Dulu Jualan Keliling Kini Sajiyem Produksi Roti 500an Kotak Sehari
Di tiap kota sudah ada brand atau merk roti yang terkenal bahkan menjadi ikon oleh-oleh. Di Kabupaten Sukoharjo terdapat usaha Roti Sajiyem yang sudah
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Di tiap kota sudah ada brand atau merk roti yang terkenal bahkan menjadi ikon oleh-oleh. Di Kabupaten Sukoharjo terdapat usaha Roti Sajiyem yang sudah eksis sejak 1995.
Roti Sajiyem terletak di RT.01/RW.09, Dusun III, Blimbing, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Calon pembeli bisa langsung lihat proses pembuatan roti di rumah produksi sekaligus toko tempat penjualan di dalam gang. Roti Sajiyem Bakery tetap dengan rumah produksi aslinya.
Penamaan Sajiyem berdasarkan nama pemilik yakni Sajiyem yang kini sudah berumur 68 tahun. Saat ini anak Sajiyem bernama Tri Hastuti yang kerap disapa Tuti menjadi pengelola Roti Sajiyem. Usaha ini merupakan kolaborasi dari anak-anak ibu Sajiyem seperti bidang bahan pokok, pemasaran, dan pengelolaan.

"Dalam penamaan Sajiyem sebagai brand roti, ya sudah Roti Sajiyem begitu saja. Saya memulai ini semua memang dari nol, seperti saya menitipkan barang jualan ke orang-orang. Pada mulanya apapun yang bisa dikerjakan, saya kerjakan dan beruntungnya dapat bertahan hingga sekarang. Tidak ada perubahan apa-apa terkait roti, dari dulu sudah seperti itu rasanya" cerita Sajiyem saat diwawancarai.
Roti Sajiyem mulai berdiri tahun 1995 dan mengalami perkembangan pesat mulai tahun 2000-an. Awal mula pemasaran roti Sajiyem dijual di pasar, dititip-titipkan di warung kecil, hingga menitipkan roti-rotinya ke pasar atau toko oleh-oleh. Dahulu jumlah produksi hanya kisaran 30 kotak setiap harinya dan sekarang sudah mencapai 300-500 kotak terjual perharinya. Jumlah tersebut belum termasuk jika mendapatkan pesanan khusus.
Varian roti yang ditawarkan tentu sangat beragam, dengan catatan masih menjaga keotentikannya. Varian menu yang ditawarkan sebanyak delapan dengan ciri khas masing-masing. Dimulai dari roti selai yang memiliki tampilan tumpukan roti coklat dan kuning dengan belahan Tengah berisikan selai. Untuk varian ini memiliki 3 ukuran dengan masing-masing harga Rp 12 ribu hingga Rp 23 ribu.
Dari banyaknya varian menu, terdapat dua menu yang paling laris dan paling eksis. Mandarin dan bolu gulung menjadi varian yang paling favorit. Untuk mandarin memilili dua ukuran dengan masing-masing harga. Untuk ukuran 20x20 (kecil) memiliki harga Rp. 40.000 dan ukuran 30x30 dengan harga Rp 80.000.
Sedangkan bolu gulung menjadi roti terfaforit selanjutnya dengan harga Rp. 23.000 dan Rp. 110.000 untuk varian jumbo yang berisikan 90-100 potong. Bolu gulung ketika proses pemotongan harus dilakukan ketika sudah dingin supaya tidak pecah-pecah.
Pada proses penopenan tentu memiliki rentang suhu 180ºc - 190ºc dengan waktu yang berbeda-beda. Seperti bolu gulung diopen selama 15 menit, bolu jadul selama 20 menit, dan roti sobek selama 30 menit. Diantara semua menu yang ditawarkan, terdapat roti prol yang diopen selama kurang lebih 2 jam.
Kelestarian Roti Sajiyem tidak luput dari doa dan dukungan orang banyak. "Kita juga konsisten dalam menjaga rasa. Dari segi resep atau apapun itu, kita tidak berubah dari takaran resep dan kita tidak terpengaruh dengan produk-produk yang kini sedang hangat diperbincangkan. Jadi, kita harus senantiasa memupuk apa yang sudah ada," terang Tri Hastuti. (Fathan Rizki Efendi, mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Indonesia UIN Raden Mas Said Surakarta magang Tribunjateng.com)
Menulis dan Submit Bareng Artikel Ilmiah Mahasiswa Sastra Inggris UIN Surakarta |
![]() |
---|
Di UIN Raden Mas Said Surakarta, Warek UIN Walisongo Tekankan Sensitivitas Linguistik |
![]() |
---|
Resep Dadar Gulung Jajanan Pasar Cocok Jadi Suguhan Acara Arisan |
![]() |
---|
Ground Breaking Pembangunan Kampus UIN Raden Mas Said Surakarta di Karanganyar, Fakultas Saintek |
![]() |
---|
Pemkab Karanganyar Hibahkan Lahan 10 Hektare Untuk Pengembangan UIN Raden Mas Said |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.