Berita Jawa Tengah

Pengakuan Minarti Jadi Pegawai DKK Sragen Dadakan, Uang Hasil Pungut Iuran PSN Buat Nafkahi 2 Anak

Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok emak-emak yang mengaku sebagai pegawai DKK Sragen dan meminta uang tarikan iuran program PSN ke beberapa toko dan warung di wilayah Kabupaten Sragen.

Petugas Badan Kesbangpol Kabupaten Sragen pun melakukan pencarian dan pengintaian untuk memastikan apakah benar, emak-emak tersebut adalah pegawai DKK Sragen.

Kuitansi tanda bukti pembayaran program PSN yang diterima pedagang di Sragen, dari orang yang mengaku pegawai Dinas Kesehatan, Kamis (5/10/2023). (TRIBUN SOLO/SEPTIANA AYU LESTARI)

Petugas pun akhirnya menemui emak-emak tersebut di toko pakaian yang didatangi pada Jumat (24/11/2023), dari hasil informasi beberapa warga.

Kemudian, emak-emak tersebut dimintai keterangan dan sempat dibawa ke Mapolsek Sragen.

Kabid Penanganan Konflik dan Kewaspadaan Nasional Badan Kesbangpol Kabupaten Sragen, Ivo Kristanto mengatakan, pihaknya mendapati keberadaan emak-emak tersebut setelah mendapat kabar dari pegawai toko.

"Ada perintah dari pimpinan untuk mencari kasus yang beredar di media sosial itu."

"Kami tindaklanjuti hal tersebut sejak 7 Oktober 2023," kata dia seperti dilansir dari TribunSolo.com, Sabtu (25/11/2023).

"Karena sudah lama kami intai tidak ketemu, akhirnya kami diamkan sebentar."

"Alhamdulillah, pegawai dari sebuah toko memberikan kode, orang yang sering menipu mengatasnamakan DKK Sragen datang ke tokonya," tambahnya.

Data sementara yang pihaknya pegang, ada 5 pemilik usaha yang menjadi korban aksi emak-emak tersebut.

Setelah ditelusuri, emak-emak tersebut bernama Minarti (46) warga Semarang.

Selanjutnya, emak tersebut diminta untuk membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Dan sekali lagi, Pemkab Sragen pun memastikan Minarti bukanlah pegawai DKK Sragen.

"Bukan pegawai Dinas Kesehatan, kami sudah koordinasi dengan DKK Sragen," pungkasnya.

Setelah dilakukan mediasi, pihak Pemkab Sragen akhirnya tidak memproses hukum Minarti.

Namun, Minarti diminta untuk meminta maaf kepada toko-toko yang pernah didatangi satu persatu.

Kemudian, Minarti diizinkan untuk pulang ke Semarang. 

Baca juga: Emak-emak yang Ngaku Pegawai DKK Sragen Bakal Panik, Penarik Iuran ke Pedagang Ternyata Penipu

Baca juga: Viral Curhatan Juni Pedagang Buah di Sragen, Ditarik Iuran PSN Rp 150 Ribu, Ngakunya Pegawai Dinas

Emak-emak Ngaku Pegawai DKK Sragen Beraksi Lagi

Meskipun sudah dipublish dan disosialisasikan secara langsung oleh pihak DKK Sragen, ternyata tak membuat gentar emak- emak tersebut.

Dia pun kembali beraksi dengan meminta uang iuran program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Setelah beraksi di kompleks pertokoan pasar, kini emak- emak tersebut menyasar ke pusat pertokoan di luar pasar.

Dengan modus serupa, dia menarik uang Rp 30.000 dengan alasan utusan dari dinas.

Ya, emak-emak yang mengaku pegawai DKK Sragen kembali beraksi. 

Pegawai palsu itu meminta iuran untuk program PSN.

Kali ini, emak-emak beraksi di toko pakaian Alza Store di Kampung Sarigunan, Kelurahan Sragen Wetan, pada Jumat (24/11/2023) siang.

Karyawan toko, Dini Hani (21) mengatakan, emak-emak tersebut datang ke tokonya sekira pukul 11.00.

Dia langsung masuk ke dalam toko, lalu menyerahkan selembar brosur berupa bukti tanda terima yang terdapat stempel PSN.

Emak-emak itu juga langsung meminta Dini membayar uang Rp 30.000 untuk obat tabur pemberantasan jentik nyamuk.

"Toko ini buka belum lama, baru selama 8 bulanan."

"Pas ke sini seakan-akan seperti pegawai setempat, entah kelurahan atau desa," kata dia seperti dilansir dari TribunSolo.com, Sabtu (25/11/2023).

"Jadi ke sini langsung memberikan brosur, tulisannya PSN."

Baca juga: Kisah Bocah Tunawicara Hilang 8 Tahun Lalu, Bertahan Hidup Menggelandang di Pasar Mahbang Sragen

Baca juga: FAKTA Nasib Dwi Guru SD di Sragen: 19 Tahun Masih Berstatus Honorer, Anak Didik Sudah Diangkat PPPK

"Itu katanya untuk pencegahan DBD."

"Terus meminta uang Rp 30.000, dimintai iuran tanpa dijelaskan dari yayasan mana atau menawarkan apa."

"Langsung saja, minta Rp 30.000," tambahnya.

Menurutnya, ini bukan kali pertama emak-emak itu datang ke tokonya untuk meminta iuran program PSN.

Emak-emak tersebut datang mengaku sebagai petugas dari DKK Sragen.

Dia sudah datang sekira 4-5 kali setiap 3 bulan sekali.

Karena bukan warga sekitar, Dini pun tidak berani menolak permintaan emak-emak tersebut.

Lantaran, setiap bulan juga ada tarikan iuran sampah dan ronda dari kampung sekitar.

Dini hanya bisa melayani permintaan emak-emak tersebut, meski tidak tahu obat yang dijual akan digunakan untuk apa.

Pasalnya, kamar mandi di toko tersebut tidak menggunakan bak mandi.

"Sudah ditanyakan ini untuk apa, katanya untuk pencegahan DBD."

"Padahal di sini kan pakainya shower, tidak pakai bak."

"Saya tanya, terus ini buat apa?"

"Dia bilang ya nanti buat mandi bisa, itu nanti ditaruh di bak atau ember bisa," katanya.

Dini pun sempat menaruh curiga saat menanyakan iuran tersebut kepada ketua RT setempat.

Dan ternyata, dari pihak RT maupun kelurahan tidak ada yang menarik iuran tersebut. 

"Iya, ngakunya dari DKK Sragen, ke sini sudah 4 sampai 5 kali," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Pelaku Penipuan Modus Program PSN di Sragen Tertangkap, Tak Dipolisikan, Diminta Minta Maaf ke Toko dan Tak Diminta Kembalikan Uang, Penipu Program PSN di Sragen Ngaku Uang Dipakai Hidupi 2 Anak

Baca juga: Ini Keuntungan Persis Solo Jika Bisa Datangkan Matheus Moresche: Bomber Multifungsi Asal Brazil

Baca juga: Hari Ini Mulai Dikerjakan, Pematokan Lahan Proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA di Kulon Progo

Baca juga: Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2024 Disepakati Rp 93,4 Juta

Baca juga: Tubuh Pria Pemulung Ditelanjangi, Kedua Tangannya Diikat di Tiang, Kepergok Warga Hendak Bobol Rumah

Berita Terkini