Berita Viral
Turuti Pesan Ibunda Meninggal, Anak Hanya Tutupi Jenazah Pakai Kain Tak Kabari Tetangga
Kepala Desa Bebengan, Wastoni mengatakan jika anak Setianingsih sudah tahu jika sang ibu meninggal dunia.
Penulis: Adelia Sa | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM - Kepala Desa Bebengan, Wastoni mengatakan jika anak Setianingsih sudah tahu jika sang ibu meninggal dunia.
Sebelumnya, warga Dukuh Somopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah dihebohkan dengan penemuan ibu rumah tangga bernama Setianingsih (51) dalam kondisi membusuk.
Baca juga: Insiden Gancet yang Bikin Sepasang Pendaki Meninggal, Hasil Autopsi Ungkap Fakta Mengerikan Ini
• Duka Warga Boja Kendal: Ibu Tewas Membusuk, Kakak Beradik Nyaris Sebulan Cuma Minum Air Putih
• Polisi Ungkap Alasan Belum Tetapkan Chiko Jadi Tersangka Penyebar Konten Porno Meski Sudah Diperiksa
• Kronologi Kakak Beradik Tewas Terjebak di Lantai Dua saat Kebakaran Toko RJ Home Brebes
Dalam rumah itu, ditemukan dua anak Setianingsih, Putri (23) dan Intan (17) dalam kondisi lemas karena tak makan.
Wastoni menyebut jika anak almarhumah diduga sudah tahu jika Setianingsih meninggal dunia.
Namun kedua anak itu tak bilang ke tetangga karena menuruti pesan sang ibu.
Yaitu tak boleh minta tolong kepada warga.
“(Dua anak berada dekat ibu ) Iya, tapi lain ruangan. Kemudian anaknya itu, (ibu) meninggal, tahu, tahunya sudah (ibu) meninggal, ditutup dengan kain-kain. Dan pesan terakhir ibu, kalau ada apa-apa ndak usah ngomong dengan tetangga. Maka anaknya kepatuhan betul-betul, apa pesan dari ibu, tidak berani sambat sebut ke tetangga,” ucap Wastoni kepada Tribun Jateng.
Sementara itu, Wastoni mengatakan jika kehidupan sehari-hari Setianingsih normal saja.
"Kehidupan sebelum ini norma-normal aja, PKK ikut, pengajian ikut, memang dia tertutupnya, dia menjaga jangan merepotkan dengan tetangga lain, dia merasa bukan saudara sekandung (dengan warga), dia pendatang. Kecil hati untuk menyampaikan hal itu," ucapnya.
Warga sendiri sempat curiga karena rumah Setianingsih tidak dibuka.
Namun listrik masih dinyalakan saat magrib hingga jam 9 malam.
Wastoni juga menyebut jika anak korban masih keluar membeli kue sekitar tanggal 10 Oktober 2025.
"Ada warga yang mengetahui anak almarhum belanja kue untuk makan di dalam. Dan ibunya masih sempat makan, artinya informasi dari anak (meninggall) tanggal 4 kurang benar. Belinya kue sekitar tanggal 10, 11, 12. Anaknya menyampaikan meninggalnya 13 Oktober," ucap Wastoni.
Wastoni juga menanggapi kabar kedua anak almarhumah yang tidak makan hingga satu bulan.
Ia dan warga tidak menduga karena selama ini keluarga itu dianggap keluarga yang mampu.
"Kalau sampai tidak makan, warga tidak menduga, karena awalnya layaknya masyarakat mampu. Anaknya yang cerita, kalau belanja pakai becak motor, sebulan sekali,"
Suami Setianingsih sendiri sudah meninggal di Kalimantan tahun 2017 lalu.
"Dulu almarhum kerja di Kalimantan, dapat pensiunan, mungkin terbatas, mungkin sudah berhenti. Merasa berat dengan kehidupan, tapi tidak ada bicara dengan lingkungan," ucap kepala desa.
Sebelumnya, warga Dukuh Somopuro RT 7 RW 7 Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal digemparkan dengan penemuan mayat wanita paruh baya yang sudah membusuk.
Jasad wanita itu ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Sabtu (1/11/2025).
Setianingsih selama ini tinggal bersama dua anaknya, Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17).
Sedangkan sang suami sudah meninggal dunia di Kalimantan pada 2017 lalu.
Putri Setia Gita Pratiwi mengaku keluarganya hanya mengkonsumsi air putih sejak 4 Oktober hingga Setianingsih ditemukan meninggal.
Dia mengatakan, tetangganya juga tidak ada yang tahu kondisi rumah dalam rentang waktu tersebut.
"Minum air putih direbus pakai kompor sampai ibu meninggal. Tetangga tidak tahu, tahunya ya itu tanggal 1 November. Saya sama adik minum air," kata Putri.
Pemkab Turun tangan
Pemerintah Kabupaten Kendal langsung bergerak cepat memberikan bantuan jaminan masa depan bagi Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17).
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari pun langsung menjenguk kedua kakak beradik itu yang kini masih menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Boja.
Tika menambahkan, langkah pertama yang dilakukan ialah melakukan pendataan kepesertaan BPJS aktif. Hanya butuh waktu sehari, BPJS keduanya kini telah aktif dan sudah bisa digunakan.
"Sudah didaftarkan desa setempat dan sudah aktif dari kemarin. Kebetulan Kendal kan BPJS UHC. Alhamdulillah ini sudah bisa digunakan," sambungnya.
Selain pendataan kepesertaan BPJS, pihaknya juga akan menjamin kehidupan keduanya pasca menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Boja.
Kedua kakak adik itu akan ditempatkan di Panti Margi Utomo di Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
"Untuk yang Intan karena mengalami keterbelakangan mental, nanti ada perlakuan khusus, beda penanganan,"
"Sedangkan kakaknya nanti sambil diberi pelatihan khusus di sana untuk masa depannya. Misal menjahit atau bagaimana. Kita sudah koordinasi dengan Dinsos Jawa Tengah." ungkap Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari.
(*)
| Pilu Gadis 15 Tahun Ditakut-takuti Ada Ular di Perut, Pria Bejat Tawarkan Ritual Berujung Kehamilan |
|
|---|
| Duduk Perkara Materi Stand Up Pandji Pragiwaksono Singgung Masyarakat Toraja, Berujung Dilaporkan |
|
|---|
| Nasib 3 Artis Anggota DPR Nonaktif Uya Kuya, Eko Patrio dan Nafa Urbach Seusai Pembacaan Putusan MKD |
|
|---|
| Ini Waktu Terbaik untuk Melihat Bulan Supermoon Nanti Malam, Apa Dampaknya bagi Bumi? |
|
|---|
| Janji Mbah Tarman Kasus Mahar Cek Rp 3 Miliar ke 5 Perempuan Lain, Ditampung di 1 Rumah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251103_Kondisi-Putri-Setia-Gita-Pratiwi-di-rumah-sakit-Kendal_1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.