Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Sidang Kasus Kematian Dokter Aulia

"Mbuh Piye Carane" Cara Brutal Senior PPDS Anestesi Undip Agar Semua Permintaan Dituruti Para Junior

Nur Diah Kusumardani hadir sebagai saksi dalam persidangan kasus dugaan perundungan dan pemerasan di lingkungan

Penulis: Lyz | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS
PELIMPAHAN-Tiga tersangka kasus bullying dan pemerasan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro Dr Aulia dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kota Semarang, Kamis (15/5/2025). 

Ditambah para seniornya mengucilkan. (Bagian) Anestesi menekan juga," terangnya

Memasuki tahun 2024, kondisi korban mulai down baik secara mental maupun fisik.

Risma bahkan sempat mengurung diri beberapa kali di kamar kosnya.

"Faktor utama (korban depresi) karena tekanan dari senior. Korban pernah sebut nama pak Indra dan Bu Zara. Korban sampai bilang tak mau berurusan dengan Bu Zara.  Dia yang menyebabkan korban  depresi," ungkapnya

Kondisi Aulia Risma puncaknya terjadi pada Senin, 12 Agustus 2024. Dia ditemukan di kamar kosnya dalam kondisi tak bernyawa.

"Kami sempat memanggil tukang kunci karena kamar korban tidak bisa dibuka sejak pagi.  Selepas terbuka saya melihat jenazah (almarhum ) menggenggam suntikan ada ampul (botol obat)," jelas Diah dengan mata berkaca-kaca.

Telat beli kopi salah beli rokok

Saksi lain yakni Nadia, adik dari korban Aulia mengungkapkan, tindakan perundungan sudah diterima kakaknya Aulia sejak hari pertama diterima dalam program PPDS Undip pada Mei 2022.

Menurutnya, korban sering bercerita kepadanya soal tugas dari senior yang mengeksploitasi fisik karena tugasnya berupa mengerjakan tugas pribadi senior di antaranya tugas ilmiah, tesis, dan translet jurnal.

"Alhamarhumah mendapatkan tugas sangat. Belum lagi tugas untuk membeli parfum, membeli makanan, hingga memesan kamar  hotel untuk senior," tuturnya.

Nadia juga mengungkapkan, tiga bulan saat mengikuti program PPDS , korban sudah dimarahi oleh terdakwa Zara hanya karena terlambat membelikan kopi.

"Korban curhat sangat banyak. Dia sampai berobat ke psikolog pada November 2022 karena tekan psikis saat ikut program itu," terangnya.

Sahabat Aulia Risma, Nur Diah kusumardani mengatakan, faktor utama Aulia alami depresi adalah tekanan dari senior. Sejauh Aulia bercerita, kata Diah, korban pernah menyebutkan nama seniornya di antaranya Indra dan Zara.

Soal Indra, Aulia pernah bercerita dimaki-maki cukup lama hanya karena salah membeli rokok.

"Untuk Zara, korban mengaku tidak mau urusan sama dia. Dia yang menyebabkan korban  depresi. Omongan itu benar-benar ada," paparnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved