Berita Kudus
Mengintip Kisah Keberadaan Makam Keramat di Kudus, Ada Cerita Cinta Raden Ayu Putri Sunan Muria
Konon tempat di Kudus ini dijadikan jujukan berziarah untuk berdoa meminta rizki melimpah, kesehatan, hingga kesuksesan dalam menekuni dunia usaha.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Selain Makam Sunan Kudus dan Makam Sunan Muria, ada juga satu komplek makam yang ramai dikunjungi masyarakat di Kabupaten Kudus.
Bernama Makam Keramat Punden Masin, terletak di Dukuh Masin, Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe.
Di dalamnya ada makam Raden Ayu Dewi Nawangsih putri Sunan Muria dan Raden Bagus Rinangku putra Sultan Agung dari Kerajaan Mataram.
Lokasi makam berada di daerah perbukitan di Desa Kandangmas dengan suasana dikelilingi pepohonan besar.
Baca juga: Hasan Chabibie: Kudus Bersholawat Sesuai dengan Marwah sebagai Kota Santri
Baca juga: Aliya Karima, Mahasiswi IAIN Kudus Lulus 3,5 Tahun Tanpa Mengerjakan Skripsi
Warga yang ingin datang langsung ke lokasi makam harus berjalan kaki mendaki anak tangga yang cukup tinggi.
Meski terletak di pedalaman desa, makam keramat punden masin banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah.
Bahkan pengunjungnya tidak hanya dari Kudus, juga datang dari kabupaten/kota lain dari beberapa provinsi.
Konon tempat tersebut dijadikan sebagai jujukan berziarah untuk berdoa meminta rizki melimpah, kesehatan, hingga kesuksesan dalam menekuni dunia usaha.
Makam Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku dikelola oleh pengurus Makam Keramat Punden Masin.
Komplek makam dibuka setiap hari dari pagi sampai sore.
Hanya saja, khusus makam Raden Ayu dan Raden Bagus hanya dibuka pada Rabu, Kamis, dan Jumat pukul 08.00 hingga pukul 15.00.
Masyarakat mempercayai bahwa makam tersebut merupakan makam keramat, sehingga manjadi jujukan banyak orang dari berbagai daerah untuk berkunjung.
Ketua Pengurus Makam Keramat Punden Masin, Sumartono mengatakan, pengunjung yang ingin melihat langsung lokasi makam Raden Ayu dan Raden Bagus hanya bisa dilakukan pada hari-hari yang ditentukan.
Selebihnya, masyarakat hanya bisa berdoa dari luar makam.
Baca juga: Di Kabupaten Kudus Sudah Ada Program Sedekah Sampah
Baca juga: Cerita Makam Keramat Punden Masin di Kudus Jadi Jujukan Ziarah Warga dari Berbagai Daerah
Sebagai pengurus, pihaknya mengimbau kepada pengunjung yang hendak berziarah di makam keramat punden masin agar menjaga etika dan sopan santun.
Masyarakat sekitar percaya bahwa komplek makam tersebut tidak boleh digunakan untuk pacaran, serta saat berkunjung tidak boleh sampai larut malam.
"Konon kalau ada yang datang pacaran, yang bersangkutan akan mendapat musibah."
"Kalau jam berkunjung disarankan pagi, siang, dan sore hari."
"Menurut cerita dahulu ada yang datang sampai larut malam disabdo seperti pohon jati," terangnya kepada Tribunjateng.com, Minggu (10/3/2024).
Makam keramat punden masin ramai dikunjungi masyarakat di waktu-waktu tertentu.
Termasuk ketika memasuki ruwahan (bulan Sya'ban) jelang datangnya Ramadan.
Selain itu, pengunjung juga datang pada momen-momen lain dengan maksud berziarah dan meminta kebaikan.
Masyarakat sekitar juga mempunyai momen khusus pada Kamis di minggu terakhir bulan Sya'ban (Ruwah) dengan menggelar Tradisi Budaya Sedekah Kubur.
Tradisi tersebut dikenal dengan sebutan "Sewu Sempol" yang dilakukan serentak oleh masyarakat Masin, Desa Kandangmas.
"Niatnya kebanyakan berziarah meminta rizki, kesehatan, dan berbagai harapan lain."
"Kami terbuka bagi siapapun pengunjungnya, yang penting jaga etika saat berziarah," imbaunya.
Baca juga: Sejarah Tradisi Dandangan di Kudus Jelang Ramadhan, Mulai Dilakukan Era Sunan Kudus
Baca juga: Kisah Ihza Fotografer Keliling Dandangan Kudus Demi Penuhnya Tabungan Pernikahan
Mengandung Kisah Cinta Raden Ayu dan Raden Bagus
Sumartono menceritakan, konon Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku terlibat hubungan asmara.
Sosok Raden Ayu yang memiliki paras cantik disukai banyak laki-laki, termasuk salah seorang murid Sunan Muria bernama Cibolek.
Namun, Raden Ayu Dewi Nawangsih justru menjatuhkan pilihannya kepada Raden Bagus Rinangku yang datang ingin berguru (mengaji) kepada Sunan Muria.
"Waktu itu, menurut cerita, Raden Bagus diberi tugas menangani segerombolan masyarakat kurang baik di kawasan Rahtawu dengan berdakwah."
"Juga diberi tugas menjaga tanaman padi di kawasan Muria selatan, daerahnya disebut Masin," tuturnya.
Selama menjalankan tugas dari Sunan Muria, Raden Bagus Rinangku sering didatangi oleh Raden Ayu Dewi Nawangsih.
Perasaan suka antara keduanya semakin menguat, hingga akhirnya Sunan Muria mendapatakan kabar bahwa keduanya saling bertemu karena saling suka.
"Raden Ayu dinilai sama Cibolek tidak sopan pacaran dengan Raden Bagus di sawah."
"Diwadulkan (dilaporkan) kepada Sunan Muria, kemudian dicek langsung kondisinya untuk membuktikan kebenarannya."
"Raden Ayu dinasehati oleh Ayahandanya agar bertindak lebih sopan, jangan sampai perilakunya dinilai kurang baik oleh masyarakat," ujar dia.
Meski diperingatkan oleh ayahnya, Raden Ayu Dewi Nawangsih tetap suka dengan Raden Bagus Rinangku.
Baca juga: Inilah Intip Ketan, Kudapan Istimewa, Dalam 1 Tahun Cuma Muncul Seminggu di Kudus
Baca juga: Mengenal Tradisi Sewu Sempol Jelang Ramadan di Kudus, Wujud Rasa Syukur Warga
Hingga suatu cerita, Sunan Muria mendapatkan kabar bahwa padi yang dijaga Raden Bagus rusak.
Dinilai lalai dalam menjalankan tugas dampak keduanya sering bertemu.
Akan tetapi, kabar tersebut tidak bisa dibuktikan kebenarannya oleh Sunan Muria.
Kemudian atas berbagai kejadian dan kabar yang ada, dilakukan penyelidikan guna mengetahui kebenaran yang terjadi.
"Hasil penyelidikan bahwa Sunan Muria mengetahui Raden Bagus ternyata punya ilmu yang luar biasa, sebagai salah satu keturunan dari Mataram," ujar dia.
Meski sempat diperingatkan oleh Sunan Muria, Raden Ayu Dewi Nawangsih tetap ingin bersama Raden Bagus Rinangku.
Konon, Raden Bagus Rinangku meninggal karena melindungi Raden Ayu Dewi Nawangsih dari jemparing atau panah.
Kemudian dimakamkan di wilayah Masin yang kini disebut Makam Keramat Punden Masin.
Raden Ayu Dewi Nawangsih pun dimakamkan bersama Raden Bagus Rinangku sebagai sosok yang disukai.
Sebagian masyarakat mempercayai di balik Makam Keramat Punden Masin ada kisah cinta Raden Ayu Dewi Nawangsih dengan Raden Bagus Rinangku yang tidak mendapatkan restu dari Sunan Muria.
Tetapi keduanya tetap saling mencintai hingga akhir hayat masing-masing. (*)
Baca juga: Saya Siap! Mas Dar Ketua DPD Partai Gerindra Jateng Dijagokan Maju Pilgub 2024
Baca juga: Kecelakaan Tunggal di Tawangmangu: Mobil Rombongan Mahasiswa Terperosok, 2 Dirujuk ke RSDM Solo
Baca juga: Umat Hindu Karanganyar Gelar Tawur Agung di Kawasan Candi Cetho
Baca juga: Hilal Belum Terlihat Minggu Sore dari Pantai Kartini Jepara, Hasil Pantauan Gunakan 8 Teropong
tribunjateng.com
tribun jateng
Kudus
Wisata Religi Kudus
feature
Makam Keramat Punden Masin
Raden Ayu Dewi Nawangsih
Makam Putri Sunan Muria
Sunan Muria
Raden Bagus Rinangku
Curhat Putri Pencari Kerja di Job Fair UMK 2025, Gagal Berikan CV Meski Sudah Jajaki 10 Perusahaan |
![]() |
---|
Jerit Petani Tembakau di Kudus: Panen Melimpah, Jualnya Susah |
![]() |
---|
Tahun Ini Pemkab Kudus Bantu Perbaikan 32 Rumah Tidak Layak Huni |
![]() |
---|
Kudus Borong Penghargaan Lomba TMMD ke-125 Nasional, Ada Dandim, Wabup, dan Wartawan Tribun Jateng |
![]() |
---|
Dinkes Kudus Temukan 1.250 Kasus Gejala Gangguan Kejiwaan via Cek Kesehatan Gratis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.