Berita Pati
Pemkab Kudus Buka Jalur Baru Ternadi-Rahtawu, Target Rampung 3 Tahun, Dongkrak Ekonomi & Wisata
Akses baru Ternadi–Rahtawu mulai dibuka Pemkab Kudus. Ditarget selesai 3 tahun, jalur ini dorong evakuasi, wisata, dan pertanian Muria.
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Pemerintah Kabupaten Kudus resmi memulai proyek ambisius pembukaan akses baru Ternadi–Rahtawu di kawasan Lereng Gunung Muria.
Jalur penghubung dua desa di dua kecamatan berbeda ini digadang-gadang sebagai solusi jangka panjang untuk evakuasi bencana, pengembangan pariwisata, hingga peningkatan akses ekonomi masyarakat.
Dimulai 2025, Target Selesai dalam 3 Tahun
Jalur baru ini menghubungkan Desa Ternadi (Kecamatan Dawe) dan Desa Rahtawu (Kecamatan Gebog) dengan panjang diperkirakan antara 5 hingga 11 kilometer. Medan yang terjal dan ekstrem membuat proyek ini diproyeksikan rampung dalam waktu 3 tahun, dimulai sejak 2025 melalui program Karya Bakti TNI.
Bupati Kudus Sam’ani Intakoris menegaskan bahwa proyek ini bukan rencana dadakan, melainkan gagasan lama yang baru terealisasi.
Ia menyebut pembukaan jalur dasar akan memanfaatkan anggaran Rp 500 juta dari APBD Perubahan 2025, dan secara bertahap dialokasikan dua kali tiap tahun hingga tuntas.
“Kita prioritaskan pembukaan jalur dasar dulu. Setelah itu akan ditindaklanjuti pembangunan lanjutan,” ujar Sam’ani saat meninjau langsung jalur tersebut pada Jumat (16/5/2025).
Jalur baru ini dirancang untuk beragam fungsi. Pertama sebagai jalur evakuasi alternatif bila akses utama Menawan–Rahtawu terganggu, terutama akibat bencana longsor.
Kedua, jalur ini akan mendukung kegiatan ekonomi masyarakat, terutama distribusi hasil pertanian dan perkebunan seperti kopi.
Tak hanya itu, pengembangan sektor pariwisata juga menjadi salah satu orientasi utama. Setelah rampung, rute ini akan menambah jalur wisata menuju Rahtawu, melengkapi jalur Menawan–Rahtawu dan Soco Dawe–Rahtawu.
Medan Masih Ekstrem
Proyek dimulai dengan penelusuran langsung oleh Sam’ani beserta jajaran Kodim 0722/Kudus, Polres Kudus, dan Dinas PUPR. Butuh waktu sekitar dua jam berjalan kaki untuk menyusuri jalur yang masih berupa jalan setapak naik-turun, sebagian di antaranya sudah diaspal.
Plt Kepala Dinas PUPR Kudus, Harry Wibowo, mengungkapkan beberapa bagian medan jalan perlu penanganan khusus. Di titik-titik tertentu, karena terdapat mata air alami, aspal tidak memungkinkan dan harus diganti dengan cor beton.
“Kami sudah lakukan kajian teknis. Jalur ini juga layak untuk sepeda motor jika lebarnya minimal 3–4 meter,” jelas Harry.
Terkait kepemilikan lahan, Dinas PUPR mencatat sekitar 60 persen jalur berada di wilayah Perhutani, sementara sisanya kemungkinan milik warga.
Eks Pegawai RSUD Pati Selametan dan Doa Bersama: Kembalikan Kami Bekerja atau Sudewo yang Turun |
![]() |
---|
Arogan Lagi Tak Mau Disalahkan Soal Polemik 5 Hari Sekolah di Pati, Sudewo: Itu Salah Disdik |
![]() |
---|
Pati Genting?! Tokoh Agama Minta Bupati Sudewo Minta Maaf dan Ajak Warga Jaga Kondusivitas |
![]() |
---|
Para Tokoh Agama di Pati Minta Bupati Sudewo Minta Maaf atas Kebijakan yang Diambil secara Sepihak |
![]() |
---|
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Minta Presiden Prabowo Pecat Bupati Sudewo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.