"Para saksi menyudutkan saya, mengetahui aktivitas suami saya, padahal kami tinggal beda rumah," ucap Mbak Ita.
Mbak Ita menanyakan juga kepada JPU KPK untuk memastikan bahwa saat melakukan penggerebekan di kamar suaminya tidak ditemukan barang pribadi miliknya seperti baju maupun make up.
"Karena saya punya kamar sendiri di rumah nomor 12," terangnya.
Keterangan Mbak Ita tersebut ingin menunjukkan bahwa semua tindakan suaminya dalam kasus ini tanpa sepengetahuannya.
"Saya tidak tahu sama sekali apa yang dilakukan suami saya."
"Saya bukan menjadikan suami saya representasi dari saya," ucap Mbak Ita.
Sementara Kuasa Hukum Mbak Ita dan Alwin Basri, Agus Nurudin mengatakan, kedua terdakwa tinggal memang tinggal di dua rumah yang berbeda.
Meskipun diakuinya, rumah itu masih satu deret dalam satu permukiman.
"Faktanya seperti itu."
"Jadi, Alwin Basri selalu dijadikan sebagai representasi dari Mbak Ita sebagai Wali Kota."
"Padahal Mbak Ita tidak tahu apa yang dilakukan suaminya itu," jelasnya.
Alwin benci Indriyasari
Indriyasari atau akrab disapa Mbak Iin dinilai cantik di mata mantan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti atau Mbak Ita.
Sehingga kedekatannya dengan suami Mbak Ita, Alwin Basri membuatnya cemburu.
Namun ternyata wanita yang dicemburui itu justru dibenci Alwin Basri yang kecewa kalau Mbak Iin tidak masuk penjara dan dibiarkan menduduki jabatan strategis di Semarang.
Pasalnya Mbak Iin-lah yang menemuinya terlebih dahulu lalu memberikan sejumlah uang kepada dirinya.