Tribunjateng Hari ini
Puluhan Warung Terimbas Tutupnya Pabrik Sritex, Juminah Tetap Jualan meski Sepi
Puluhan warung di sekitar Sritex tutup imbas pabrik garmen dan tekstil raksasa itu tak beroperasi.
Penulis: Moh Anhar | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Puluhan warung di sekitar pabrik Sritex tutup.
Pantauan TribunJateng.com, Sabtu (13/9) tampak puluhan warung yang berada di depan pintu masuk Sritex memilih tutup.
Pabrik Sritex yang tidak ada aktivitas apapun membuat puluhan pedagang memilih menutup warungnya.
Pasalnya, dulu warung tersebut ramai dibeli para pegawai pabrik Sritex. Namun, kini pegawai pabrik Sritex sudah tidak bekerja lagi di sana.
Juminah (44), penjual buah-buahan, mengaku sangat sepi. Padahal ia sudah berjualan di wilayah tersebut selama 13 tahun, yakni sejak tahun 2012.
Ia mengatakan, ketika pabrik Sritex masih aktif, setiap hari ia mendapat uang Rp 300 ribu. Namun, kini ia hanya mendapat Rp 100 ribu.
“Dapat Rp 100 ribu itu aja sekarang susah banget,” terangnya.
Juminah mengatakan, ia tetap berjualan lantaran sudah terlanjur menyewa kios.
“Sudah sewa kios, daripada sia-sia, mending buka warung dan terus jualan, berapapun hasilnya, saya mensyukuri,” terangnya.
Juminah mengatakan, puluhan kios yang tutup tersebut lantaran para pedagang memilih untuk pulang kampung.
“Sejak Sritex tidak beroperasi, usaha di sini sudah nggak nutup buat uang sewa dan penghasilannya,” ujarnya.
Sementara itu, Pardi (60), menyebutkan, ia sudah berjualan di warung dekat Sritex sejak 30 tahun lalu. Ia berjualan cilok, aneka minuman, dan membuka lahan parkir untuk karyawan Sritex. Untuk usahanya tersebut, ia menyewa dua kios dengan harga Rp 52 juta per tahun.
Namun, setelah pabrik Sritex tutup, ongkos sewa kios tersebut diturunkan oleh pemiliknya.
“Dulu sewa kios Rp 52 juta per tahun untuk 2 kios. Sekarang harga sewanya Rp 37 juta per tahun, jadi dapat diskon Rp 15 juta,” katanya.
Pardi mengatakan, ia nekat menyewa kios tersebut lantaran saat itu ada isu pabrik Sritex akan beroperasi lagi. Namun hingga kini belum ada kejelasan. Pardi mengaku akhir-akhir ini hanya mendapat Rp 100 ribu per hari.
Regulasi Lama Sudah Usang, KPK Dorong Pembaruan UU Tipikor: Banyak Modus Baru Korupsi |
![]() |
---|
Siti Tewas Setelah Terjebak di Kamar Mandi saat Rumahnya Terbakar |
![]() |
---|
Siap Tempur! Skuad PSIS Semarang Jalani Laga Perdana Pegadaian Championship 2025/2026 |
![]() |
---|
Kopda Feri Bertugas Cari Orang untuk Culik Kepala Cabang Bank BUMN |
![]() |
---|
Cuan Rp 5 Juta Per Bulan dari Ngoplos Elpiji Antarkan Warga Purbalingga ke Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.