Dosen UIN Walisongo Semarang Pantau Langsung KKN Internasional di Thailand

KH. Abdurrahman Tupa selaku Mudir Thamvitya Mulniti School berpesan, “Ambil semua pengalaman kalian selama mengabdi KKN di Yala Thailand ini sebanyak-banyaknya. Jangan lupa untuk diamalkan ketika kalian semua pulang ke kampus dan Indonesia. Yang buruknya bisa kalian tinggalkan disini, dan yang baik jangan lupa untuk diceritakan kepada teman-teman kalian yang di Indonesia,” ungkapnya.

Selama berada di Thailand, mahasiswa tidak hanya fokus pada kegiatan akademik, tetapi juga menggali pengalaman spiritual dan kultural yang lebih mendalam. Mereka mengikuti kegiatan keagamaan di masjid, mempelajari sejarah dan budaya Islam di Thailand, serta berinteraksi dengan tokoh masyarakat setempat.

Salah satu guru di Thamvitya Mulniti School bertanya kepada peserta KKN apakah mereja mengalami kendala dalam bahasa.

“Iya, kami mengalami kendala bahasa, tapi alhamdulillah ada saja yang faham. Kami juga menggunakan bahasa inggris atau arab agar lawan bicara kami faham, walau sedikit.” Jawab Rifa Anis Fauziah salah satu Peserta KKN.

Mahasiswa KKN menghadapi berbagai tantangan selama berada di Yala, seperti perbedaan budaya dan bahasa. Namun, mereka mampu mengatasi tantangan tersebut dengan kreativitas dan semangat gotong royong. (*)

Baca juga: UIN Walisongo Jalin Kerjasama dengan Korean Muslim Federation, Inisiasi KKN Internasional ke Korsel

Baca juga: Rahasia Sukses Mahasiswa Pascasarjana Terungkap: UIN Walisongo Siapkan Filosof Doktor Masa Depan

Baca juga: 4005 Mahasiswa Baru UIN Walisongo Ikuti PBAK 2024

Baca juga: Kolaborasi Internasional UIN Walisongo dan UIN Surabaya: Langkah Menuju Universitas Bereputasi Dunia