Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

INILAH Faktanya, Armada Laut Panglima Cheng Ho Tak Pernah Singgah di Kota Semarang

Ong King Hong mendirikan masjid di Simongan yang sekarang menjadi bagian dari Kelenteng Sam Poo Kong atau Kelenteng Gedung Batu.

Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
Suasana Kelenteng Sam Poo Kong Semarang, Senin (16/1/2023). Kelenteng tersebut dipercaya menjadi lokasi turunnya satu di antara anggota armada laut Cheng Ho. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejarah orang-orang Tionghoa yang datang dan bermukim di Kota Semarang memang panjang.

Keberadaan mereka tak terlepas dari kiprah pelayaran Panglima Cheng Ho.

Dia adalah laksamana armada laut dari Kerajaan Ming yang membawa armada kapal raksasa.

Misi pelayaran itu untuk mencari pengakuan secara internasional.

Ketika armada kapal lautnya singgah di Nusantara, rombongan itu mengunjungi beberapa kerajaan.

Namun, jejak singgahnya armada Cheng Ho di Kota Semarang masih diragukan.

Baca juga: Kapolrestabes Semarang Terima Penghargaan dari Klenteng Sam Poo Kong 

Seperti dalam penelitian berjudul Sam Poo Kong dan Perubahan Identitas Masyarakat Tionghoa di Semarang, yang dilakukan oleh Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Armada laut Cheng Ho sama sekali tak menginjakkan kaki di Kota Semarang.

Cheng Ho dan rombongan hanya berhenti di wilayah Demak, lantaran ada anak buah kapal yang sakit.

Anak buah kapal itu bernama Ong King Hong, dia harus mendapatkan perawatan khusus di darat.

Ong King Hong juga diminta mengikuti rombongan armada laut ketika sembuh.

Seusai turun dari kapal, Ong King Hong mencari tempat untuk mengobati sakitnya.

Dia menyusuri pinggiran pantai hingga sungai dan menemukan Bukti Simongan.

Namun setelah sembuh, dia memilih menetap di Simongan Semarang.

Bahkan dia mendirikan masjid di Simongan yang sekarang menjadi bagian dari Kelenteng Sam Poo Kong atau Kelenteng Gedung Batu.

Baca juga: Viral Kucing Dicekoki Minuman Tuak, Pelaku Sekelompok Pemuda Ambarawa Semarang, Bikin Geram Rina Dkk

Perjalanan Ong King Hong juga tercatat pada buku berjudul Mengenal Kelenteng Sam Poo Kong, terbitan 1982.

Pada abad ke-15 Ong King Hong bersama rombongan Cheng Ho datang ke Pulau Jawa.

Armada laut Cheng Ho pun melakukan perjalanan hingga ke timur Pulau Jawa dan kembali ke Kerajaan Ming.

Dipilihnya Simongan sebagai tempat tinggal oleh Ong King Hong, karena lokasi tersebut sangat strategis.

Topografi Simongan saat itu berupa muara sungai yang tepat berhadapan dengan laut.

Berdasarkan fengshui, lokasi Simongan sangat ideal digunakan untuk permukiman. 

Dalam karya Stephen Skinner, mengenai ilmu tata letak tanah dan kehidupan Cina Kuno, wilayah Simongan mempunyai fengshui baik.

Pasalnya dilatarbelakangi adanya gunung atau bukit yang menghadap ke arah sungai dan laut.

Menetapkannya Ong King Hong ke Simongan sangat erat kaitannya dengan topografi wilayah tersebut saat itu.

Baca juga: Jalan Longsor di Kalongan Ungaran Kian Parah, Hampir Seluruhnya Ambles, Ini Respon Bupati Semarang

Pemetaan yang dilakukan Van Bemmelen, ahli geologi Belanda yang banyak melakukan survei awal terhadap vulkanisme dan tektonisme di Indonesia di masa kolonial, juga menguatkan tersebut.

Peta yang dibuat oleh Van Bemmelen, wilayah Simongan pada abad 15 membentuk cerukan. 

Dua bukit menjulang tinggi yang berhadapan langsung dengan laut yaitu Bukit Simongan dan Bergota.

Kondisi wilayah Simongan pada abad 15 tersebut dibenarkan oleh Ketua Yayasan Sam Poo Kong, Mulyadi.

Saat ditemui Tribunjateng.com, Senin (16/1/2023), dia menjelaskan, wilayah Kelenteng Sam Poo Kong pada abad ke-15 memang di tepian laut.

Adanya bukit dan kontur yang mendukung membuat satu di antara juru mudi armada laut Cheng Ho menetap di Simongan yang kini menjadi Kelenteng Sam Poo.

"Fengshui di lokasi ini juga baik."

"Selain itu ada sumber air bersih dan ada tempat perlindungan saat itu berupa gua."

"Sumber air dan gua tersebut masih ada sampai sekarang," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Senin (16/1/2023).

Baca juga: Relawan Semarang Tandai Jalan Berlubang Penyebab Kecelakaan, Terbanyak di Pedurungan

Terpisah, pemerhati sejarah dan budaya Kota Semarang, Ulinuha menuturkan, adanya makam juru mudi armada Cheng Ho yaitu Ong King Hong di kawasan Simongan menjadi bukti lokasi tersebut jadi jujugan masyarakat Tionghoa pada abad 15.

Selain itu, Bukti Simongan hingga Bergota membentuk mulut naga yang dipercaya masyarakat Tionghoa sebagai lokasi baik untuk bermukim.

"Melihat dari peta lama, memang lokasi Simongan hingga Bergota sangat ideal untuk membangun permukiman."

"Ditambah lagi ombak tidak terlalu besar karena wilayah Kota Semarang saat itu berbentuk cerukan," tuturnya. (*)

Baca juga: Sutarman Warga Masaran Sragen Kaget Ada Orang Mengambang di Kolam Miliknya, Bukan Korban Pembunuhan

Baca juga: Catatan Penjualan Daihatsu Sepanjang 2022: Naik 24,9 Persen Dibanding 2021

Baca juga: Duel Santri Berujung Maut di Grobogan, Berikut Kronologis Menurut Polisi

Baca juga: Warga Domiyang Sindir Pemkab Pekalongan, Swadaya Perbaiki Jalan Rusak, Janjinya Sejak Tahun Lalu

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved