Berita Batang
Pemkab Batang Tanggapi Kelangkaan Minyakita di Pasaran: Kalau Beli Migor Kemasan Pasti Tercukupi
Pasokan minyak goreng kemasan dan curah di Kabupaten Batang saat ini sebenarnya mencukupi kebutuhan masyarakat, yakni 28 ribu liter.
Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Pasokan minyak goreng bersubsidi, Minyakita di pasar-pasar tradisional mulai terhenti.
Minyak goreng bersubsidi itu pun mulai langka dan membuat pedagang gorengan mengeluh.
Pasalnya, mereka harus kembali membeli minyak goreng curah yang harganya lebih mahal dan kualitasnya pun kurang baik, dibandingkan minyak goreng bersubsidi yang lebih jernih.
Para pedagang gorengan dan masyarakat umum pun semakin mengeluh karena selain pasokan yang terhenti, harga Minyakita di pasaran pun mulai ikut merangkak naik.
Dari semula Rp 14.000 menjadi Rp 14.500 per liter.
Pedagang gorengan di Kabupaten Batang, Wilastri mengatakan, sejak minyak goreng bersubsidi langka di pasar, terpaksa kembali membeli minyak goreng curah.
Baca juga: Pengurus PC Sapma PP Batang Dilantik, Pj Bupati Lani: Jaga Kondusifitas, Jangan Mudah Terprovokasi
Baca juga: Bawaslu Batang Lantik 248 Panwaslu Kelurahan Desa, 30 Persen Keterwakilan Perempuan Terpenuhi
“Kalau Minyakita sebelumnya lebih murah, cuma Rp 14 ribu."
"Sekarang terpaksa beli yang curah Rp 17 ribu per liter,” tuturnya kepada Tribunjateng.com, Senin (6/2/2023).
Ia berucap, meski harga minyak goreng naik, harga jual gorengan tak ikut dinaikkan.
“Harga gorengan ya tetap, 1 tempe goreng Rp 1 ribu,” tuturnya.
Seorang konsumen sekaligus pedagang toko kelontong di Batang, Aminah menyayangkan kelangkaan minyak goreng bersubsidi Minyakita karena banyak konsumen yang kecewa.
“Saya kan juga jualan minyak goreng di warung rumah, jualnya Minyakita Rp 14 ribu."
"Tetapi karena sekarang langka terpaksa jual minyak goreng kemasan, harganya Rp 18 ribu,” jelasnya kepada Tribunjateng.com, Senin (6/2/2023).
Baca juga: Besok Selasa Musisi Ahmad Dhani Kunjungi Batang, Launching Rokok Dewa 19 Legend
Dia mengharapkan, pemerintah segera turun tangan, supaya harga minyak goreng bersubsidi kembali normal dan stok tercukupi, sehingga masyarakat dapat membeli sesuai kemampuan ekonominya.
Sementara itu, Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UKM Kabupaten Batang, Endang Rahmawati menerangkan, kebutuhan minyak goreng untuk masyarakat Kabupaten Batang jika memperhatikan perhitungannya mencapai 0,036 liter per hari.
“Jadi dengan jumlah penduduk Kabupaten Batang 801.718 jiwa, kebutuhan minyak goreng mencapai Rp 28 ribu liter per harinya,” terangnya kepada Tribunjateng.com, Senin (6/2/2023).
Ia menambahkan, pasokan minyak goreng kemasan dan curah di Kabupaten Batang saat ini sebenarnya mencukupi kebutuhan masyarakat, yakni 28 ribu liter.
“Hanya saja, masyarakat lebih memilih minyak goreng bersubsidi karena harganya yang lebih efisien."
"Sebenarnya kalau mereka belinya minyak goreng kemasan, stok pasti mencukupi,” pungkasnya. (*)
Baca juga: 12 Gerai Transmart Ditutup Permanen Sepanjang 2022, Dampak Pandemi Belum Usai?
Baca juga: Gelar Razia Knalpot Brong, Satlantas Polresta Pati Sita Puluhan Sepeda Motor
Baca juga: Gandeng Kontraktor China, Pemkot Pontianak Bangun Jembatan Berbayar Tanpa APBD Senilai Rp 1 Triliun
Baca juga: Ijazahnya Dipersoalkan, Gibran Rakabuming: Tanya Kampusku Sana di Singapura
tribunjateng.com
Pemkab Batang
ekonomi bisnis
Batang
minyak goreng
Disperindagkop dan UKM Kabupaten Batang
Endang Rahmawati
Minyak Goreng Curah
Lestarikan Budaya, Pemkab Batang Gelar Festival Tari Batik Gringsing dan Simo Gringsing |
![]() |
---|
Bentuk Karakter Anak Usia Dini, Himpaudi Batang Gelar Lomba Estafet Bendera |
![]() |
---|
Operasi Penertiban Durian Celeng di Exit Tol Batang, Tim Gabungan Satpol PP Polres Penyitaan |
![]() |
---|
Sesar Kendeng Patahan Weleri Ditemukan, Lintasi 8 Desa di Batang Sepanjang 19 Kilometer |
![]() |
---|
Perluas Pelayanan Berbasis Elektronik, Pengadilan Negeri Batang Buka Layanan di MPP |
![]() |
---|