peserta ia berpesan untuk menjadi pribadi yang tak pernah berhenti belajar dan menguatkan iman.

Menurutnya, ilmu pengetahuan yang dimiliki, mempunyai kekuatan untuk mengarahkan orang lain pada kebaikan, mencerdaskan bangsa sehingga memperkuat persaudaraan. 

Memperkaya Wawasan 

Sesi kuliah tamu ini berlangsung secara interaktif, ditandai dengan antusiasme dosen dan mahasiswa yang mengajukan berbagai pertanyaan.

Kegiatan ini sukses memperkaya wawasan dan mendorong para peserta untuk menjadi pribadi yang berdampak bagi sesama.

Pendeta Herman Tampubolon, M.Th., mahasiswa Prodi Doktor Sosiologi Agama (DSA) Fakultas Teologi mengaku materi yang disampaikan sungguh membuka wawasan tentang keindonesiaan dan juga bagaimana menjadi warga Kerajaan Surga. 

“Saya senang bisa menjadi bagian dari kuliah tamu ini. Materi yang disampaikan sangat bagus. Melalui ini saya melihat bahwa seluruh kebijakan yang beliau ambil merupakan implementasi dan tindakan nyata dari nilai-nilai sebagai warga Kerajaan Surga,” ujarnya. 

Di sisi lain, Pendeta Fransina Ranggalodu, M.Th., juga mengaku mendapatkan wawasan luas tentang tema yang dibahas.

“Oleh karena itu tanggung jawab kita sebagai mahasiswa, masyarakat, gereja, bahkan birokrasi pemerintah adalah menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Surga. Semua harus bersinergi karena dengan melakukan kolaborasi, kita bisa mengangkat mereka yang hidup dalam penderitaan agar terbebas dari berbagai belenggu kehidupan,” ungkap Pendeta Fransina Ranggalodu yang juga merupakan Dosen STT Gereja Kristen Sumba. 

Kuliah tamu ini merupakan salah satu kontribusi nyata UKSW untuk mendukung program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan.

Selain itu, acara ini menandaskan komitmen UKSW untuk berkontribusi dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 yaitu pendidikan berkualitas, serta ke-17 yaitu  kemitraan untuk mencapai tujuan. 

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 34 Prodi Unggul dan A.

Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.

Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat.(***)