Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Hadiri Lokakarya Deep Learning AGPAII Banyumas, Rektor UIN Saizu Tekankan Guru PAI Adaptif

Hadiri Lokakarya Deep Learning AGPAII Banyumas, Rektor UIN Saizu Tekankan Guru PAI Adaptif

Editor: Editor Bisnis
IST
UIN Saizu Purwokerto menjadi tuan rumah Lokakarya Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) yang diselenggarakan Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kabupaten Banyumas di Auditorium UIN Saizu, Selasa (8/7/2025). 

 

TRIBUNJATENG.COM - Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung penguatan kapasitas guru Pendidikan Agama Islam (PAI).

Kali ini, UIN Saizu Purwokerto menjadi tuan rumah Lokakarya Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) yang diselenggarakan Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kabupaten Banyumas di Auditorium UIN Saizu, Selasa (8/7/2025).

Kegiatan ini diikuti ratusan guru PAI dari berbagai sekolah di Kabupaten Banyumas. Tujuannya jelas: meningkatkan kompetensi guru dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era globalisasi digital.

Dalam sambutannya, Rektor UIN Saizu, Prof. Ridwan, menyampaikan guru PAI saat ini menghadapi tantangan yang tidak ringan. Perkembangan teknologi dan digitalisasi telah mengubah pola belajar-mengajar secara drastis. Ruang belajar kini tidak hanya berada di kelas, tetapi juga menjangkau dunia maya yang tanpa batas.

“Hari ini, ruang belajar tidak lagi dibatasi oleh tembok sekolah. Anak-anak bisa belajar dari mana saja, termasuk dari sumber-sumber di internet yang belum tentu benar. Di sinilah tantangan besar bagi guru PAI,” ujar Prof. Ridwan.

Ia menjelaskan bahwa di tengah gempuran globalisasi informasi, siapa yang menguasai teknologi akan menguasai informasi, bahkan narasi keagamaan. Karena itu, guru PAI harus bertransformasi menjadi pendidik yang adaptif, tidak hanya dalam penguasaan materi agama, tetapi juga dalam metode penyampaian yang mengikuti perkembangan zaman.

Fenomena ‘Guru Ngaji Anonim’ Jadi Ancaman Nyata

Prof. Ridwan turut menyoroti maraknya fenomena “guru ngaji anonim” tokoh agama yang muncul di media sosial tanpa latar belakang keilmuan yang jelas, namun memiliki pengaruh besar di kalangan generasi muda.

“Ini sangat berbahaya. Banyak anak muda yang lebih percaya pada konten agama dari internet tanpa tahu siapa yang membuatnya. Kalau guru PAI tidak cepat beradaptasi, mereka bisa tergantikan oleh figur digital yang belum tentu benar,” jelasnya.

Menurutnya, tantangan ini tidak bisa dihadapi dengan cara lama. Pendidikan agama harus kontekstual, berbasis teknologi, dan mampu bersaing dengan sumber belajar nonformal di internet.

Lokakarya ini, menurut panitia penyelenggara, menjadi ruang reflektif sekaligus strategis bagi para guru PAI agar tidak tertinggal dalam arus transformasi pendidikan. Selain sesi motivasi dari Prof. Ridwan, peserta juga mendapatkan materi seputar strategi pembelajaran digital, desain pembelajaran berbasis teknologi, hingga teknik penguatan karakter keislaman di era digital.

Prof. Ridwan juga mengingatkan bahwa guru PAI merupakan garda depan dalam menjaga akidah dan moral generasi bangsa. Oleh karena itu, mereka harus menjadi sosok yang inspiratif, mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

“Anak-anak kita tidak bisa dididik dengan metode yang digunakan 10 atau 20 tahun lalu. Kita perlu pendekatan baru, inovatif, dan menyentuh dunia mereka,” pungkasnya.

Lokakarya Deep Learning ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan asosiasi profesi dalam menyiapkan guru-guru PAI yang tangguh di era global. Dengan dukungan penuh dari UIN Saizu Purwokerto, para pendidik diharapkan terus mengembangkan diri agar tidak tertinggal oleh laju perubahan zaman.

Sebagai pusat keilmuan Islam modern, UIN Saizu menegaskan komitmennya untuk terus menjadi mitra strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, baik melalui program pelatihan, penelitian, maupun kolaborasi akademik berkelanjutan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved