Bos Rental Tewas Dihakimi Massa
Soal Julukan 'Sarang Maling', Kapolda Jateng Pastikan Nama Baik Sukolilo Pati Sudah Pulih
Setelah tragedi di Sumbersoko, banyak cap negatif yang diarahkan warganet kepada Kabupaten Pati, khususnya Kecamatan Sukolilo, dan lebih khusus lagi D
Beberapa hari sebelum tragedo Sumbersoko, ternyata warga desa tetangga, yakni Desa Tompegunung, banyak yang menjadi korban pencurian.
Setidaknya ada delapan rumah yang kemalingan. Pencuri yang tidak diketahui identitasnya membawa kabur perhiasan, alat elektronik, hingga sepeda motor milik warga.
Maka, begitu mendengar kabar bahwa ada pencuri tertangkap di Desa Sumbersoko, warga Tompegunung mengira bahwa itu adalah pelaku yang sebelumnya mencuri di rumah mereka. Desa Tompegunung sendiri berjarak sekira 10 menit berkendara sepeda motor menuju TKP.
Untuk diketahui, dari 10 orang tersangka yang sudah ditetapkan oleh kepolisian, mayoritas memang warga Tompegunung.
"Ini kali pertama ada kejadian begini. Sebelumnya tidak pernah ada. Seperti yang dikatakan Kapolda, itu bentuk kemarahan sementara yang tidak terkendali," kata KH Jabaluddin.
Menurut dia, peristiwa terjadi saat siang hari, ketika warga yang mayoritas merupakan petani hutan tengah beristirahat di rumah. Ketika tiba-tiba ada teriakan maling, warga spontan keluar rumah dan mengejar yang diteriaki.
Ketika terjadi amuk massa pun, menurut KH Jabaluddin, yang dilakukan warga setempat tidak terlalu parah. Namun, emosi massa makin tak terkendali ketika beberapa warga Tompegunung datang ke lokasi.
"Sampai jadi separah itu karena tetangga desa, Tompegunung, sering mengalami pencurian. Mendengar info ada maling tertangkap, warga Tompe turun ke Sumbersoko," kata dia.
Terekam CCTV
Tiba-tiba, ada salah satu warga yang menegaskan bahwa berdasarkan rekaman CCTV, orang-orang yang tertangkap itu memanglah pencuri yang sebelumnya beraksi di Tompegunung.
Menurut warga tersebut, salah satu rekan Burhanis yang bertato sempat terekam CCTV saat beraksi di
Tompegunung. Padahal, kemungkinan keduanya sosok yang berbeda, hanya saja sama-sama memiliki ciri bertato.
"Karena ada yang bilang begitu, 'Ya memang ini malingnya. Yang bertato ini malingnya!', terjadilah semakin tidak terkendali. Warga yang tadinya sudah diam jadi ikut memukuli lagi," terang KH Jabaluddin.
Dia berharap kejadian ini memberi hikmah agar masyarakat lebih hati-hati dalam bertindak.
"Sebetulnya ada ungkapan Jawa, 'Sak durunge njangkah, jongkonen' (sebelum melangkah, ukurlah). Tapi namanya manusia, bisa lupa dan luput. Semoga cukup sekali saja di Sumbersoko terjadi semacam itu," harap dia.
Sambil tetap berharap kepolisian menegakkan hukum seadil-adilnya atas kejadian ini, KH Jabaluddin juga menyayangkan mengapa korban tidak memberitahukan maksudnya terlebih dahulu kepada pemangku wilayah.
Alasan Warga Sukolilo Pati Keroyok Bos Rental, 2 Hari Sebelumnya 8 Rumah Kemalingan |
![]() |
---|
Sukolilo Pati Dicap Sarang Penadah, Ketua MUI Sukolilo: Di Sini Banyak Santri |
![]() |
---|
"Dari Dulu Kami Sudah Tahu" Pengusaha Rental Mobil Tanggapi Blacklist Penyewa Dari Sukolilo Pati |
![]() |
---|
"Di Google Maps Kami Ganti" Kata Kapolda Jateng Soal Stigma Kampung Bandit Imbas Tragedi Sumbersoko |
![]() |
---|
Warga Sukolilo Pati Ngeluh ke Kapolda Jateng, Anak Dibully di Perantauan Akibat Tragedi Sumbersoko |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.