Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Sudewo Tolak Mundur

Saat menyapa dari mobil, Sudewo justru dilempari air minum kemasan dan sandal oleh massa.

Tribunjateng/bramkusuma
DEMO PATI: Grafis menampilkan Bupati Pati Sudewo yang didemo buntut kenaikan PBB 250 persen. Demo puluhan ribu orang di Alun-Alun Pati, Rabu (13/8) berakhir ricuh. (Tribunjateng/bramkusuma) 

Tidak sedikit pendemo yang menyayangkan tindakan anarkis dalam demo itu. Peserta aksi, Herdian Yuda sangat menyayangkan aksi unjuk rasa kali ini berjalan ricuh. "Setelah waktu zuhur, sekitar pukul 13.00-an massa banyak lari ke gang-gang rumah warga. Nggak kuat dengan efek gas air mata, perih dan panas," ujar Herdian.

Pendemo lainnya, Adi S, yang juga mengalami langsung efek gas air mata, menyatakan bahwa tidak sewajarnya masyarakat diserang dengan gas air mata. "Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami, apakah ini dilarang. Sudah jelas-jelas tuntutan kami, bupati harus mundur atau kami paksa mundur," tegasnya.

Tangkap 11 orang

Polisi menangkap 11 orang yang diduga menjadi provokator dalam demo warga Kabupaten Pati, yang berujung ricuh, pada Rabu (13/8). Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto mengatakan, 11 orang tersebut saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif di Polresta Pati.

"Pelaku yang menjadi provokator ada 11 orang yang diamankan dan kini diperiksa reserse,” ujar Artanto dalam konferensi pers, Rabu.

Artanto menjelaskan, aksi unjuk rasa di Pati awalnya berlangsung damai. Namun, suasana berubah memanas ketika sekelompok orang mulai melakukan tindakan anarkis. “Anggota kelompok ini melakukan pelemparan batu, tongkat, juga air mineral hingga mengakibatkan eskalasi meningkat dan chaos,” kata dia.

Tak hanya melakukan pelemparan, massa juga membakar satu mobil milik kepolisian yang terparkir di depan rumah dinas Kapolresta Pati. “Dalam unjuk rasa anarkis tadi, ada satu kendaraan polisi dari provos yang digulingkan dan dibakar,” ujarnya.

Artanto memastikan, pada Rabu sore, situasi di lokasi sudah terkendali. Akibat bentrokan dalam demo Pati tersebut, sebanyak 34 orang mengalami luka-luka. Korban terdiri atas warga dan anggota Polri. “Mereka mengalami luka lebam, bocor kepala, dan robek,” ungkap Artanto.

Selain luka fisik, banyak korban juga mengalami sesak napas akibat gas air mata. “Korban yang dirawat di rumah sakit rata-rata mengalami sesak napas karena gas air mata yang kami lepaskan,” imbuhnya.

Ia menegaskan, kabar yang beredar mengenai adanya korban meninggal dunia adalah tidak benar. “Kami sudah mengonfirmasi terkait kabar adanya masyarakat yang meninggal akibat aksi. Sampai saat ini, hasil penelusuran nihil,” ujarnya.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa wartawan bernama Lilik Yuliantoro menjadi korban tewas di tengah kericuhan aksi unjuk rasa masyarakat yang menuntut Sudewo lengser dari jabatannya sebagai bupati Pati. Media tempat Lilik bekerja, Tuturpedia, telah membantah kabar tersebut dan mengatakan bahwa Lilik hanya mengalami lemas akibat terkena efek tembakan gas air mata.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur RSUD RAA Soewondo Pati, Rini Susilowati mengatakan, ada 33 orang korban luka dalam demo di Alun-alun Pati yang dirawat di rumah sakit yang dia pimpin. Dia juga menepis isu yang mengatakan bahwa ada satu awak media yang dirawat di RSUD Pati telah meninggal dunia.

"Sampai saat ini jumlah totalnya 33 orang yang dirawat, tapi kelihatannya ada tambahan lagi yang masuk dari rumah sakit swasta,” kata Rini, Rabu.

Rini mengatakan, ke-33 korban tersebut hanya mengalami luka ringan, tidak ada yang sampai fatal. "Yang wartawan juga kondisinya tidak apa-apa. Hanya sempat sesak napas. Sudah dirawat dengan baik, dokter spesialis juga turun semua," kata dia. (mzk/bud/sam)

Baca juga: KPK: Bupati Pati Sudewo Diduga Terima Aliran Dana Korupsi DJKA, Ada Uang Rp3 Miliar di Rumahnya

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved