Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Komisi XI DPR Gencarkan Pemanfaatan Produk Turunan Kelapa Sawit Untuk Solusi Krisis Energi-Pangan

Potensi luar biasa komoditas tanaman kelapa sawit Indonesia mencapai 16,8 juta hektare harus bisa dimaksimalkan untuk menjawab krisis energi dan panga

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Sosialisasi dan Expo Sawit Baik Indonesia di Balai Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Minggu (16/7/2023) 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Potensi luar biasa komoditas tanaman kelapa sawit Indonesia yang mencapai 16,8 juta hektare harus bisa dimaksimalkan untuk menjawab krisis energi dan pangan.

Dengan luas lahan tersebut, produksi sawit di Indonesia terhitung mencapai 48,23 juta ton pada 2022.

Menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan kontribusi mencapai 54 persen terhadap pangsa pasar global. 

Data tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi XI DPR RI, Musthofa dalam Sosialisasi dan Expo Sawit Baik Indonesia di Balai Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Minggu (16/7/2023).

Politisi PDI Perjuangan itu menyebut, beragam produk turunan kelapa sawit atau pengolahan crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO), langsung bisa dirasakan karena bersinggungan langsung dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Mulai dari margarin, minyak goreng, sabun, lipstik, biodiesel, cokelat, selai, detergen, dan beragam produk lainnya. 

Dia menyebut, banyak produk yang dihasilkan dari hasil pengolahan sawit menjadi produk dalam negeri. Masyarakat diimbau untuk mencintai produk dalam negeri dalam rangka memperkuat ketahanan energi dan pangan Indonesia.

"Meski di Kudus tidak ada kebun sawit, kami ingin menambah wawasan  masyarakat tentang manfaat produk turunan kelapa sawit yang bisa mendukung ekonomi kerakyatan," terang mantan Bupati Kudus dua periode ini.

Baca juga: Rudy Heryadi Teliti Model Penilaian Berkelanjutan Bio-Dimethyl Ether dari Tandan Kosong Kelapa Sawit

Baca juga: PGN akan Kembangkan Bisnis Biomethane Sebagai Langkah Dekarbonisasi Industri Kelapa Sawit

Baca juga: Luhut Akan Audit Seluruh Perusahaan Kelapa Sawit untuk Selesaikan Persoalan Minyak Goreng

Musthofa menyampaikan, pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di bawah naungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia (RI) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Lembaga Kajian Strategi dan Pembangunan Pemerintah (LKSP) menggencarkan sosialisasi pentingnya menggunakan produk dalam negeri.

Tujuannya untuk mendongkrak sektor perekonomian masyarakat Indonesia, dan tidak ketergantungan pada produk ekspor dengan kualitas yang kompetitif. 

Pihaknya berharap, melalui gerakan mencintai produk dalam negeri, diharapkan ke depan bisa menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai potensi luar biasa di bidang sumber daya alam (SDA) dan teknologi penyertanya. 

"Jangan melulu mengandalkan produk impor, karena kita punya sendiri. Maka dengan kebijakan presiden, diharapkan bisa memajukan produk-produk dalam negeri ke depannya," ujar dia.

Kegiatan sosialisasi dengan memgangkat tema 'Hilirisasi Produk Turunan Kelapa Sawit untuk Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan' di Desa Gulang melibatkan 350 warga dari Desa Jepang, Payaman, dan Gulang serentak
 
Perwakilan dari Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan (LKSP) Pemerintah, Lutfi Ramadan mengatakan, sosialisasi dan edukasi yang dilakukan merupakan upaya untuk mengenalkan berbagai produk turunan kelapa sawit yang biasa digunakan masyarakat. 

Kata dia, Indonesia membutuhkan visi ekonomi hijau seperti komoditi kelapa sawit untuk memperkuat ketahanan energi dan pangan

Lutfi menyebut, Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia seharusnya bisa menjawab soal krisis ketahanan energi dan pangan. Seperti yang terjadi baru-baru ini yaitu krisis minyak goreng yang menyebabkan lonjakan harga. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved