Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Tahun Ini Kendal Punya Sistem Kelola Sampah Lebih Modern, Potensi Dongkrak Investasi

Pemkab Kendal meneken kontrak dengan PT Semen Gresik untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah lebih modern berbasis Refuse Derived Fuel (RDF).

TRIBUN JATENG/AGUS SALIM IRSYADULLAH
TUNJUKKAN MOU - Wakil Bupati Kendal, Benny Karnadi (kiri) bersama Direktur Utama PT Semen Gresik, Muchamad Supriyadi menunjukkan nota kesepakatan (MoU) pengelolaan sampah di Kabupaten Kendal, Kamis (17/4/2025). Saat ini, kondisi sampah di TPA Darupono Kendal sudah overload. 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Pemkab Kendal meneken kontrak dengan PT Semen Gresik untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah lebih modern berbasis Refuse Derived Fuel (RDF), dengan anggaran Rp10 miliar hingga Rp30 miliar.

Metode ini akan menghasilkan energi yang bisa dijadikan sebagai bahan bakar alternatif dari sampah yang dibakar. 

Adapun penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan di Ruang Paringgitan, Pendopo Kabupaten Kendal, Kamis (17/4/2025). 

Baca juga: Kendaraan Berat Tak Boleh Melintas di Pantura Kendal Saat Pagi, Sopir Bandel Akan Ditilang

Baca juga: Alih Fungsi Pelabuhan Kendal: Tak Lagi Ada Kapal Berlabuh, Kini Jadi Spot Favorit Pemancing

Wakil Bupati Kendal, Benny Karnadi mengatakan, timbunan sampah pada 2024 di TPA Darupono ada 159.584,72 ton atau 436 ton sampah per hari.

Sedangkan total sampah yang masuk ke TPA Darupono pada 2024 sebanyak 70.010,65 ton atau 191,285 ton per hari.

Tumpukan sampah itu membuat kondisi TPA Darupono sebagai satu-satunya tempat pembuangan akhir yang mengalami overload.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2024, tingkat sampah tidak terkelola di Kendal mencapai 99,26 persen karena sebagian besar hanya ditimbun tanpa pengolahan.

"Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kami."

"Oleh karena itu, kehadiran teknologi RDF sangat penting untuk menuntaskan persoalan sampah."

"Karena saat ini sudah overload," kata Benny Karnadi.

Benny menambahkan, pihaknya menargetkan penerapan sistem tersebut akan diberlakukan tahun ini, sehingga bisa langsung berdampak terhadap kondisi TPA.

"Untuk yang pihak swasta saat ini sudah ada untuk membangun pengolahan sampah."

"Insya Allah bisa terealisasi tahun ini," sambungnya.

Diterangkan lebih lanjut, saat ini Kabupaten Kendal telah mengelola sampah secara mandiri, dengan RDF menjadi alternatif energi yang sejalan komitmen terhadap pengembangan energi terbarukan.

Baca juga: Bupati Dyah Kartika: Tradisi Syawalan Kaliwungu Kendal Harus Dilestarikan

Baca juga: Pemkab Kendal Sebut Tak Semua Pengusaha Kantongi Izin Operasional Stockpile Pasir di Weleri

Benny Karnadi pun meyakini bahwa RDF akan menjadi pendorong investasi baru di Kendal

Saat ini, hanya 0,74 persen sampah di Kendal yang terkelola, sisanya dibiarkan dengan sistem open dumping.

"Jika RDF bisa diproduksi secara masif, potret Kendal akan berubah jadi bersih dan indah,“

"Kalau tidak diselesaikan, hanya akan mewariskan gundukan tanah."

"Karena itu, janji kampanye harus diwujudkan dan RDF jadi salah satu jalannya." tegas Benny Karnadi.

Direktur Utama PT Semen Gresik, Muchamad Supriyadi menjelaskan, kebutuhan bahan bakar alternatif untuk pabrik Semen Gresik mencapai 200 ton per hari.

Dia menyebut, RDF mampu menghasilkan panas hingga 1300 derajat Celcius, sesuai standar proses produksi semen.

Kehadiran PT Semen Gresik akan memanfaatkan residu sampah dari metode RDF sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara.

“Kalau Kendal bisa menyediakan 200 ton sampah basah dan ketika kering menjadi 100 ton per hari, ini sudah sangat potensial,”

"Jadi RDF akan menjadi energi terbarukan yang bisa digunakan sebagai bahan baku pengganti batubara untuk pembuatan semen." paparnya.

Supriyadi tak memungkiri, masa depan penggunaan batubara tak bisa bertahan lebih lama, sehingga diperlukan solusi alternatif energi untuk keberlangsungan produksi semen.

"Pabrik kami masih menggunakan batubara yang masa depannya tidak panjang."

"Selain itu, energi menempati posisi teratas dalam struktur biaya produksi, bahkan satu sak semen bisa mengandung 40 persen biaya energi," tandasnya. (*)

Baca juga: Investor Masuk Wonosobo, Gelontorkan Rp180 Miliar Bangun Mall Hingga Sport Center

Baca juga: Menteri ATR BPN: 19 Persen Tanah di Jateng Belum Tersertifikasi, Rentan Konflik

Baca juga: Sosok Sutarmi dan Suami Korban Kecelakaan Maut di Mranggen Demak, Lusia: Adik Dikenal Ringan Tangan

Baca juga: Tegal Muhammadiyah University Gelar Wisuda Angkatan Pertama, 80 Persen Sudah Diterima Kerja

Baca juga: Tangis di Rumah Duka Kecelakaan Maut Mranggen Demak: Sekeluarga Tewas Diterjang Truk Tronton

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved