Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Mengenal Rajah Kalacakra, Mitos yang Bikin Pejabat Tak Lewati Jembatan Tanggulangin dan Menara Kudus

Namun selama ini, di Kudus berkembang mitos pejabat yang berani melewati Jembatan Tanggulangin akan lengser dari jabatannya.

Editor: Muhammad Olies
tribunjateng/yayan isro roziki
Warga melintas di tanggul Sungai Wulan, dengan latar belakang Jembatan Tanggulangin, beberapa waktu lalu. 

Hartopo memilih jalan memutar melewati rute Semarang ke Purwodadi, lalu ke Bulungcangkring dan langsung menuju Masjid Agung Kudus.

Sesampainya di Masjid, Hartopo menunaikan ibadah salat Ashar berjamaah.

HM Hartopo saat masih menjabat Bupati Kudus, usai mengikuti apel hari jadi ke-474 Kabupaten Kudus, Sabtu (23/9/2023) di Alun-alun Simpang Tujuh.
HM Hartopo saat masih menjabat Bupati Kudus, usai mengikuti apel hari jadi ke-474 Kabupaten Kudus, Sabtu (23/9/2023) di Alun-alun Simpang Tujuh. (TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM)

Kemudian dilanjutkan berdoa di Makam Bupati Kudus pertama yakni Muhammad Idris, alias Raden Tumenggung Harjodinegoro‎ bergelar Raden Tumenggung Tjondro Negoro IV.

‎Setelah itu rombongan menuju ke Kantor Bupati Kudus dengan berjalan kaki.

Baca juga: Jokowi Batal Jumatan di Kudus, Terkait Mitos Rajah Kalacakra yang Ditanam Sunan Kudus?

Rombongan Bupati Kudus, bukan tanpa sebab tidak melewati Jembatan Tanggulangin. Hal ini lantaran adanya kepercayaan rajah yang tertanam di  sana.

Lembaga Penjaga dan Penyelamat Karya Budaya Bangsa (LPPKBB)‎, Sancaka Dwi Supani mengatakan, cerita mengenai rajah yang tertanam di Tanggulangin sudah menjadi cerita turun temurun.

"Sampai sekarang cerita itu masih diper‎caya, bahkan sudah ada sejak abad ke-14," ujar dia, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, rajah yang tertanam di Tanggulangin mirip seperti Rajah Kalacakra yang ada di Masjid Menara Sunan Kudus.

Rajah pengapesan itu, kata dia, dipercaya mampu membuat apes penguasa yang melintasinya.

"Sunan Kudus itu sakti karena mampu meruntuhkan kerajaan majapahit. Sampai sekarang (kesaktiannya-red) masih dipercaya," jelas dia.

Menurut cerita, pasukan majapahit yang ingin melintasi ‎jembatan tersebut akan terkena apesnya. 

"‎Orang Majapahit mau datang ke Kudus lewati aliran sungai Juwana pasti terkena apesnya," ujar dia.

Baca juga: Ada Sejak Zaman Sunan Kudus, Tradisi Dandangan yang Kini Jadi Warisan Budaya Takbenda

Soal Rajah Kalacakra yang bikin pejabat baik daerah maupun skala nasional "ngeper" bakal lengser dari jabatan juga diakui oleh pihak Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK).

Kompleks Menara Kudus. Pintu gerbang bagian depan kompleks ini dipercaya terpasang Rajah Kalacakra yang dipasang SUnan Kudus.
Kompleks Menara Kudus. Pintu gerbang bagian depan kompleks ini dipercaya terpasang Rajah Kalacakra yang dipasang SUnan Kudus. (TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM)

Pengurus YM3SK, Abdul Jalil mengatakan, Rajah Kalacakra itu dipasang di atas pintu gerbang depan kompleks Menara Kudus.

Karena alasan itu pula, para pejabat itu lebih memilih melewati pintu lain yang sama-sama menuju masjid dan makam.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved